Sukses

Yuk, Mulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan dengan Setor Sampah Anorganik di Waste Station Rekosistem

Gerakan keberlanjutan saat ini tiada henti digaungkan banyak pihak. Salah satu terwujud dalam kolaborasi Rekosistem dan Yayasan WWF Indonesia yang meresmikan Waste Station atau stasiun di area RDTX Place, Kuningan, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan keberlanjutan saat ini tiada henti digaungkan banyak pihak. Salah satu terwujud dalam kolaborasi Rekosistem dan Yayasan WWF Indonesia yang meresmikan Waste Station di area RDTX Place, Kuningan, Jakarta.

Chief Executive Officer dan Co-founder Rekosistem Ernest Layman menyampaikan hadirnya Waste Station berlandaskan semangat kolaborasi dalam mengelola sampah. Pihaknya percaya bahwa suatu hal yang besar lebih cepat dicapai bila bersama-sama organisasi atau pihak-pihak yang bermisi sama pula.

"Yayasan WWF Indonesia melalui program Plastic Smart Cities (PSC) mempunyai semangat yang sama untuk mengurangi pencemaran sampah plastik dengan menerapkan kebiasaan gaya hidup ramah lingkungan, yaitu memilah, mengelola, mengemas sampahnya untuk disetor," kata Ernest saat ditemui di Waste Station RDTX Place, Kuningan, Jakarta, Rabu, 5 Juli 2023.

Rekosistem, dikatakan Ernest punya insiatif pengelolaan sampah, yakni "Pilah, Kemas, Setor". Sedangkan dari Yayasan WWF Indonesia dengan Plastic Smart Cities untuk role model kota yang minim pencemaran sampah plastiknya.

Bukan tanpa alasan pula stasiun daur ulang dihadirkan di area RDTX Place. Ernest menjelaskan bahwa pemilihan lokasi Waste Station sendiri juga dilatarbelakangi oleh semangat kolaborasi.

Ia menjelaskan bahwa RDTX Group yang mengelola RDTX Place merupakan mitra gedung yang sampahnya dikelola sama Rekosistem. Dari kolaborasi yang sudah dijalankan, pihaknya merasa manfaat dari pengelolaan sampah hanya untuk gedung saja.

"Kita ingin bisa berkontribusi ke sekitar juga dengan menerapkan Waste Station di areanya RDTX Place. Dengan menerapkan ini tidak hanya sampah yang ada di gedung yang sudah dikolaborasikan, tapi sampah-sampah dari masyarakat sekitar di kelurahan ini bisa disetor dan dikelola," lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mekanisme Setor Sampah

Mekanisme menyetorkan sampah anorganik di Waste Station Rekosistem, dikatakan Ernest, prosesnya sederhana. Pihaknya menerapkan single-stream recycling atau pemilahan sampah dengan satu pintu untuk sampah-sampah anorganik terlebih dahulu.

"Sampah anorganik adalah sampah yang tidak bau, gampang disimpannya karena tidak basah, tapi berbahaya ke lingkungan, kita mulai dari itu dulu, sampah-sampah tersebut kita pisahkan, pilah, dan dikemas untuk bisa disetorkan ke Waste Station Rekosistem," terang Ernest.

Ia menyebut gaya hidup ramah lingkungan ini juga ditunjang dengan teknologi, yakni dari aplikasi. "Kalau milah dan setor tanpa aplikasi, kita akan tetap terima. Tujuan aplikasi ini biar ada langsung benefit tambahan," katanya.

Ernest menambahkan, "Benefit dari segi data, saya setor sudah berapa kilo hingga penghematan karbon emisi karena setiap mendaur ulang sampah, kita mengurangi penggunaan virgin material, karbon emisinya tinggi untuk produksi."

Selain itu, penggunaan aplikasi dalam setor sampah anorganik ini juga mendapatkan poin yang bisa ditukar dengan digital money.

3 dari 4 halaman

Bagaimana Caranya Setor Sampah?

Simak proses setor sampah anorganik di Waste Station melalui aplikasi Rekosistem:

  • Klik drop-in atau setor.
  • Pilih Waste Station terdekat.
  • Pilih setor berapa package.
  • Lalu dapat kode unik untuk mengetahui setoran milik siapa.
  • Ambil foto, lalu setor.

"Nanti data masuk sendiri, poinnya masuk otomatis," kata Ernest.

Kolaborasi Rekosistem dan Yayasan WWF Indonesia bertujuan untuk mengurangi sampah dari Jakarta yang berakhir di Sungai Ciliwung. Stasiun daur ulang Rekosistem hadir untuk mewujudkan pengurangan sampah plastik sebanyak 30 persen di DKI Jakarta.

"Target 30 persen karena itu merupakan target Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) di Perpres No. 97 Tahun 2017 yang menargetkan per 2025 area dan kawasan mandiri harus mengurangi sampah 30 persen sampah ke TPA," kata Ernest.

Ia pun menyebut sebelum 2025, ingin bisa mencapai target tersebut. "Cuma sebenarnya di area Rekosistem yang dikelola, sudah 30 persen sampah didaur ulang. Misalkan gedung-gedung yang bermitra sama Rekosistem sudah 30 persen sampahnya berkurang untuk area kawasan mandiri yang sudah dikelola Rekosistem sudah 30 persen berkurang," terangnya.

4 dari 4 halaman

Pilah, Kemas, Setorkan Sampah Anda

Ernest menjelaskan, "Awareness-nya itu sebenarnya bahwa kebiasan pilah, kemas, setor itu merupakan hal yang nyata bisa dijalankan. Sering kali orang itu skeptis 'ini solusi yang solusional enggak ya?' 'kalau sudah nanti dipilah, waktu diangkut dicampur lagi enggak ya?'."

Dikatakannya, dengan adanya Waste Station Rekosistem menjadi bukti nyata bahwa ada fasilitas-fasilitas yang menindaklanjuti setiap sampahnya. Juga, melibatkan penggunaan aplikasi dengan ragam informasi yang membuat kepercayaan publik muncul.

"Karena sampahnya ada kelanjutannya, karbon emisinya berapa, jenisnya apa saja," tuturnya.

Sampai saat ini telah tersebar 28 Waste Station dan Dropbox yang aktif beroperasi di beberapa provinsi di pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur. Pendirian Waste Station dan Dropbox diharapkan dapat meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang terpadu dan berkesinambungan di masa depan.

Pada Juli 2023, Rekosistem juga telah meluncurkan Waste Station baru di Museum Angkut, Kota Batu, yang diresmikan bersama Toyota Astra Motor serta Rekosistem Dropbox di Alun-Alun Gresik dan di Alun-Alun Mojokerto bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Kabupaten dan Kota setempat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini