Sukses

Toko Kedua DUMA Buka di Plaza Indonesia, Hadirkan Koleksi Sarimbit Ibu dan Anak

Lewat toko kedua di Plaza Indonesia, DUMA ingin menghadirkan pengalaman berbelanja yang nyaman, baik untuk ibu maupun anak.

Liputan6.com, Jakarta - Hangat, kesan itu yang paling terasa dari flagship store kedua DUMA, label fesyen lokal yang diluncurkan sejak 2015. Tepat di hari ulang tahun ke-496 tahun Jakarta, yakni Kamis (22/6/2023), brand yang didirikan oleh Eunike Sariaatmadja dan Natasha Midori itu membuka cabangnya di Plaza Indonesia, lantai 4, Jakarta.

Arealnya yang tidak terlalu luas itu ditata apik tanpa banyak pernak-pernik. Penataan letaknya memperhatikan alur gerak pelanggan yang melihat-lihat. Toko tersebut didominasi oleh warna cokelat tanah, berpadu dengan lantai warna putih gading.

"Kita benar-benar focus on simplicity dan welcoming vibe. Kayak orang datang, nyaman, dan pengen belanja aja. Kita benar-benar highlight the product, without a lot of accent atau aksesori," kata Midori, co-founder DUMA, ditemui Liputan6.com, di sela grand opening toko tersebut.

Konsep tersebut, sambung dia, masih berkesinambungan dengan toko fisik pertama DUMA yang berlokasi di Jalan Jenggala, Jakarta Selatan. Suasananya dipertahankan agar sama dengan toko sebelumnya, tetapi karakternya dibedakan. Begitu pula dengan koleksi yang ditawarkan.

"Setiap store kita punya exclusive pieces. Yang ada di Plaza Indonesia, tidak ada di Jenggala, dan yang ada di Jenggala, tidak ada di Plaza Indonesia," ucapnya.

Untuk pembukaan toko itu, ia menyebut ada sekitar 12--15 SKU produk eksklusif yang dijual di Plaza Indonesia. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan koleksi terlaris mereka. "Stok yang orang udah pengen banget beli lagi, kita masukin semua di Plaza Indonesia," ucapnya.

Rangkaian koleksi itu dirancang agar modelnya simpel. "Kita pengen baju kita timeless, bisa dipakai terus, terus, terus, enggak cuma sekali saja," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tingkatkan Kualitas Material dan Ragam Koleksi

Selain model, pihaknya juga memerhatikan perihal material yang digunakan. Midori menyebut DUMA tahun ini fokus dalam meningkatkan kualitas material yang digunakan. 

"Banyak material yang kita pakai itu made in Indonesia. Ada juga made in Jepang, dan made in Korea. Kita fokus di tiga itu. Kita mainnya di knit dan cotton," ia menerangkan.

Katun jelas dipilih karena dianggap ideal menyerap keringat dan tidak gerah untuk dipakai di Indonesia yang panas dan lembap. Sementara, knit alias rajut merupakan material khas yang menjadi DNA DUMA.

 "Kita make sure bahannya cocok dengan udara Indonesia. Kita cobain dulu, do research dulu, orang sukanya apa. Memang, walaupun di Indonesia humid, tapi majority orang pada di indoor. Jadi, masih aman," ucapnya beralasan.

Itu, kata dia, terlihat dari minat para konsumen di Plaza Indonesia. Selama tiga hari soft opening, Midori mengaku tokonya lumayan ramai pengunjung walau pembukaan belum diumumkan secara resmi.

Di toko itu pula, pihaknya menyiapkan seksi khusus untuk koleksi anak yang motif atau modelnya seragam dengan ibu. "Kita memang suka buat sesuatu yang bisa dipakai ibu dan anak karena memang siapa enggak mau kembar sama anaknya, kan? Kita lumayan cater kebutuhan ibu dan anak," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Pembukaan Toko Pertama

Sebelumnya, Eunike dan Midori, founder dan co-founder Duma, memberanikan diri membuka flagship store pertama mereka di Jalan Jenggala II, Senopati, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 28 Juli 2028. Keputusan diambil setelah selama tiga tahun fokus berbisnis online.

Flagship store tersebut menjadi representatif rancangan Duma yang modern, simpel, dan segar. "Awalnya memang mau fokus di online saja. Tapi kami ingin memberi experience berbeda, karena kalau belanja di toko bisa ngobrol dan sekalian represent brand Duma," ujar Midori, saat pembukaan.

Dia menjelaskan flagship store Duma itu menawarkan tiga section area yang terdiri dari front, main area, dan kafe. Berkolaborasi dengan lima brand lokal seperti Tyaga Goods (Marble Home Goods) dan Manakala Living (CLay Home Goods), Floweretti (Home Decoration), Mader Official (shoes), dan Sagemaya (bags).

"Konsepnya Construct and Balance. Jadi netral tapi ada twist dengan detail- detail yang unik. Yang terpenting konsumen merasakan hommy dan friendly," jelas Natasha.

Terlihat desain clean dan modern dengan ornamen artsy. Seperti chandelier unik berwarna pastel dan instalasi unik. Dia mengungkapkan, tak menutup kemungkinan jika interior juga terus diperbarui mengikuti tren yang sedang hype.

"Chandelier jadi instalasi utama yang mewakili brand Duma terinspirasi dari Alexander Calder. Menampilkan basic shape seperti segitiga, kotak yang merepresentasikan Duma yang menampilkan desain basic dan modern," ujar VM Marshella Jastine.

4 dari 4 halaman

Tips Merawat Bahan Rajut

Baju rajut akan tampak cantik dan elegan saat digunakan pertama kali. Beda halnya jika dipakai berulang kali, Anda perlu mengaplikasikan perawatan yang tepat agar tidak mudah rusak dan terlihat lusuh. Mengutip Fimela.com, berikut tips mudah merawat baju berbahan rajut.

Cuci Baju

Pastikan mencuci baju rajut dengan tangan dan air dingin. Hal ini bisa membuat baju berbahan rajut tetap awet dan cantik. Hindari mencuci menggunakan mesin cuci karena bisa membuat baju menjadi menyusut dan rusak. Saat mencuci, pastikan pula untuk memisahkan baju berbahan rajut dengan baju berbahan lain.

Setrika

Ketika Anda ingin menyetrika baju rajut, usahakan untuk menggunakan suhu yang tidak terlalu panas. Suhu yang terlalu panas bisa membuat baju mudah rusak dan warnanya cepat memudar. Selain itu, suhu yang terlalu panas akan membuat baju berbahan rajut menyusut.

Benang Putus

Ketika ada salah satu benang baju rajut terputus, usahakan untuk tidak menariknya. Menarik benang yang terlepas justru bisa membuat baju menjadi rusak dan tidak cantik lagi. Sematkan benang yang terlepas dengan jarum di dalam baju Anda.

Menjemur Baju

Usahakan untuk tidak menjemur baju pada sinar matahari langsung. Cukup menjemur di tempat yang terbuka namun cukup angin agar baju bisa kering tetapi warna baju tidak luntur.

Menyimpan Baju Rajut

Agar baju rajut tetap awet, hindari menyimpan baju rajut dengan digantung. Lipat baju rajut dengan rapi dan letakkan di dalam lemari. Usahakan lemari tidak terlalu lembab agar baju rajut dan baju lainnya tidak bau apek.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.