Sukses

Aktivis Lingkungan Hitamkan Air Mancur Trevi di Roma, Protes Banjir Dahsyat di Italia

Sekitar 10 aktivis dari kelompok iklim Ultima Generazione (Generasi Terakhir) memasuki air mancur ikonik Roma itu dengan membawa spanduk bertuliskan "Jangan bayar untuk kampanye fosil mengingat apa yang terjadi di Emilia Romagna."

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok aktivis perubahan iklim mengubah air biru Air Mancur Trevi di Roma, Italia menjadi hitam dengan arang yang diencerkan pada Minggu, 21 Mei 2023.

Dikutip dari CNN pada Selasa, 23 Mei 2023, sekitar 10 aktivis dari kelompok iklim Ultima Generazione (Generasi Terakhir) memasuki air mancur ikonik Roma itu dengan membawa spanduk bertuliskan "Jangan bayar untuk kampanye fosil mengingat apa yang terjadi di Emilia Romagna." 

Hal ini mengacu pada banjir mematikan yang terjadi baru-baru ini di daerah Emilia Romagna, bagian di utara Italia yang menurut beberapa ahli berkaitan dengan krisis iklim. "Negara kita sekarat," bunyi spanduk lainnya. Menyusul aksi penghitaman air mancur tersebut, seluruh aktivis ditangkap dan dihadapkan pada tuduhan perusakan, menurut polisi Roma.

Luisa Regimenti, anggota dewan personel, keamanan kota, kepolisian, dan pemerintah di wilayah Lazio yang mencakup kota Roma, mengutuk tindakan tersebut. Dalam pernyataan tertulisnya, ia menyebutnya sebagai "aksi demonstratif eko-vandalisme yang kesekian" yang berdampak pada "simbol Roma yang dikenal di seluruh dunia."

Ia menyebutnya sebagai "serbuan yang tidak bertanggung jawab" dan mengatakan bahwa mengubah warna air mancur itu adalah "tindakan serius, eskalasi yang mengkhawatirkan yang harus dihentikan dengan adanya rencana keamanan untuk monumen dan karya seni yang paling berisiko di Roma dan Lazio."

Dalam cuitannya yang diunggah di Twitter, Wali Kota Roma Roberto Gualtieri menulis, "Serangan absurd terhadap warisan kesenian kami sudah cukup. Hari ini, #FontanadiTrevi dicemari. Untuk mengembalikannya seperti semula itu kompleks dan memerlukan biaya yang besar, berharap tidak ada kerusakan permanen. Saya mengajak aktivis untuk berkompetisi di medan perdebatan tanpa mengancam keberadaan monumen."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Protes Ketiga Dengan Cara Hitamkan Air Mancur

Wali Kota Roma memberitahu media lokal di lokasi kejadian bahwa air mancur dengan kapasitas 300.000 liter itu harus dikosongkan dan air yang telah diwarnai harus dibuang. "Ini akan melibatkan intervensi yang signifikan. Ini akan membutuhkan waktu, upaya, dan air."

Ini adalah kali ketiga aktivis Ultima Generazione menuangkan arang di beberapa air mancur terkenal di Roma. Pada Mei, mereka membuang arang di Fountain of the Four Rivers di Piazza Navona, dan pada bulan April 2023 mereka mengincar air mancur Barcaccia di Spanish Steps. Kelompok ini telah mengaku bertanggung jawab dalam setiap insiden.

Kelompok tersebut mengunggah cuitan pada 21 Mei 2023 yang berbunyi, "Arang di Air Mancur Trevi". Mereka menambahkan, "1 dari 4 rumah di Italia rentan terhadap banjir. Berapa lama lagi kita harus menunggu pemerintah mengambil tindakan nyata?"

Dikutip dari CBS News, Ultima Generazione mengatakan dalam siaran pers bahwa setelah protes tersebut polisi "langsung bertindak" dan menangkap para aktivis dalam waktu 15 menit setelah demonstrasi.

3 dari 4 halaman

Gaungkan Bahaya Bahan Bakar Fosil bagi Krisis Iklim

Salah satu pengunjuk rasa, Mattia (19), mengatakan dalam siaran pers bahwa mereka memutuskan untuk berpartisipasi karena "tragedi mengerikan" banjir di Italia utara. "(Ini adalah) peringatan tentang masa depan suram yang menanti umat manusia, yang terdiri dari kekeringan bergantian dengan banjir yang semakin sering dan hebat," katanya. 

"Satu-satunya cara untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan menghentikan emisi yang terkait dengan bahan bakar fosil. Pemerintah kita, di sisi lain, terus memberikan pendanaan publik kepada industri bahan bakar fosil sebesar puluhan miliar euro setiap tahun,” sambungnya.

Alasan diadakannya protes ini juga terkait dengan pengumuman Organisasi Meteorologi Dunia minggu lalu bahwa planet ini saat ini sangat mungkin melampaui kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius dalam lima tahun mendatang. 

Ambang batas tersebut merupakan tonggak yang telah lama diingatkan oleh para ilmuwan. Ketika kenaikan suhu terjadi secara teratur sampai mencapai 1,5 derajat, dunia kemungkinan akan mengalami gelombang panas, kekeringan, dan banjir yang lebih sering dan parah.

4 dari 4 halaman

“Tidak Ada Kerusakan”

Ultima Generazione mengatakan bahwa "tidak ada kerusakan" yang dilakukan terhadap air mancur, dan juga tidak ada kerusakan yang dilakukan terhadap lokasi-lokasi protes sebelumnya yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Namun, yang telah hancur, kata mereka, adalah "warisan budaya di Emilia-Romagna."

Dalam kesempatan lain, beberapa kelompok iklim mengkritik pemerintah Italia karena tidak siap menghadapi perubahan iklim setelah banjir di Emilia-Romagna, Italia utara yang menewaskan setidaknya 14 orang dan mengungsikan lebih dari 36.000 orang. 

Asosiasi aktivis lingkungan Italia, Legambiente, dalam siaran pers pada Kamis, 18 Mei 2023, menyampaikan, "(Krisis iklim) mempengaruhi wilayah-wilayah dengan peristiwa ekstrem yang semakin intens, dengan risiko terhadap kehidupan manusia, serta dampak terhadap lingkungan dan ekonomi. Dan sekali lagi, Italia terbukti tidak siap."

Secara nasional, sekitar seperempat dari semua rumah di Italia berisiko terkena banjir, dengan kerusakan total yang diperkirakan mencapai sekitar tiga miliar euro setiap tahunnya, demikian disebutkan oleh kelompok tersebut mengutip sebuah studi terbaru dari Bank Italia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini