Sukses

Tren dan Dampak Tradisi Potluck di Indonesia

Tradisi potluck atau makan bersama hampir sana dengan kebiasaan orang Indonesia seperti Botram di masyarakat Sunda.

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan nongkrong atau berkumpul bersama teman tidak harus dilakukan di kafe atau restoran. Ada satu cara menarik lainnya, yaitu potluck, yaitu suatu kegiatan yang mengharuskan setiap pesertanya berkumpul serta membawa makanan sendiri.

Biasanya, acara ini dilakukan di tempat kerja atau dibarengi dengan piknik di tempat terbuka atau outdoor. Melansir berbgai sumber, potluck yang kabarnya berasal dari Amerika Serikat adalah suatu kegiatan atau acara di mana setiap orang atau sekelompok orang berkumpul bersama untuk menyediakan makanan dan minuman yang bisa dimakan bersama-sama.

Dari segi bahasa, potluck artinya seadanya. Bawalah nasi, lauk pauk, sayuran, peralatan makan, makanan ringan, buah-buahan, minuman, dan masih banyak lagi.  Peserta bebas membawa sendiri, sehingga kegiatan makan bersama ini terasa santai dan menyenangkan.

Meski tren ini berasal dari Amerika, potluck bisa dibilang punya kesamaan dengan tradisi makan bersama di Indonesia. Menurut Yusar seorang sosiolog, tradisi potluck atau makan bersama hampir sana dengan kebiasaan orang Indonesia. Botram misalnya, cukup dikenal pada masyarakat Sunda dan serupa dengan potluck, yakni masing-masing membawa makanan yang berbeda untuk dimakan bersama.

"Saya kira, etnis-etnis di Indonesia juga memiliki pola kebiasan urun makanan karena sifat budayanya yang komunal. Hanya saja peristilahannya mungkin tidak begitu dikenal secara luas atau hanya dipahami oleh golongan etnisnya saja," terang Yusar lewat pesan pada Liputan6.com, Jumat, 17 Maret 2023.

Yusar menambahkan, aktivitas urun makanan ini tidak terbatas pada siapa yang melakukannya. Potluck bisa dilakukan dalam keluarga besar, lingkungan pertetanggaan, maupun antar rekan kerja. Hanya saja jika diurutkan, di atas kertas potluck paling mungkin terjadi di lingkungan rekan kerja; karena intensitas pertemuan yang lebih tinggi daripada pertetanggaan ataupun keluarga besar.

"Dari intensitas tersebut, ikatan emosional atau keakraban dalam lingkungan rekan kerja lebih terjalin. Hal ini juga sering saya saksikan atau bahkan saya ikut urun makanan juga saat berada di lingkungan kerja," ujarnya.

"Secara umum potluck lebih sering dilakukan oleh perempuan, khususnya ibu-ibu. Bisa dipahami karena ibu-ibu merupakan “penanggung jawab” menu makanan di keluarganya, maka mereka memiliki “modal” untuk melakukan potluck daripada laki-laki atau bapak-bapak," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Susun Rencana Sebelum Acara Potluck

Manfaat dari potluck ini menurut Yusar, baik dalam keluarga besar, pertetanggaan, maupun lingkungan kerja adalah rekreasi atau hiburan. Selain itu, potluck juga bisa menguatkan ikatan atau kohesivitas di antara individu-individu yang terlibat; dalam potluck.

Tentu saja tidak hanya aktivitas makan saja yang terjadi namun ada komunikasi saat makan bersama. Juga dapat dimaknai bahwa potluck merupakan suatu bentuk komunikasi dari sebuah aktivitas perencanaan, pembagian tugas, dan pelaksanaan kerja.

"Dari yang saya amati, sebelum melakukan potluck, individu-individu menyusun rencana bahwasanya mereka akan membawa makanan yang berbeda-beda (dari rumah masing-masing), menyepakati pembagian tugas membawa jenis makanan, dan muaranya adalah makan bersama. Jadi di dalam potluck tersebut ada semacam kegiatan sistem mikro-managemen," tuturnya.

Menurut Yusar, tren dan tradisi potluck adalah hal yang positif. Agar kemasannya menarik bisa dengan tempat yang memang cocok untuk potluck. Dengan cara piknik di alam terbuka akan membuat potluck lebih menarik. Potluck pada acara arisan , lanjut Yusar, bisa membuat acara arisan menjadi lebih meriah.

Sejauh pengamatan sosiolog dari Universitas Padjajaran ini, potluck sedikit banyak berpengaruh juga pada usaha kuliner. Maksudnya sering kali dalam urun makanan tersebut tidak betul-betul membawa masakan rumah tetapi sering ditambahi dengan membeli makanan dari penjual makanan.

 

3 dari 4 halaman

Fungsi Sosial

"Namun jika pengaruhnya berupa kerugian terhadap usaha kuliner, saya kira tidak berpengaruh karena potluck bukan aktivitas harian dan sifatnya trivial," ucap Yusar. "Sebaliknya jika pelaku bisnis kuliner mengembangkan kreativitasnya misalnya membuka layanan makanan atau menu potluck, sangat mungkin akan menguntungkan bagi pelaku usaha kuliner tersebut," tambahnya.

Sementara itu menurut Santhi Serad, seorang chef sekaligus kurator kuliner, tradisi potluck hadir di Indonesia karena makanan bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan hidup tapi juga fungsi sosial.

Makanan sebagai fungsi komunikasi, makanan dapat menyatukan banyak orang, dapat diartikan non verbal seperti makan bersama keluarga maupun teman

Santhi mengatakan, potluck masih jadi tren dan digemari, apalagi setelah pandemi mulai reda, bisa menjadi ajang ketemuan dengan teman-teman dan saudara sambil makan. "Biasanya acara reunian juga diisi dengan makan-makan dan potluck,” kata pendiri komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) ini.

"Awal ACMI membuat potluck pada tahun 2012. Kami meminta teman-teman membawa hasil masakan masing-masing untuk dihidangkan dan dinikmati bersama," kenangnya pada Liputan6.com, Jumat, 17 Maret 2023.

 

4 dari 4 halaman

Sisi Positif Potluck

Waktu itu ACMI rutin mengadakan potluck dengan tujuan untuk lebih kenal teman-teman baru yang punya passion masak dan tentunya untuk melihat keragaman makanan dan minuman tradisional

"Kalau saya lihat yang melakukan potluck itu biasanya di lingkungan kerja, ibu-ibu arisan, reunian, komunitas, dan tentunya teman-teman dekat,” lanjutnya.

Tak sekadar berkumpul dan makan bersama, Santhi menambahkan tradisi potluck punya sejumlah sisi positif. Salah satunya adalah kebersamaan. Dengan potluck kita bisa berbagi makanan dengan teman atau keluarga, dan bisa mempromosikan suatu makanan secara tidak langsung

Santhi pun membagikan tips dalam membuat acara potluck.“Bisa dengan menentukan makanan yang tematik. Contohnya bisa dengan tema aneka soto, aneka jajanan tradisional, makanan fermentasi, olahan memakai kecombrang, olahan memakai Sorgum, atau makanan serba kukus. Jadi banyak tema yang bisa dibuat,” terang Santhi.

Potluck juga bisa berpengaruh pada usaha kuliner, terutama bila digelar di kafe atau restorab. "Potluck biasanya dilakukan di rumah, kantor, tempat rekreasi. Jika dilakukan di restoran, bisa tidak secara langsung mempromosikan restoran tersebut," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.