Sukses

Viral Anak Sebut Ibunya Bodoh Hanya karena Tidak Tahu Topping Biscoff untuk Es Krim

Anak yang mencela ibunya karena tidak tahu topping biscoff ini disebut telah berusia belasan tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video di TikTok tentang seorang anak yang meledek ibunya karena tidak tahu topping biscoff jadi sorotan warganet. Di rekaman tersebut, pemilik akun @juitailiyana menceritakan kunjungan seorang ibu dan anak ke sebuah kedai es krim di Malaysia. 

Dalam unggahannya, Juita, yang merupakan staf kedai es krim tersebut, menulis, ketika sedang memesan es krim, si ibu bertanya mengenai pilihan topping dan meminta rekomendasi topping. Ia pun merekomendasikan topping biscoff, tapi sang ibu ternyata tidak mengerti apa itu biscoff.

Melansir mStar, Senin, 9 Januari 2023, Juita pun menjelaskan dengan ramah pada si ibu. "Jadi, saya terangkan topping biscoff itu rasanya sedikit seperti karamel dan agak berlemak," tulisnya.

Selesai dirinya menjelaskan, tiba-tiba si anak meledek ibunya dengan mengatakan, "Ibu ini bodoh ya. Biscoff aja enggak tahu," tulis Juita dalam keterangan video TikTok-nya.

Perkataan tersebut membuat sang ibu jadi kecewa sehingga Ia meninggalkan anaknya di dalam kedai es krim sendirian.  "Pasti ibunya malu itu," tambah si pemilik akun.

Terkait hal ini, Juita sempat menyebutkan di kolom keterangan bahwa anak tersebut sudah berada di usia belasan tahun dan tidak mungkin tidak paham mengenai adab berbicara dengan sopan pada orangtua. Video ini viral di TikTok dan telah disukai 11 ribu warganet dan mendapatkan 343 komentar ketika artikel ini ditulis.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Komentar Warganet

Video unggahan Juita viral di TikTok dan mendapat perhatian dari para pengguna. Mayoritas komentar merasa iba pada sang ibu yang telah diperlakukan tidak baik oleh anaknya.

"Orangtua mana tahu makanan yang zaman sekarang ini, sama lah seperti ibu saya tapi tidak sampai hati meledek ibu seperti itu," ujar salah satu akun. "Kasian si ibu," tulis pengguna lain yang kemudian dibalas Juita dengan mengungkap bahwa dirinya juga merasa serba salah saat kejadian itu.

“Ya Allah, aku pun tak pernah panggil ibuku seperti itu," tulis akun lain.

Komentar lain menyebutkan bahwa seharusnya anak tersebut lebih menghargai orangtua dan besyukur ketika ibunya masih hidup. "Hargailah dik selagi ibu adik masih ada. Saya kehilangan ibu saya saat masa kecil, hargai lah masa-masa bersama," komentar pengguna lain.

“Saya sempat merasakan kasih sayang seorang ibu hanya 13 tahun saja, hargailah selagi masih ada," imbuh seorang warganet, sementara ada juga uang berkomentar, “Walaupun anak kecil, tapi itu ibu, dia tetap salah dengan ibunya."

3 dari 4 halaman

Tips Parenting Anak Remaja

Jadi orangtua memang tidak mudah. Ada beberapa hal tidak terduga yang terjadi pada anak, termasuk di usia remaja, seperti kasus di atas. Tahun-tahun remaja bisa sangat sulit karena pada umur ini mereka dapat berperilaku labil.

Ketika terlibat konflik dengan anak remaja, orangtua harus tetap tenang dan mendengarkan sudut pandang anak, kemudian putuskan mana yang pantas untuk dilakukan dan mana yang tidak.

Melansir Newport Academy, 9 Januari 2022, Anda disarankan menghabiskan waktu bersama. Anda bisa mengadakan pertemuan keluarga bulanan untuk membahas lebih lanjut bagaimana keadaan dan konflik yang sedang terjadi, serta cara menyelesaikannya. 

Tips selanjutnya, Anda bisa membatasi penggunaan media sosial yang berlebihan karena dapat berdampak negatif pada anak remaja Anda. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa media sosial memicu reaksi adiktif.

Dalam hal ini, orangtua dapat menetapkan batasan berapa banyak waktu yang dihabiskan anak remaja di ponsel mereka, termasuk pemilihan konten yang mereka tonton. 

4 dari 4 halaman

Tips Mengatur Emosi Anak

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan sifat labil yang dimiliki remaja, mereka rentan memiliki tingkat emosi yang tinggi. Melansirgoodtherapy.org, mengelola emosi pada remaja jadi salah satu keterampilan hidup yang terpenting yang dapat dikembangkan seseorang.

Salah satu hal yang perlu dikembangkan dalam mengelola emosi adalah kemampuan mengidentifikasi perasaan. Terkadang, remaja merasa sulit membiarkan diri mereka tahu apa yang mereka rasakan, atau mungkin mereka tidak tahu bagaimana mengidentifikasi perasaan mereka. 

Menurut The Good Theraphy, remaja perlu memperhatikan self-talk, yaitu hal apa yang mereka katakan pada diri sendiri rentang perasaan mereka. Pasalnya, self-talk sangat kuat dan kebanyakan dari remaja lebih banyak terlibat dalam self-talk negatif daripada self-talk positif.

Pada usia remaja, mengekspresikan perasaan merupakan hal yang perlu, baik perasaan negatif atau positif. Anak remaja dapat mengungkapkannya menggunakan teknik yang tidak akan merugikan mereka atau orang lain, seperti menulis, mengekspresikan lewat lukisan, bahkan menangis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.