Sukses

Studi Kaitkan Vaksinasi Covid-19 dengan Perubahan Siklus Menstruasi

Wanita yang mendapat vaksin Covid-19 melaporkan siklus menstruasi terjadi sedikit lebih lama.

Liputan6.com, Jakarta - Wanita yang mendapat vaksin COVID-19 melaporkan siklus menstruasi terjadi sedikit lebih lama. Namun perubahan bersifat sementara, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal BMJ Medicine.

"Dibandingkan dengan kelompok yang tidak melakukan vaksinasi, individu yang divaksinasi memiliki peningkatan panjang siklus menstruasi yang disesuaikan kurang dari satu hari dengan dosis vaksin pertama dan kedua," tulis penulis penelitian, dari universitas di Oregon, Massachusetts, London dan Edinburgh dikutip dari CNN, Minggu (2/10/2022).

"Individu yang menerima dua dosis vaksin COVID-19 dalam satu siklus memiliki peningkatan panjang siklus yang disesuaikan 3,70 hari dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi," tambah laporan tersebut.

Kelompok yang melakukan vaksinasi mengalami perubahan panjang siklus sekitar 0,71 hari setelah dosis vaksin pertama mereka, kata para penulis. Ada juga "peningkatan signifikan" yang dicatat dalam tingkat responden yang mengalami peningkatan lebih dari delapan hari dalam panjang siklus mereka, kata penulis, menemukan 13,5 persen dari individu yang divaksinasi dan 5 persen dari peserta yang tidak divaksinasi melaporkan hal ini.

"Kami tidak menemukan perbedaan dalam panjang menstruasi pada kelompok individu yang divaksinasi, dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi," kata penelitian tersebut. 

Perubahan pada panjang siklus tidak tetap dalam siklus setelah vaksinasi, kata penulis - selain pada kelompok yang menerima dua dosis dalam satu siklus. Perubahannya tampak serupa terlepas dari vaksin mana yang didapat seseorang. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jenis Vaksin Beragam

Para penulis mengamati hampir 20 ribu orang, mewakili lebih dari 250.000 siklus, yang mencatat data mereka menggunakan aplikasi Siklus Alami antara 1 Oktober 2020 dan 7 November 2021. Untuk kelompok yang divaksinasi, mereka melihat tiga siklus pravaksin dan setidaknya Covid pertama. Untuk yang tidak divaksinasi, mereka memasukkan empat hingga enam siklus dari periode waktu yang sama.

Pesertanya berasal dari sejumlah negara, namun kebanyakan dari Eropa dan AS serta Kanada. Hampir dua pertiga dari 15 ribu peserta yang divaksinasi telah menerima vaksin Pfizer/BioNTech, meskipun peserta juga telah menerima antara lain vaksin Johnson & Johnson, Moderna dan Oxford-AstraZeneca.

"Temuan ini memberikan informasi tambahan untuk konseling perempuan tentang apa yang diharapkan setelah vaksinasi,"kata Dr. Diana Bianchi, direktur Institut Kesehatan Nasional Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD). Penelitian ini memang memiliki beberapa keterbatasan, kata para penulis, termasuk bahwa orang yang menggunakan kontrasepsi hormonal bukan peserta.

Para peneliti terbatas dalam jumlah siklus pasca vaksin dan mereka tidak dapat menjelaskan efek infeksi potensial pada peserta. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang diterbitkan oleh kelompok peneliti yang sama yang berfokus pada wanita di AS.

3 dari 4 halaman

Urutan Siklus Menstruasi

Dikutip dari kanal Hot Liputan6.com, Sabtu 15 September 2022, berikut rutan siklus menstruasi:

- Fase menstruasi

Fase menstruasi adalah luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar hormon seks. Hal ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1 sampai 7.

- Fase pra-ovulasi

Fase pra-ovulasi yaitu masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai 13.

- Fase ovulasi

Masa subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita di mana sel telur yang matang siap untuk dibuahi. Menurut beberapa literatur, masa subur adalah 14 hari sebelum haid selanjutnya. Apabila wanita tersebut melakukan hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka kemungkinan terjadi kehamilan. Beberapa metode dalam menentukan masa subur dapat dilihat dengan beberapa cara, yaitu dengan mengenali perubahan periode menstruasi, perubahan lendir servik, dan perubahan suhu basal tubuh.

- Fase pascaovulasi.

Fase ini merupakan masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks dalam tubuh akan berulang dan terjadi fase menstruasi kembali.  

4 dari 4 halaman

Penyebab Telat Menstruasi

Stres

Stres membawa pengaruh siklus menstruasi. Bagi seseorang yang tengah banyak beban pikiran biasanya berdampak terhadap waktu menstruasinya. Hal ini disebabkan stres memengaruhi perubahan hormon dan hipotalamus. Apabila merasa sedang stres kemudian menstruasi terlambat, coba lakukan meditasi. Tenangkan diri, ubah gaya hidup, dan hilangkan penyebab stres ini. 

Obesitas

Penyebab menstruasi telat berikutnya yaitu obesitas. Indeks massa tubuh wanita obesitas, yakni 25-30 yang akan mengalami keterlambatan ini. Wanita yang memiliki berat badan berlebihan akan mengalami perubahan hormon. Perubahan hormon inilah yang kemudian membuat menstruasi terlambat.

Merokok

Merokok jadi penyebab menstruasi telat yang harus kamu hindari. Hal ini berkaitan erat dengan zat-zat berbahaya di dalamnya. Contohnya saja seperti nikotin. Nikotin dapat memengaruhi hormon estrogen dan progesteron. Jadi, tidak heran jika pengaruhnya dapat mengganggu dan menyebabkan keterlambatan menstruasi.

Olahraga Berlebihan

Olahraga termasuk baik untuk kesehatan, tapi jika dilakukan secara berlebihan akan berdampak buruk terhadap kesehatan. Olahraga yang dilakukan berlebihan bisa memengaruhi fisik dan juga hormon sehingga menstruasi jadi sering terlambat.

Obat-obatan

Ada beberapa obat yang sebenarnya akan menjadi penyebab haid telat. Obat-obatan meliputi antidepresan, antipsikotik, obat tiroid, antikonvulsan, dan obat kemoterapi. Jadi, lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mulai mengonsumsinya. Agar dokter juga bisa mengganti obat lain yang tidak mengganggu menstruasi.

Menopause Dini

Menopause akan dialami wanita dengan rentang usia antara 45 hingga 55 tahun. Namun, ada juga wanita yang mengalaminya pada usia 40 tahun, kondisi seperti ini disebut dengan menopause dini. Hal ini tidak hanya menjadi penyebab menstruasi telat, tetapi juga tanda pelepasan sel telur terhenti.

Alat Kontrasepsi

Pil KB mengandung hormon estrogen dan progestin. Hormon tersebut yang dapat mencegah ovarium melepaskan sel telur. Setelah melakukan KB, sebagian wanita akan mengalami haid teratur lagi setelah enam bulan kemudian. Hal ini berlaku juga untuk program KB yang ditanam dan disuntikkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.