Sukses

Heboh Balita Diajak Mendaki Gunung Soputan dan Tersesat, Simak Risiko yang Bisa Terjadi

Balita yang naik Gunung Soputan bersama orangtuanya itu mengalami hipotermia sehingga langsung mendapatkan perawatan khusus.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang balita berusia tiga tahun bernama Muhammad Gifari menjadi satu dari delapan pendaki yang tersesat saat mendaki Gunung Soputan, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Minggu, 25 September 2022. Beruntung, Tim SAR gabungan menemukan delapan pendaki yang tersesat saat akan turun dari Gunung Soputan pada Senin, 26 September 2022, dalam keadaan selamat.

Melansir Antara, Gifari yang baru berusia tiga tahun ikut tersesat selama dua hari di gunung saat dibawa mendaki oleh orangtuanya. Ia pun mengalami hipotermia sehingga langsung mendapatkan perawatan khusus. Sedangkan pendaki lainnya termasuk orangtua balita tersebut ditemukan dalam kondisi sehat.

Hipotermia sendiri merupakan penurunan suhu tubuh secara drastis yang berpotensi berbahaya. Penyebab yang paling umum adalah berada di lingkungan bersuhu dingin dalam waktu yang lama.

Heboh balita kena hipotermia saat mendaki gunung mendapatkan tanggapan luas dari warganet. Kabar ini pun sampai dikomentari oleh penyanyi Fiersa Besari yang juga seorang penggia kegiatan alam. Lalu muncul pertanyaan usia berapa bayi atau balita boleh naik gunung?

Fiersa yang senang mendaki gunung, juga menyatakan pendapatnya bahwa ia sempat bercita-cita membawa anak mendaki. Akan tetapi, setelah punya anak, ia mengaku impian itu hilang seketika karena ia lebih ingin melindungi anak daripada untuk memuaskan keinginannya.

"Dulu, sebelum punya anak, saya juga bercita-cita membawa anak mendaki. Tapi, ketika Neng Kinasih lahir, impian itu hilang seketika. Mungkin karena saya over protective. Anak harus saya lindungi, bukan malah memuaskan ego pribadi," tulis Fiersa Besari dalam cuitannya di Twitter, Selasa, 27 September 2022.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Risiko Besar

Menurut ayah satu anak itu, meski mendaki gunung bersama kedua orangtuanya, namun tidak lantas menghilangkan risiko bahaya tinggi dari kegiatan luar ruangan seperti ke gunung. "Patut diingat, kegiatan di alam terbuka memiliki risiko besar. Membawa balita ke hutan, berarti harus siap dengan segala kemungkinan buruk. Sekiranya tidak siap, jangan," sambung Fiersa.

Banyak yang menanggapi status Fiersa Besari ini dengan anjuran agar mengajak anak ke tempat hiburan yang lebih aman saja. "Minimal ajak camping aja cukup sih kalo alesan bawa anak mendaki supaya anak daper pengalaman mengenal alam..," komentar seorang warganet.

Di tahun lalu, para relawan berhasil mengevakuasi turis asal Ukraina yang mengalami hipotermia di Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Kabar tersebut disampaikan melalui unggahan lewat akun Instagram resmi Taman Nasional Gunung Merbabu, Minggu, 5 Desember 2021.

"Cepat.. Tanggap.. Sigap.. dan Sinergis.. Kata kunci penanganan kejadian kemanusiaan. Tidak peduli pria atau wanita, pribumi atau mancanegara, bahkan Benar atau Salah, atas nama kemanusiaan yg utama adalah keselamatan nyawa manusia," bunyi keterangan itu.

Relawan dan petugas berhasil menyelamatkan turis asal Ukraina bernama Mykola. Pria berusia 60 tahun tersebut diselematkan di Blok Tulangan dalam kondisi menggigil kedinginan berselimutkan dedaunan.  

3 dari 4 halaman

Mengikuti Aturan dan Ketentuan

"Survivor ditemukan Sabtu pukul 22.30 WIB dan berhasil dievakuasi turun ke pintu pendakian Minggu pukul 02.00 WIB dan selanjutnya diserahkan ke Polsek Selo," lanjut unggahan tersebut. Pihak taman nasional mengungkapkan apresiasi dan penghargaan pada para relawan yang telah sigap dan tulus dalam pencarian.

Setelah itu, ada perwakilan perusahaan tempat turis itu bekerja berniat memberi imbalan. "Ketika perwakilan perusahaan yang memperkerjakan survivor berniat memberikan sesuatu imbalan ganti keringat kepada relawan, serentak mereka katakan : "Jangan! Kami takut jadi biasa dan itu dapat mengaburkan niat kami untuk kemanusiaan"," lanjut pihak Taman Nasional Gunung Merbabu.

Pihak Taman Nasional Gunung Merbabu kembali mengingatkan warga untuk selalu mengikuti seluruh aturan dan ketentuan pendakian. Langkah tersebut guna keamanan dan keselamatan pendaki.

Dalam video singkat yang dibagikan, turis asal Ukraina tersebut perlahan-lahan berjalan setelah ditemukan oleh para relawan. Ia lantas diberikan selimuti oranye untuk menghalau dingin yang membuatnya mengalami hipotermia.

4 dari 4 halaman

Bayi 6 Bulan

Bulan lalu, pemilik akun @niavennya ini membagikan momennya bersama suami dan sang anak mendaki Gunung Sumbing yang merupakan gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa.  Dalam tulisan di video tersebut, wanita bernama Nia ini menyampaikan dirinya mengajak bayinya yang masih berusia 6 bulan untuk mendaki sebuah gunung. Menurut dia, kegiatan itu menjadi momen pertama kali si anak mendaki gunung.

Nia juga membagikan foto bayinya yang digendong oleh dirinya lengkap dengan pakaian hangat. Keduanya menyusuri alam rimba sampai ke puncak gunung. Turut ditemani sang suami, keluarga kecil itu menyusuri bahkan terlihat mampu mencapai puncak gunung. Mereka berkemah sambil melihat langit senja yang terlihat begitu indah.

Video yang dibagikan itu menghebohkan jagat TikTok. Warganet dibuat khawatir akan keadaan bayi yang semestinya baru selesai ASI eksklusif.  Warganet mempertanyakan cara keselamatan si bayi dan pertimbangan si ibu untuk mengajaknya menyusuri hutan dan gunung. Tapi, ada juga yang mengomentari kalau hal itu cukup aman untuk dilakukan.

Sadar unggahannya menuai pro kontra, Nia pun menanggapi. Ia mengatakan bahwa keluarganya memang tinggal di lereng gunung. "Akhirnya yg pro komen, sekalian saya jelasin ya keluarga kami tinggal di dekat lereng gunung sumbing, dan kalau kalian lihat video saya kebawah mungkin sudah tahu alasannya," ia menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.