Sukses

Wisman ke Bali Semakin Meningkat, Sandiaga Uno Soroti Perilaku Turis dan Desa Wisata

Per 19 Juni 2022, 30-40 persen kunjungan wisman ke Bali lebih tinggi dibandingkan dengan saat sebelum pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali semakin meningkat di saat kasus Covid-19 menunjukkan tren melandai. Meski begitu, ada sejumlah hal yang harus tetap diwaspadai agar tidak ada lagi wisman bermasalah di Bali seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi menginginkan wisman yang berkunjung ke Bali tidak menciptakan problem seperti kemacetan, sampah, dan polusi. "Kita ingin Bali jadi destinasi wisata yang mengedepankan pariwisata berkualitas, berkelanjutan, dan berbasis komunitas," ucap Sandiaga dalam Weekly Press Briefing yang dipantau secara virtual, Senin, 20 Juni 2022.

Ia menyampaikan laporan bahwa wisman merespons sangat positif usai berkunjung ke Bali. Per 19 Juni 2022, 30-40 persen kunjungan wisman ke Bali lebih tinggi dibandingkan dengan saat sebelum pandemi.

"Untuk wisatawan nusantara mencapai 70 persen (dibanding sebelum pandemi)," ungkap Sandiaga. Pihaknya akan mendorong sejumlah destinasi, antara lain desa-desa wisata dan wisata olahraga (sport tourism) untuk memastikan Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia.

Salah satu program terobosan baru yang sedang didorong ialah famtrip atau perjalanan wisata untuk mengenalkan potensi pariwisata di Indonesia bagi wisatawan nusantara (wisnus).

"Baru saja kami membawa rombongan motor dari acara Vespa World Day yang berwisata ke Desa Wisata Penglipuran di Bali. Mereka sangat terkesan dengan adat dan produk wisata yang ada di Desa Penglipuran selain keindahan dari arsitektur desa wisata tersebut dan kebersihannya," ucapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Desa Terbersih di Dunia

Sementara, Desa Wisata Pemuteran di Buleleng akan dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan International Conference of Ecotourism pada 2023. Keputusan pemerintah menetapkan Buleleng sebagai lokasi perhelatan acara tersebut karena daerah itu berada di Bali Utara yang kini sedang dipromosikan guna menyeimbangkan dengan kawasan Bali Selatan yang sejak lama sudah menjadi pusat kegiatan berbagai event di Pulau Dewata

"Desa-desa wisata seperti Pemutaran, Penglipuran, dan Carangsari adalah champions yang akan kita ajukan ke UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia) dalam ajang best tourism village di tahun ini. Program-program kita juga terintegrasi, ada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), tapi ada juga famtrip untuk menjual destinasi yang selama ini belum menjadi pilihan utama dari wisatawan," kata Sandiaga.

Pengembangan desa wisata tengah menjadi tren dua tahun belakangan ini, termasuk di Bali. Salah satunya adalah Desa Penglipuran. Desa yang berada di Kabupaten Bangli itu merupakan salah satu desa terbersih di dunia. Desa ini sempat ditutup saat kondisi pariwisata Bali mati total lantaran pandemi Covid-19.

Kini, Desa Penglipuran telah dibuka untuk wisatawan. Pada Mei lalu, desa terbersih di dunia ini menjadi salah satu tujuan field trip para peserta Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada 23-28 Mei 2022.

 

3 dari 4 halaman

Menabung Sampah

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesudibjo saat meninjau Desa Wisata Penglipuran, di Bali. Ia mengatakan di Desa Wisata Penglipuran, delegasi GPDRR 2022 akan diperlihatkan rumah-rumah dengan arsitektur khusus, yakni arsitektur tahan gempa.

"Desa Penglipuran ini masuk ke dalam list destinasi pada program field trip gratis yang difasilitasi oleh Kemenparekraf. Kita berharap delegasi bisa menikmati desain arsitektur khusus desa ini, yang bangunannya memiliki struktur, fungsi, dan ornamen yang digunakan turun-temurun," ujar Angela, melansir kanal Regional Liputan6.com.

Desa Penglipuran memiliki 243 KK (Kepala Keluarga) dengan area desa seluas 112 hektare itu sudah menerapkan kebersihan sejak turun temurun, di mana masing-masing warga punya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan di lingkungan rumah mereka dan sekitarnya. Warga Desa Penglipuran khususnya wanita atau ibu PKK tiap hari menabung sampah-sampah seperti botol air mineral ke bank sampah.

Bukan itu saja, karakter bersih dalam diri masyarakat di sana sudah mulai diterapkan sejak anak-anak usia dini, bersama pemimpin desa diajak bergotong royong membersihkan sampah setiap Minggu bersama seluruh warga. Tak heran Desa Penglipuran berhasil menyabet beberapa penghargaan di antaranya Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) pada tahun 2017, dan yang terbaru, destinasi ini masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.

 

4 dari 4 halaman

Promosi dan Pemulihan Pariwisata

Dalam kunjungannya ke Desa Wisata Panglipuran, Wamen Angela diterima oleh Kelian Desa Adat Panglipuran I Wayan Budiarta, Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Bangli I Ketut Kayana, dan Patajuh Bandesa Agung MDA Bali dan Penggerak Desa Wisata I Made Wena.

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang bertema “Fostering Collaboration towards Sustainable Resilience” pada 23 hingga 28 Mei 2022 di Bali. Ajang itu dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mempromosikan dan pemulihan pariwisata Indonesia, khususnya Bali.

Kemenparekraf juga mengajak delegasi GPDRR 2022 menikmati salah satu pura tercantik dengan kompleks terbesar di Bali, yaitu Pura Taman Ayun.  Pura yang berlokasi di Desa Mengwi, Kabupaten Badung, Bali itu telah berdiri sejak zaman kerajaan, tepatnya pada 1634 oleh raja pertama Kerajaan Mengwi, I Gusti Ngurah Agung Sakti atau Tjokorda Blambangan.

Taman Ayun juga telah mendapatkan label dari UNESCO sebagai bagian dari situs warisan budaya dunia mengingat perannya yang sangat besar terhadap lingkungan sekitar, baik dari sisi keagamaan, sosial, ekonomi, budaya, hingga perannya terhadap ekologi lingkungan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.