Sukses

Get Plastic Indonesia Bikin Gerakan Olah 25 Ton Sampah Plastik Menjadi BBM

Get Plastic Indonesia mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM)

Liputan6.com, Jakarta - Permasalahan sampah plastik di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan itu disebabkan karena sampah plastik membutuhkan waktu ratusan tahun agar terurai.

Dilansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada Sabtu (16/4/2022), pada 2020 total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Pada 2018 saja, produksi sampah nasional sudah mencapai 64 juta ton dari 267 juta penduduk. Sampah-sampah tersebut akhirnya berkontribusi besar menambah makin menggunungnya timbunan di tempat-tempat pembuangan akhir (TPA).

Melihat TPA yang menggunung terutama karena sampah plastik, Ayu Pawitri selaku manager Get Plastic Indonesia mengatakan bahwa Get Plastic Indonesia mendirikan gerakan mengolah 25 ton sampah plastik menjadi BBM. Tujuannya itu untuk mengurangi beban TPA di Indonesia.

“Kami gerak di solusi pengolahan sampah plastik, maka kami berpikir bahwa hasilnya bisa dijadikan energi alternatif yaitu BBM. Alasannya karena sampah plastik adalah jenis sampah yang paling susah terurai,” ujarnya.

Ia menambahkan, treatment dari pengolahan itu susah karena bahan baku sampah plastik adalah minyak bumi. Maka dari itu, mereka mengambil langkah untuk mengembalikan bentuk sampah ke asalnya berupa minyak bumi.

“Proses pengolahannya menggunakan mesin pirolisis yang kami inovasi secara mandiri dengan proses pemanasan dan metode destilasi kering,” jelasnya. Pirolisis merupakan mesin pengubah sampah plastik agar menjadi bahan bakar minyak (BBM).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lima kota dengan tiga refill stastion

Pengolahan 25 ton sampah plastik menjadi BBM itu dilakukan sebagai perjalanan tur dan konser musik di lima kota dengan tiga refill station untuk pengisian bahan bakar berupa mesin pirolisis yang juga akan dihibahkan pada kota yang kami kunjungi. Lima kota itu adalah Bogor, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, dan Denpasar.

Gerakan itu juga jadi salah satu bentuk inovasi teknologi berupa mesin pirolisis. Selain itu, inovasi itu bisa menggaungkan nama Indonesia dalam event G-20 terkait transisi energi berkelanjutan.

Penerima manfaat dalam gerakan itu adalah masyarakat lokal di tiap kota yang dikunjungi, masyarakat di sekitar TPA, komunitas lokal yang bekerjasama untuk pengolahan sampah plastik, dan musisi dan seniman lokal yang bisa berkarya. Ada juga tiga kota yang akan dihibahkan mesin pirolisis.

 

3 dari 4 halaman

Respons masyarakat

Ayu menambahkan, selama ini sudah banyak donasi yang terkumpul di basecamp Get Plastic Indonesia. Terdapat beberapa macam jenis dan yang paling dominan adalah sampah kresek/kemasan (LDPE).

“Awalnya, mereka bingung karena harus memilah sampahnya. Namun, mereka merespon positif upaya pengelolaan sampah plastik menjadi BBM itu. Mereka juga bisa merasakan manfaatnya sebagai BBM dengan hasil yang setara diesel,” jelasnya.

Mereka berharap, dengan adanya gerakan itu dapat menerapkan solusi dari permasalahan TPA yang sudah menumpuk. Mereka juga ingin bisa berdaulat dari sampah plastik dengan menghasilkan energi.

 

4 dari 4 halaman

Galang Donasi

Galang dana ini sangat dibutuhkan agar Get Plastic Indonesia tidak berjuang sendiri dalam pengolahan sampah plastik di lima kota ini. Pengumpulan donasi itu bertujuan untuk mengumpulkan dukungan publik agar bisa bersama-sama menuntaskan masalah sampah plastik di Indonesia.

“Kami sangat membutuhkan publik untuk dapat menerapkan teknologi ini dan membuktikan pada dunia bahwa Indonesia bisa berdaulat dalam pengelolaan dan pengolahan sampah plastiknya,” tulis Get Plastic Indonesia di laman Kita Bisa.

Mereka membutuhkan dana sebesar Rp500 juta dengan kebutuhan merakit lima mesin pirolisis kapasitas 100 kg dan satu mesin kapasitas tiga kg. Selain itu, mereka harus menyewa 9 transportasi untuk kebutuhan perjalanan darat dan genset untuk konser musik di lima kota. Pendonasi bisa melakukan donasi dengan hanya membayar Rp 5.000 untuk mengolah satu kg sampah plastik menjadi satu liter BBM.

“Kalaupun donasi tidak terkumpul,  kami akan terus mengupayakan pengolahan sampah plastik mungkin dengan pengurangan tonase sampah yang diolah,” tutupnya. (Natalia Adinda)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.