Sukses

Gara-Gara Covid-19, Mempelai Pria Bersanding dengan Laptop di Pelaminan

Mempelai wanita dinyatakan positif Covid-19 sehari jelang akad nikah. Posisinya di pelaminan digantikan dengan laptop.

Liputan6.com, Jakarta - Covid-19 yang datang tak diundang kerap membuat rencana yang disusun jadi berantakan. Hal itu juga menimpa pasangan mempelai asal Negeri Jiran yang sudah melangsungkan akad nikah pada 22 Februari 2022.

Sang mempelai wanita, Fazliana Safni, dinyatakan positif Covid-19 sehari jelang acaara ngunduh mantu di kampung halaman suaminya, di Kuala Pilah, Negeri Sembilan. Lantaran semua sudah dipersiapkan sejak setahun sebelumnya, ia dan suami tak hendak membatalkan acara sakral tersebut.

Pria di video yang kemudian viral itu akhirnya duduk sendirian di pelaminan dalam balutan baju adat yang dililit songket biru. Sementara, posisi mempelai wanita digantikan oleh laptop. Ia hanya bisa memandangi istrinya yang juga berbaju senada dari layar laptop tersebut.

Dikutip dari mStar, Jumat (4/3/2022), perempuan berusia 28 tahun itu menjelaskan pernikahan tetap digelar pada hari Minggu di Jalan Ampang, Kuala Lumpur. "Saya dinyatakan positif Covid-19 pada Sabtu pagi dan perlu menjalani karantina di rumah. Sedihnya," ucap Fazliana.

Meski begitu, ia mengaku ikhlas dengan ketentuan Ilahi. Namun, ia sedih karena suami harus seorang diri menyambut tamu yang hadir ke resepsi pernikahan mereka.

Itu pula yang menjadi alasan ia hadir lewat layar laptop. "Saya tak mau egois. Saya berada di rumah, tetapi saya tak ingin kecewakan tamu yang hadir. Setidaknya mereka bisa melihat mempelai perempuannya," ujar Yana, biasa dipanggil.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Dituduh Main-Main

Meski sedih, Yana tetap bahagia karena acara resepsi itu tetap berjalan lancar. Terlebih, sang suami berpesan agar dia tidak kecewa karena semua hal sepenuhnya adalah kehendak Tuhan.

"Suami berpesan jangan sedih karena walau kami tidak bisa bersama di pelaminan di hari bahagia karena rencana Allah itu lebih baik," ujarnya.

Videonya yang bersanding di pelaminan seketika viral dan ditonton lebih dari sejuta kali. Tidak semua penonton meninggalkan komentar positif terkait video tersebut.

"Saya baca komentar negatif yang menganggap apa yang kami buat hanya main-main, demi konten. Padahal, lebih baik bertanya daripada membuat tanggapan seperti itu," ucapnya.

3 dari 5 halaman

Terpisah oleh Tembok

Tak hanya pasangan Fazliani dan suami yang mengalami dilema karena Covid-19. Sebelum itu, ada pasangan pengantin Malaysia lainnya yang terpaksa melangsungkan akad nikah dipisahkan oleh tembok.

Sang ibu pengantin perempuan, Sarah Zahari, yang pertama kali didiagnosis positif Covid-19. Berselang beberapa hari, sang suami merasakan dema. Setelah memeriksakan diri ke klinik suaminya ternyata positif Covid-19.

"Jujur, waktu dia nenberi kabar kalau dia positif, saya seperti blur dan tak tahu apa yang saya rasakan. Air mata saya rasanya sudah kering," ujar Sarah. 

Sarah dan keluarganya kembali bertemu dengan keluarga suaminya untuk mengambil langkah selanjutnya. Mereka kembali sepakat kalau pernikahan tetap berjalan sesuai rencana, tentunya dengan beberapa perubahan.

"Alhamdulillah, saya dan pasangan akhirnya menikah dan kami sudah jadi pasangan suami istri. Acara diadakan di rumah saya dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Tamu yang datang hanya keluarga dan orang-orang terdekat saja," kenangnya.

4 dari 5 halaman

Prokes Ketat

Menurut Sarah, setelah mengucapkan ijab kabul, suaminya langsung masuk ke dalam kamar yang sudah disediakan di rumahnya untuk menjalani karantina.  Karena suaminya langsung menjalani karantina, para tamu hanya bertemu dengan Sarah. Tak hanya menerima tamu sendirian, Sarah juga harus berfoto sendirian.

Tapi kemudian, beberapa temannya menyarankan agar suaminya berdiri di jendela di bagian luar sehingga bisa terlihat dari luar. Sarah pun diminta untuk berdiri di dekat jendela tersebut dan tirainya sedikit disingkap. Dengan begitu, Sarah bisa berfoto bersama suaminya dengan posisi agak berdekatan meski berada di ruangan yang berbeda.

"Semua foto dan video di pernikahan dilakukan oleh teman-teman saya karena kami memutuskan tidak menggunakan jasa fotografer karena situasinya tidak memungkinkan," ujar Sarah.

5 dari 5 halaman

Beda Buku Nikah dan Kartu Nikah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.