Sukses

Waktu Paling Berisiko Selama Penerbangan karena Covid-19 Varian Omicron

Varian Omicron disebut melipatgandakan risiko tertular Covid-19 selama penerbangan.

Liputan6.com, Jakarta - Omicron melipatgandakan risiko tertular COVID-19 selama penerbangan, menurut pakar medis industri penerbangan. Namun demikian, pihaknya memperingatkan bahwa bandara memiliki kemungkinan lebih tinggi menyebarkan virus daripada di kabin pesawat itu sendiri, lapor SCMP, Kamis (22/12/2021).

COVID-19 varian Omicron telah dikonfirmasi di lebih dari 100 negara dan dengan cepat jadi penyebab paling umum dari kasus COVID-19 baru di Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa. "Apa pun risikonya kemarin dengan Delta, kami harus mengasumsikan risikonya (Omicron) akan dua hingga tiga kali lebih besar," sebut Dr David Powell, penasihat medis di Asosiasi Transportasi Udara Internasional.

Ia menambahkan, "Risiko relatif mungkin meningkat, sama seperti risiko relatif pergi ke supermarket atau naik bus dengan (menyebarnya varian) Omicron."

Powell mengatakan, risiko tertular COVID-19 yang disebabkan varian Delta dalam penerbangan terbilang "rendah," meski tingkat pasti kemungkinan itu belum jelas. Sebagian besar data tentang penularan virus di pesawat telah diamati sejak Maret 2020.

Kala itu, belum tersedia pengujian yang mudah, aturan jelas memakai masker, prosedur boarding yang terorganisir, dan tingkat kesadaran yang tinggi untuk tidak terbang jika sedang tidak sehat, katanya. Powell mengatakan pada Bloomberg bahwa persyaratan untuk aliran udara di dalam pesawat umumnya "jauh lebih ketat" daripada di bandara.

Di bandara, ia berkata, "Ada lebih banyak gerakan acak, lebih banyak potensi untuk kontak tatap muka. Anda biasanya mengalami pengurangan aliran udara." Powell memperkirakan bahwa tingkat ventilasi bandara sekitar sepersepuluh dari yang ada selama penerbangan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Waktu Paling Berisiko Perjalanan Udara

Sheldon H Jacobson, seorang profesor ilmu komputer di University of Illinois yang mempelajari kesehatan masyarakat dan keamanan penerbangan, baru-baru ini, juga memperingatkan bahwa bagian "paling berisiko" dari perjalanan udara adalah waktu sebelum dan sesudah penerbangan.

"Menunggu di terminal sebelum naik adalah waktu dan lingkungan yang rentan untuk penyebaran virus,” katanya pada CNBC.

Dijelaskan bahwa varian Omicron memiliki 32 mutasi pada bagian virus yang menginfeksi sel manusia, dan telah menyebar dengan cepat di beberapa negara antara lain AS, Afrika Selatan, Denmark, dan Inggris. Di AS, Omicron berubah dari 0,7 persen kasus COVID-19 jadi 73 persen kasus hanya dalam dua minggu.

Catatannya sekarang telah melampaui varian Delta yang sangat menular untuk jadi penyebab paling umum dari infeksi baru di AS, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, awal pekan ini.

Powell menyebut, sarannya melindungi diri dari Omicron tetap sama seperti Delta: kenakan masker, sering cuci tangan, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol, hindari permukaan yang sering disentuh, dan divaksinasi atau booster.

3 dari 4 halaman

Risiko Terbesar di Pesawat

Powell melanjutnya bahwa risiko terbesar di pesawat adalah duduk di sebelah seseorang yang sakit. Jika menemukan diri Anda dekat dengan seseorang yang jelas-jelas tidak sehat, beri tahu awak kabin, sarannya.

Kanal Health Liputan6.com melaporkan, Kementerian Kesehatan telah mendeteksi penambahan kasus varian Omicron di Indonesia. Kini, total kasus varian Omicron di Tanah Air sebanyak delapan kasus.

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, penambahan kasus Omicron  menandakan perlunya pelacakan yang luas. Artinya, hasil pelacakan dengan S-Gene Target Failure (SGTF) dan Genome Sequencing (pengurutan genome) tidak hanya dilaporkan dari Wisma Atlet, tapi juga dilakukan di masyarakat luas.

Tjandra menambahkan, ini bukan berarti kasus di luar Wisma Atlet harus ditemukan karena memang belum tentu ada. "Diperiksa saja dulu, ada atau enggak belum tentu ada kan,” katanya.

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran COVID-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.