Sukses

Cerita Akhir Pekan: Naik Daunnya Sesi Prewedding Berbusana Adat

Tak kalah dari konsep modern, calon pasangan pengantin juga ramai-ramai melakukan sesi prewedding dalam balutan busana adat.

Liputan6.com, Jakarta - Sesi pemotretan prewedding tak jarang masuk dalam agenda calon pasangan pengantin masa kini menjelang hari bahagia. Menariknya, prewedding dalam balutan busana adat ternyata sedang naik daun.

Salah satu kisahnya dibagikan pemilik Maharani Salon di Tabanan, Bali, Ni Made Reni Maharani. Reni, begitu ia akrab disapa, menyediakan jasa rias, penyewaan busana tradisional khas Bali, dan jasa pemotretan untuk beragam acara, termasuk prewedding.

"Saat ini, lebih banyak klien yang pilih busana adat pakem dalam arti model kebaya dan klasik. Kalau klasik itu lebih banyak bermain di selendang dan songket, itu dipadukan," kata Reni saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 17 November 2021.

Reni melanjutkan, perihal makeup, dirinya lebih menyesuaikan dengan busana adat yang dikenakan calon mempelai. Tampilan prewedding pasangan yang akan menikah juga biasanya ditambah aksesori seperti kalung dan gelang.

"Untuk set baju ada banyak pilihan. Busana kita dari selendang, songket tradisional yang lebih condong ke ental, kancut (kain). Pria biasanya pakai songket kain, dalaman baju, dan baju safari," paparnya.

Dalam pemotretan prewedding busana adat Bali, calon mempelai pria, kata Reni, biasanya menggunakan gelung agung seperti hiasan kepala atau udeng. Sedangkan sentuhan klasik untuk calon pengantin perempuan adalah perpaduan selendang dan kain songket, serta payas agung atau riasan wajah.

"Riasan disesuaikan warna agar matching dengan busana wanita dan pria. Terkadang mereka mau modifikasi warna dan nantinya dikreasikan oleh perias," terang Reni.

Prewedding dalam balutan busana adat Bali ternyata tak hanya diminati calon pengantin yang berasal dari Pulau Dewata saja. Reni menyebut, permintaan prewedding busana adat Bali juga dicari oleh orang luar Bali, bahkan luar negeri.

"Kondisi seperti ini (pandemi), ada promo untuk pemotretan studio. Paketnya Rp1 juta--Rp1,5 juta. Kalau untuk outdoor, ke lokasi jadi tanggungan klien. Kalau memotretnya jauh, bisa Rp3,5 juta ke atas. Kita lihat juga foto prewedding-nya mau berapa konsep karena permintaan klien beragam," tambahnya.

Dikatakan Reni, pemotretan prewedding berbusana adat yang ia tangani dilakukan seputar Bali. "Ada di Taman Ujung Karangasem, ada di Tejakula, Singaraja, dan dekat Gilimanuk," tutupnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elasc Kebaya, Yogyakarta

Sementara pemilik Elasc Kebaya dari Yogyakarta, Eva Marintan berbagi cerita prewedding busana adat Jawa yang juga banyak digemari calon pengantin. Mereka cenderung memilih tampilan klasik yang tak lekang waktu.

"Elasc tidak hanya menyediakan kebaya tradisional, tapi branding ke prewedding klasik. Kita juga buka untuk gaun dan jas, tapi so far banyak yang sewa baju adat Jawa," kata Intan saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 18 November 2021.

Usaha Intan yang juga berjalan secara online ini awalnya berfokus pada penyewaan kebaya untuk mahasiswa hendak wisuda. Namun seiring berjalannya waktu, Intan juga menyediakan busana adat Solo dan Yogyakarta untuk pemotretan prewedding.

"Ada yang pakem sesuai aturannya, tapi ada juga yang tradisional kontemporer, kita modifikasi. Untuk prewedding, 50:50, antara tradisional Jogja Jawa pakem dan kontemporer," tambahnya.

Intan menjelaskan ada beberapa perbedaan antara busana adat Solo dan Jogja, meski sekilas tampak serupa. Dikatakan Intan, busana adat Yogyakarta khasnya adalah blangkon yang terdapat mondolan di bagian belakang, sedangkan blangkon Solo tidak memiliki mondolan alias flat.

"Beskap jas Jawa untuk Jogja kancing lurus, beskap Solo ada dua, yaituhewes dan sikep. Sikep itu hampir kayak kimono, hewes seperti jas terbuka, ada vest-nya, sedangkan beskap Jogja tertutup," jelas Intan.

Perbedaan juga ada pada jarik atau kain. Untuk jarik Jogja, dasarnya putih dan bermotif cokelat, sementara jarik Solo dasarnya kuning bermotif cokelat hitam. Keris juga berbeda, untuk Yogyakarta, yang bernama branggah, motifnya lebih banyak dan menyebar.

"Sedangkan keris Solo motifnya sedikit. Di tengah ada garis bilah panjang dari atas sampai bawah," lanjutnya.

Selain menyewakan kostum, Elasc Kebaya juga menyediakan sewa properti seperti payung dan kipas. Tarif penyewaan terbagi dua, yakni tarif untuk penyewaan sekitar Yogyakarta atau luar kota.

"Penyewaan di dalam Jogja mulai sepasang lengkap dari blangkon, selop, aksesoris mulai dari Rp250 ribu dan paling mahal Rp550 ribu. Di Jogja kita kasih waktu tiga hari, H-1 ambil dan H+1 kembali," ungkapnya.

Perbedaan tarif itu merujuk pada beskap belundru polos seharga Rp250 ribu dan Rp550 ribu untuk pernikahan, biasanya kebaya akad nikah atau kebaya dodotan. Tarif untuk luar kota selisih Rp150 ribu--Rp200 ribu dan ongkos kirim ditanggung penyewa, serta adanya deposit.

"Luar Jogja biasanya enam hari sudah sampai ke kita kembali," tutupnya.

3 dari 4 halaman

Cerita Fotografer

Memotret prewedding berbusana adat menjadi tantangan tersendiri bagi fotografer Kimi and Smith Pictures, Derryace Kurniawan. Mengingat busana adat memiliki sejarah dan cerita mendalam, ia pun berhati-hati dalam memilih pose untuk pemotretan calon mempelai.

"Harus tanya dahulu soal pose, karena busana adat banyak detail, harus lebih hati-hati. Uniknya lebih bisa mengeksplorasi. Waktu itu pernah memotret prewedding busana adat Jawa, Sunda, Papua, juga Kalimantan," kata Derryace saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 19 November 2021.

Pemotretan prewedding busana adat begitu berkesan bagi Derryace. Selain menambah portofolio dan pengalaman baru, momen ini juga menambah wawasannya terkait busana tradisional yang memiliki keunikan masing-masing.

"Soal penentuan pose, biasanya tanya baju adat daerah mana, pose basic-nya seperti apa, bagaimana posisi tangan atau saat berlutut. Lalu, saya padukan pose-pose tidak terlalu romantis, tapi tetap ada heritage-nya," tambahnya.

Selain pose dasar, Derryace juga meminta referensi dari penyewaan busana adat, dari klien yang telah mengerti, atau browsing. Penelusuran tersebut guna menghasilkan potret yang apik ketika dipajang.

"Durasi memotret kira-kira 30--40 menit, tapi persiapannya yang agak lama. Contoh foto di studio, 45 menit sampai satu jam, tapi persiapan untuk makeup bisa 1,5 jam. Bedanya dua kali lipat dari prewedding biasa," jelasnya.

Menjepret momen prewedding busana adat turut meninggalkan kesan manis bagi Derryace. Ia sangat mengapresiasi pasangan yang menggunakan busana adat dalam mengabdikan momen prewedding mereka.

"Busana tradisional menjadi warisan turun temurun dan saya sangat mengapresiasi mereka. Saya sempat ngobrol dengan mereka kenapa mau pakai adat dan mereka jawab ini adalah soul dan darah mereka, mau dikenang dan jadi bagian dari perjalanan dan momen di hidup mereka," cerita Derryace.

Sementara, pemotretan dengan busana adat atau tidak, tarif dipatok sama. Menurut Derryace, tarif pemotretan prewedding di Kimi and Smith Pictures mulai dari Rp8 juta.

"Tarif itu termasuk foto di studio, foto dari fotografer dan foto yang diedit, kanvas, dan sudah termasuk sewa studio. Foto yang dicetak biasanya dapat foto yang dicetak kanvas ukuran 60x40 sentimeter. Yang diedit itu 50--70 foto, sedangkan yang data raw bisa diberikan semua," tutupnya.

4 dari 4 halaman

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.