Sukses

Perjuangan dan Mimpi Pengungsi Anak-Anak Terangkum dalam Buku Ilustrasi

Sang penulis sengaja memilih ilustrasi untuk menggambarkan lebih dalam tentang kisah pengungsi anak-anak.

Liputan6.com, Jakarta - Para pengungsi anak-anak mungkin tak sepenuhnya dapat menjalani kehidupan seperti anak lainseusia mereka. Kisah perjuangan dan mimpi pengungsi anak-anak itu dikemas dalam sebuah buku ilustrasi bertajuk One Day: Letters from Lives in Limbo.

Buku ilustrasi ini diciptakan oleh seorang remaja berusia 18 tahun bernama Bianca Sada. Remaja asal Indonesia yang menetap di Amerika Serikat tersebut mencurahkan perasaannya ketika mendengar langsung kisah pengungsi anak-anak yang harus meninggalkan rumah dan terpaksa tinggal di pengungsian.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, hasil penjualan buku ilustrasi ini akan digunakan untuk membantu pengungsi anak-anak mendapat pendidikan. Misi mulia tersebut bertujuan agar suatu hari nanti mereka dapat memiliki masa depan yang lebih baik.

Perjalanan lahirnya buku ilustrasi bermula pada 2018 lalu. Kala itu, ia diundang Hope Learning Center (HLC) yang berlokasi di Cisarua, Jawa Barat untuk membantu mengajarkan pengungsi anak-anak melukis.

"Saat saya meminta mereka untuk menceritakan kisah di balik lukisan yang mereka buat, saya menyaksikan bagaimana sinar mata anak-anak di sana terlihat begitu bersinar saat menceritakan kehidupan mereka di negara asalnya," tambah Bianca.

Remaja yang memiliki ketertarikan pada seni ilustrasi ini melanjutkan, ketika pengungsi anak-anak mulai bercerita alasan mereka meninggalkan tanah kelahirannya, sinar mata itu perlahan meredup. Salah seorang yang mencuri atensi Bianca adalah pengungsi bernama Naweed Aieen.

Aieen kini mendedikasikan dirinya sebagai Direktur HLC. Bianca kagum akan semangat juang Aieen meski harus meninggalkan kampung halamannya dan melalui perjuangan berat untuk sampai di Indonesia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Semangat dan Harapan

Meski begitu, Aieen tetap semangat untuk menata kehidupannya kembali. Bersama teman-teman pengungsi lain, pria asal Afghanistan ini berkomitmen membantu anak-anak yang tinggal di kamp pengungsian agar mendapat pendidikan yang layak.

"Sikap Aieen yang memilih untuk tidak sedih berkepanjangan ataupun marah, namun justru mendedikasikan dirinya untuk membantu anak-anak pengungsi agar tetap bisa belajar menyadarkan saya akan nilai kebaikan yang ada dalam diri manusia," ungkap Bianca.

"Jika Aieen yang hidup dalam keterbatasan masih bisa berkontribusi untuk sesama, maka saya pun harus melakukan apa yang saya bisa untuk membantu. Itulah yang memotivasi saya dalam menghadirkan karya buku ilustrasi ini," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Detail Buku

Buku ilustrasi berbahasa Inggris dengan 56 halaman ini mengajak pembaca mengarungi kehidupan para pengungsi dari berbagai negara. Mulai dari perjalanan, pejuangan, harapan, dan mimpi para pengungsi direpresentasikan dalam susunan kata dan ilustrasi bermakna.

"Untuk dapat menghadirkan makna yang lebih mendalam, selain bercerita melalui kata- kata, saya memutuskan untuk memvisualisasikan kisah teman-teman saya di pengungsian melalui gambar ilustrasi. Ada pepatah yang mengatakan bahwa satu gambar dapat bermakna seribu kata," ungkap Bianca.

Hasil dari penjualan buku ilustrasi One Day: Letters from Lives in Limbo karya Bianca Sada akan disumbangkan sepenuhnya ke HLC di Cisarua, Indonesia. Buku ilustrasi ini dibanderol Rp350 ribu dan dijual di e-commerce ternama di Indonesia.

4 dari 4 halaman

Infografis Banjir Datang, Waspada Klaster Pengungsian

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.