Sukses

Earbud Ramah Lingkungan dari Bambu dan Plastik Daur Ulang

Earbud nirkabel ternyata jadi salah satu barang yang tanpa disadari berdampak buruk bagi lingkungan

Liputan6.com, Jakarta - Earbud nirkabel jadi salah satu barang yang tanpa disadari berdampak buruk bagi lingkungan. Akhir-akhir ini, limbah earbud nirkabel telah menarik perhatian lebih banyak orang, lantaran kian memprihatinkan.

Mencari jalan keluar dari situasi ini, berbagai pihak berlomba menciptakan lusinan produk ramah lingkungan. Termasuk di antara mereka adalah House of Marley, merek musik elektronik asal Amerika Serikat yang "mengedepankan konsep ramah lingkungan."

Pihaknya bekerja sama dengan keluarga Marley untuk meneruskan warisan cinta Bob Marley pada musik dan planet dengan memproduksi serangkaian headphone dan speaker ramah lingkungan. Hasil penjualan produk disumbangkan pada organisasi reboisasi, One Tree Planted. Hingga saat ini, sebanyak 186 ribu pohon telah ditanam dalam upaya membuat lingkungan jadi lebih hijau.

Dilansir dari dezeen, Sabtu, 22 Mei 2021, merek itu telah menciptakan sepasang earbud untuk menggantikan headphone berbahan plastik dengan produk lebih ramah demi keberlangsungan ibu Bumi.

Earbud yang diberi nama Liberate Air ini terbuat dari berbagai bahan ramah lingkungan, seperti aluminium, bambu, komposit serat kayu, dan silikon daur ulang. Pihaknya juga merancang earbud berwarna abu-abu gelap ini tanpa menggunakan virgin plastic, melainkan plastik daur ulang.

Earbud tersebut terbuat dari plastik dan polilaktida daur ulang yang disebut asam polylatic. Biasanya, bioplastik yang digunakan untuk membuat Liberate Air dibuat dari pati tanaman yang difermentasikan dan dapat ditemukan pada jagung atau tebu.

Sedangkan silikon daur ulang dirancang dari bahan yang disebut regrind, yaitu silikon yang dibuang. Silikon tersebut kemudian digunakan sebagai bantalan telinga pada earbud agar para pengguna kian nyaman.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dilengkapi Ragam Fitur

Sepasang buds disimpan dalam wadah yang terbuat dari polimer termo-plastik yang didaur ulang dan ditambah serat kayu dari serbuk gergaji. Bahan aluminium digunakan untuk engsel, pengait wadah, dan nozel.

Ada pula kain yang dirancang sendiri oleh House of Marley, Rewind, dan dimanfaatkan sebagai bagian dasar wadah. Kain tekstil tersebut merupakan campuran dari 40 persen polietilen tereftalat (PET) daur ulang, 30 persen kapas organik reklamasi, dan 30 persen rami reklamasi. Pada bagian dalam wadah juga terdapat unsur bambu yang jadi ciri khas earbud Liberate Air.

Earbud seharga 149.99 dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp2,1 juta ini dapat disambungkan ke perangkat menggunakan bluetooth. Itu dapat digunakan hingga sembilan jam untuk mendengarkan musik tanpa henti, bahkan pengguna bisa mendapat waktu tambahan hingga sekitar 32 jam apabila earbud dimasukkan ke dalam wadahnya.

Setiap pembelian sepasang earbud akan dilengkapi wadah pengisi daya berwarna abu-abu tua dengan fitur pengisian ulang secara cepat. Tak hanya itu, Liberate Air juga dirancang agar tahan terhadap keringat dan cuaca.

Fitur tersebut telah mendapat peringkat IPX4 yang berarti tahan terhadap segala percikan air. Alat untuk mengontrol earbud tidak menggunakan tombol, melainkan sensor sentuhan, G-Sensor Touch Control. Sistem ini memungkinkan pengguna memutar musik, menjeda, mengubah, dan menerima panggilan dengan mudah. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

3 dari 3 halaman

Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.