Sukses

Warisan Fesyen Melania Trump Selama Jadi Ibu Negara Amerika Serikat

Berbeda dengan sang suami, Donald Trump, lemari pakaian Melania Trump justru dikenal tak konsisten.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal menyudahi masa jabatan, Presiden Donald Trump tercatat meninggalkan warisan mode yang langgeng. Dari dasi merah raksasa dan setelan Brioni yang mengembang, hingga rambut pirang khasnya, serta topi baseball Make America Great Again. Lalu, bagaimana dengan Melania Trump?

Melansir laman Channel News Asia, Rabu (20/1/2021), terlepas dari latar belakang "melek fesyen," selama empat tahun terakhir, lemari pakaian Melania terkenal tak konsisten. "Tak seperti banyak ibu negara sebelumnya, tak akan ada gaya khas dari Melania," kata Lauren Rothman, stylist asal Washington, Amerika Serikat.

Pernyataan ini diutarakan sembari merujuk pada "Reagan Red" Nancy, topi kotak pil Jackie Kennedy dan kardigan Michelle Obama yang kian lekat secara visual. Citra Melania justru berlabuh dalam ketenangannya, Rothman menambahkan, "Badai tak menggoyangnya. Ia selalu terlihat sempurna."

Berbeda dari ibu negara sebelumnya, publik dianggap harus menafsirkan pilihan pakaian Melania melalui lensa politik masing-masing. Bagi pendukung setia presiden, ia adalah model kesetiaan uxorial yang elegan, tanpa celah dalam setelan Dior, blow dry rambut karamel mengilap, dan stiletto Christian Louboutin.

"Kritikus presiden akan mengatakan ia seorang fembot, istri piala yang pendiam," kata Kate Bennett, reporter CNN di Gedung Putih dan penulis Free, Melania: The Unauthorized Biography. Di gerakan anti-Trump, Melania bahkan dituliskan sebagai "putri tawanan" yang menggunakan pakaian untuk mendukung tujuan Demokrat.

Secara historis, ibu negara telah mengambil sikap "America First" terhadap lemari pakaian mereka dan memelihara hubungan dekat dengan desainer Amerika. Kennedy dan Oleg Cassini; Reagan dengan Adolfo dan James Galanos; dan setiap ibu negara sejak Kennedy mengenakan Oscar de la Renta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Representasi Pandangan Politik

Pendahulu Melania Trump, Michelle Obama bahkan sempat banjir pujian karena memadukan gaya Vera Wang dengan J Crew dan Target. Di samping, mempromosikan desainer Amerika yang kurang terkenal, seperti Jason Wu dan Christian Siriano.

Ia mengaitkan pilihan fesyen dengan negara, dan menggunakan mode sebagai alat menggambarkan nilai-nilainya, yakni keragaman, kreativitas, dan kewirausahaan. Sebuah makalah akademis tahun 2010, The Michelle Markup: The First Lady’s Impact On Stock Prices Of Fashion Companies, menyoroti efek halo Michelle pada industri tersebut.

Penulisnya, David Yermack, profesor keuangan di NYU Stern School of Business, menghitung bahwa selama 2009, penampilan publik mantan ibu negara itu menghasilkan keuntungan langsung lebih dari 5 miliar dolar Amerika dalam nilai pemegang saham untuk berbagai merek.

Namun, tidak dengan Melania. Cara berpakaiannya dideskripsikan sebagai "kesempatan yang terlewatkan" untuk menyoroti sesuatu, baik itu merek, bisnis, atau tujuan, kata Yermack. "Ia memiliki latar belakang di industri fesyen, tapi sepertinya tak pernah ingin menempatkan diri di luar sana sebagai panutan seperti yang dilakukan Michelle Obama," tuturnya.

Pesan politik Melania diterangkan lebih kompleks. Awalnya, pilihan busana perempuan 50 tahun ini seolah mencakup janji sang suami untuk "membuat Amerika berjaya lagi." Pada pelantikan Januari 2017, Melania mengenakan gaun kasmir biru langit karya desainer klasik Amerika, Ralph Lauren.

Ia juga sempat berkolaborasi dengan Herve Pierre, seorang imigran Amerika kelahiran Prancis, setelah penasihat seniornya saat itu Stephanie Winston Wolkoff membujuk Melania memilih Karl Lagerfeld.

Dalam bukunya, Melania And Me: The Rise And Fall Of My Friendship With The First Lady, Wolkoff mengenang pandangan bahwa dengan memilih desainer imigran Amerika untuk pelantikan, Melania dapat mengirim pesan pemersatu. Ini juga sekaligus mengimbangi retorika anti-imigrasi suaminya.

3 dari 4 halaman

Terpisah dari Realita

Namun, ada pula pilihan busana yang tampaknya menunjukkan bahwa politik Donald Trump tak sampai ke lemari pakaian Melania. Saat presiden berjanji menghidupkan kembali industri Amerika dan mendesak negaranya untuk "Buy American," Melania justru "menantang." Berpose untuk foto ibu negara resminya pada April 2017, Melania dibalut setelan tuksedo hitam karya desainer Italia, Dolce & Gabbana.

"Gaun Melania yang menurutnya harus dipakai sebagai ibu negara. Itu adalah interpretasinya," kata Isabel Spearman, seorang ahli gaya dan mantan penasihat khusus Samantha Cameron. "Kadang-kadang tak terbaca dengan baik untuk situasi yang ia hadapi."

Pilihan-pilihan ini membuat Melania tampak tak terhubung dengan realita. Ia mengenakan stiletto Manolo Blahnik yang memusingkan dengan kacamata hitam dan jaket hijau saat naik pesawat untuk mengunjungi kerusakan yang ditimbulkan Badai Harvey.

Pada perjalanan solo yang langka pada Oktober 2018, Melania mengenakan pakaian Out of Africa-esque saat berkunjung ke Kenya, lengkap dengan helm empulur, anakronisme kolonialis.

Yang paling terkenal dari semuanya, Melania mengenakan jaket Zara seharga 39 dolar Amerika bertuliskan "I Really Don't Care, Do U?" untuk mengunjungi pusat penahanan anak migran di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko pada Juni 2018.

Kepala komunikasinya memberi tagar #itsjustajacket, tapi Melania berkata lain dalam wawancara dengan ABC News, beberapa bulan kemudian. Jaket itu disebutkan sebagai balasan terhadap pers sayap kiri.

Ia menambahkan bahwa, "Saya lebih suka (media) fokus pada apa yang saya lakukan dan pada inisiatif daripada apa yang saya kenakan."

4 dari 4 halaman

Pakai Masker Boleh Gaya, Biar COVID-19 Mati Gaya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.