Sukses

Cerita Akhir Pekan: Boleh Berwisata, tapi...

Wisata tetap bisa dilakukan, meski saat pandemi. Tapi harus memilih tempat-tempat yang tak ramai dan harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi corona Covid-19 keinginan masyarakat untuk wisata tetap tinggi. Mereka ingin berliburan ke destinasi yang sudah mereka tentukan.

Kondisi corona Covid-19 menjadi dilematis. Di satu sisi corona Covid-19 belum mereda, tapi di sisi masyarakat tetap ingin liburan.

"Berwisata di zaman pandemi ini serba sulit. Di satu sisi orang ingin liburan, sementara pemerintah pun mengatur untuk memperpendek liburan. Tapi aturan itu harus diterima. Kenapa? Karena setelah libur, pandemi corona Covid-19 makin tinggi," ujar Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 5 Desember 2020.

Oleh karena itu, lanjut Didien, mau pilih yang mana, apakah mau liburan, tapi pandemi corona Covid-19 meningkat, atau mau untung tapi pandemi makin tinggi, atau juga tidak mendapat untuk, tapi pandemi tidak meningkat.

"Ini untuk kepentingan bersama. Jadi, diharapkan pengertian dari masyarakat, boleh berwisata, tetapi, pertama, menyadari perlunya tanggung jawab masyarakat terhadap pandemi ini harus lebih, karena kerugiannya akan lebih besar kalau kita berduyun-duyun (berwisata). Di satu pihak masyarakat diuntungkan, di pihak lain mereka dirugikan. Jadi harus seimbang," kata Didien.

Kedua, lanjut Didien, kita tidak bisa menghalangi mereka yang berwisata secara perorangan. Yang tidak boleh itu kan grup-grup, kalau perorangan itu mungkin boleh. Tapi, mereka tetap harus sadar dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

"Itu pun harus strict (ketat). Jangan sampai orang yang tidak memakai masker cuma diberi sanksi menyapu saja. Itu tidak boleh, jadi harus ditegas lagi, kalau perlu denda. Sementara di lokasi destinasi, mereka yang tidak menaati protokol kesehatan harus ditolak. Terserah dia (wisatawan) bawa dolar atau duit berapa, itu tetap harus ditolak, karena itu akan menyadarkan masyarakat," tutur Didien.

Didien melihat, masyarakat saat ini tidak peduli atau masa bodoh. Ternyata, sekarang corona Covid-19 itu muncul di mana-mana. "Jadi sekarang pemerintah harus tegas. Apakah kita mau kasus corona Covid-19 terjadi terus-terusan?" ucap Didien.

Kata Didien, sekarang ini protokol kesehatan harus benar-benar dilaksanakan, mulai dari pakai masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak, dan yang lainnya. "Kalau industri pariwisata itu sudah siap, seperti hotel, itu sudah siap menerapkan protokol kesehatan," kata Didien.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pilih Tempat yang Tak Terlalu Ramai

Dihubungi secara terpisah, Ketua Tim Koordinator Relawan Satgas Covid-19, Andre Rahadian mengungkapkan beberapa minggu belakangan ini, hampir semua provinsi di Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tinggi. Namun, karena mereka sudah merencanakan untuk berlibur atau berwisata, maka ia menyarankan agar mereka tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Saat bepergian, saat di lokasi wisata, dan saat kembali harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Jadi, harus menghindari kerumunan, jangan pergi ke tempat yang ramai dan harus tetap pakai masker," ujar Andre saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 4 Desember 2020.

Saat ini paling banyak yang positif corona Covid-19 berasal dari kluster keluarga. Karena merasa keluarga, sehingga menganggap tidak saling menulari.

Berdasarkan hasil survei, kata Andre, yang membuat masyarakat merasa aman berliburan atau berwisata karena adanya keyakinan bahwa tempat-tempat tujuan wisata, termasuk hotel dan restoran sudah menetapkan protokol.

"Ini yang masih perlu diingatkan bahwa pandemi corona covid-19 belum selesai, semua sudah capai, maka ada cara lain untuk bisa berlibur. Jika harus keluar kota, kalau bisa diusahakan mobil sendiri. Yang masih mungkin corona covid-19 itu menyebar, terutama saat membuka masker, makan, dan kita belum tahu standar kebersihan tempat-tempat tujuan mereka. Itu yang saat ini jadi concern kita," papar Andre.

Bagi Andre, hal itu sudah dilihatnya saat liburan tiga minggu lalu, kemudian terjadi peningkatan. Meskipun peningkatan itu tak setinggi dengan liburan pada Agustus 2020 lalu.

"Itu sudah jadi fakta. Setiap kali ada liburan, maka risiko terjadinya peningkatan kasus positif itu tak bisa dibantah," tegas Andre. "Saat ini hampir semua provinsi terjadi peningkatan kasus corona Covid-19," imbuhnya.

Bagi mereka yang tetap untuk berwisata di berbagai provinsi di Indonesia, ia menyarankan untuk memilih yang lokasi yang tak ramai. Jika memang tempatnya ramai, maka harus hindari

"Kita mau liburan, maka pilih liburan yang sehat dan aman. Tujuan kita liburan untuk relaksasi, menurunkan tingkat stres, karena itu harus memilih lokasinya yang aman dan nyaman. Jangan abai terhadap protokol kesehatan," tandas Andre.

3 dari 3 halaman

Liburan Aman

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.