Sukses

Dukung Petani dan Bahan Makanan Lokal di Momen Hari Pangan Sedunia 2020

Hari Pangan Sedunia bisa dijadikan momen untuk lebih mengutamakan bahan pangan lokal.

Liputan6.com, Jakarta -  Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia atau World Food Day pada 16 Oktober di tahun ini, Peduli Pangan Desa Kota bersama Campaign.com ingin mengajak anak muda di Indonesia lebih aktif mengonsumsi pangan lokal dan tradisional. Selain menyehatkan, secara langsung juga mendukung petani lokal dan komunitas pangan lokal untuk mengembalikan roda perekonomian di tengah pandemi.

"Kami menyiapkan masakan dari bahan yang memang relatif mudah didapatkan sehingga bahan bakunya itu cukup dari petani lokal," ucap Dede Rina selaku Project Manager Peduli Pangan dalam diskusi virtual dengan tema 'Peduli Pangan Series: World Food Day 2020 Get To Know Local and Traditional', Jumat, 16 Oktober 2020.

Secara umum, langkah tersebut akan membantu para petani dengan pembelian hasil panen mereka. Selain itu, dapat pula didistribusikan ke Dapur Peduli, Mitra Peduli dan Warteg Peduli yang membantu dalam pengolahan makanan dan mengatasi kesulitan pangan masyarakat yang membutuhkan terutama saat masa pandemi corona COVID-19.

Bahan-bahan pangan lokal tersebut misalnya berbagai sayuran termasuk sawi dan kacang panjang. Kemudian untuk lauk, gerakan sosial ini memilih menu ayam. Selain menggunakan bahan baku yang relatif mudah didapat, para relawan juga mengolah makanan tersebut dengan cara yang cukup mudah.

Contohnya, untuk pengolahan ayam, dianjurkan untuk menggunakan rempah-rempah tradisional Indonesia sehingga tercipta ayam bumbu kuning, ayam lengkuas dan sebagainya. "Jadi masakannya yang mudah dimasak dan cepat, namun hasilnya tetap berkualitas dan bergizi," terang Dede Rina.

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, Gerakan Sosial Peduli Pangan Desa Kota membuat minimal 1.000 porsi makanan setiap hari dan diupayakan sudah selesai pukul 12.00, karena ditargetkan untuk makan siang. Mereka biasanya membangun dapur umum di tempat atau wilayah yang akan mereka beri bantuan.

Saat ini mereka sedang membuka dapur umum di empat wilayah di Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Secara umum, setiap harinya terdapat 20 relawan yang bekerja sama untuk memasak di empat titik dapur umum. Tenaga masak di tiap dapur umum tersebut bekerja dengan cara dan keahlian mereka masing-masing.

Menurut Dede Rina, sejauh ini masakan yang dihasilkan bergizi dan proses memasak tersebut juga telah sesuai dengan standar operasional yang ditetapkan oleh peduli pangan.

Usaha membudayakan pangan lokal juga mendapat dukungan dari International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS). Menurut Brigita Sidharta selaku National Director IAAS Indonesia, mengutamakan bahan pangan lokal berarti memberikan kesempatan lebih bagi para petani daerah untuk berkembang dan maju.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sistem Pertanian Berkelanjutan

Di momen Hari Pangan Sedunia ini, menurut Brigita, usaha pemberian kesempatan pada petani di Indonesia itu secara tidak langsung juga menguntungkan sisi agrikultur Indonesia. Misalnya, dengan mulai melakukan polikultur ataupun sistem tanam secara selang-seling sehingga bahan-bahan pangan yang dihasilkan juga lebih bervariasi.

"Jadi tidak melulu beras atau tidak melulu jagung atau padi, melainkan juga ada pangan lainnya," ujarnya. Brigita menambahkan, budidaya pangan lokal pada dasarnya tidak hanya menguntungkan dari sisi agrikultur, tapi juga dari sisi lingkungan di mana keberadaan hama tumbuhan dapat lebih terkontrol.

Hal itu disebabkan kebutuhan pupuk yang justru tidak begitu banyak sehingga berimbas baik pada makanan yang dikonsumsi masyarakat setempat lebih sehat. "Kalau di kota-kota besar, biasanya saat kita beli sayur harus dicuci dengan sabun ini dan itu karena takut atas penggunaan pestisida dan semacamnya," tuturnya.

Sementara jika para petani konsisten menerapkan sistem pertanian berkelanjutan maka hal itu dapat lebih diminimalisir. Sistem itu juga akan lebih mengembangkan makanan-makanan lokal.

"Sebenarnya, mengonsumsi pangan lokal itu tidak harus jauh-jauh pergi ke desa. Pangan lokal ada di sekitar kita, mudah diolah dan menyehatkan. Mengonsumsi pangan lokal juga secara langsung mendukung petani karena kita membeli bahan bakunya dari hasil panen mereka," terang Chef Rayhan Dhira dalam kesempatan yang sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.