Sukses

Influencer Roti, Fenomena Tak Terduga di Masa Pandemi COVID-19

Beberapa negara bahkan melaporkan kekurangan tepung dan ragi roti selama pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - "Saat saya pergi ke Selandia Baru untuk mengunjungi saudara perempuan saya di rumah sakit tiga tahun lalu, saya mendapat sekantong roti lokal dari orang yang datang untuk menjenguk saudara perempuan saya. Itu bukan roti biasa yang saya lihat di Korea," kata Mari, seorang pembuat roti rumahan dari Korea dikutip dari laman South China Morning Post, Kamis, 24 September 2020.

Dengan lebih dari 57 ribu pengikut di Instagram, Mari yang menggunakan nama akun paindemari, hanyalah salah satu dari banyak influencer roti internasional yang populer di media sosial. Fenomena ini kian transparan di masa pandemi COVID-19.

Bila sekarang Anda mencari kata kunci pembuatan roti di Instagram, jumlah pembuat roti rumahan kian banyak dan secara teratur mereka memenuhi feed akun masing-masing. Isinya pun sangat beragam, mulai dari roti susu Jepang, baguette, babka, challah Yahudi, hingga focaccia yang artsy.

Banyak negara selama pandemi melaporkan kekurangan tepung dan ragi karena orang-orang lebih banyak berdiam di rumah. Rupanya, rutinitas baru ini membuat tak sedikit dari penduduk dunia mencoba membuat roti.

"Kebanyakan orang tak bisa mendapat roti yang diinginkan seperti sebelumnya, dan mereka punya waktu luang di rumah," kata Ashish Bhasin, koki eksekutif di The Leela Ambience Gurugram Hotel and Residences di Gurugram, dekat New Delhi, India.

Selain itu, media sosial pun bertanggung jawab atas penyebaran minat. Jika seseorang mengunggah roti yang telah mereka panggang, yang lain akan mencoba. "Lambat laun, itu jadi tren," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaat Psikis Membuat Roti

Membuat roti nyatanya membutuhkan konsentrasi, dari menguleni adonan, membentuk, sampai menghiasnya. Namun, proses itu dikatakan sebagai ritual menenangkan saat Anda cemas atau khawatir. Belum lagi menyinggung kesenangan karena makan roti yang baru dipanggang.

Pembuatan roti juga dianggap nyaman dan cenderung tak menimbulkan rasa bersalah seperti halnya membuat kue. Banyak pengguna Instagram mengunggah foto sebelum dan sesudah, yakni adonan sebelum dimasukkan ke dalam oven, lalu roti yang sudah jadi.

Beberapa bahkan memiliki video pendek yang menunjukkan roti saat sedang dipanggang. Alhasil, figur-figur influencer roti mulai lebih banyak dikenal dan diakui keberadaannya oleh penghuni jagat maya.

Chiew See, orang di balik akun Instagram @autumn.kitchen mengatakan, ia mulai memanggang roti sekitar 10 tahun lalu, tapi baru membuat sourdough lima tahun belakangan. Ia telah menerbitkan buku tentang sourdough, Autumn Baking – Natural Yeast.

Kemudian, ada pula Kristen Dennis yang berbasis di Chicago Amerika Serikat. Ia adalah salah satu bintang pembuat kue di Instagram dengan 306 ribu pengikut di akunnya, @fullproofbaking.

Dennis yang kerap memanggang roti bersama putranya ini pertama kali membuat roti pada 2016. Awalnya, ia membuat roti tawar dengan ragi instan, sebelum beralih ke sourdough yang lebih menantang.

Tak satu pun dari para bakers mengharap popularitas dan minat seperti ini ketika mereka memulai. Ke depan, mereka mengatakan akan terus belajar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.