Sukses

Saat Para Binaragawan Jadi Pengantar Sushi di Jepang

Restoran di Jepang punya cara agar usahanya tak bangkrut akibat pandemi corona Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 membuat banyak orang berpikir sangat kreatif yang kemudian menjadi viral dan mengundang perhatian banyak orang. Salah satunya sebuah restoran sushi di Jepang yang mempekerjakan binaragawan untuk mengantar sushi.

Masanori Sugiura,  generasi ketiga  dari pemilik restoran sushi Imazushi  di Anjo, Prefektur Aichi, adalah di antara beberapa binaragawan peringkat atas yang bertindak sebagai kurir untuk restoran tersebut. Saat pengiriman, para pria melepas atasan mereka dan berpose untuk pelanggan. Mereka juga dapat meminta foto dari jarak yang aman secara sosial, dilansir dari laman Mainichi, Selasa (8/9/2020).

Restoran ini terutama menerima pesanan dari Nagoya. Namun, mereka juga menerima pesanan dari luar kota dan sejauh Tokyo dan Osaka asalkan harga yang tepat.

Imazushi, yang biasanya menyediakan makanan untuk upacara peringatan dan kelompok, mengalami pandemi. Pendapatan biasanya 100 juta yen untuk kuartal April-Juni 2020 turun menjadi 10 juta yen, dan Sugiur yang berusia 41 tahun pada satu titik terpaksa memangkas jumlah karyawan dari 50 menjadi empat orang.

Ketika restoran lain mulai menyediakan layanan pengiriman, Sugiura memutuskan untuk membedakan bisnisnya dengan menggunakan tubuhnya. Masanori mulai berolahraga di gym saat berusia 20-an. Ia mulai mengikuti kompetisi di usia 30-an dan menduduki peringkat ketiga dalam kejuaraan dunia binaraga pada Februari 2020.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Pemesanan

Sementara itu, mayoritas rekan kompetitornya tidak bekerja sebagai karyawan gym, karena fasilitas mereka ditutup selama pandemi. "Saya memulai ini untuk bersenang-senang bersama dengan kelompok lima binaragawan yang dipilih secara khusus," kata Sugiura.

Layanan "pengiriman macho" menjadi viral di Twitter segera setelah situs resminya dibuka, dan  pertanyaan pun bermunculan. Dia sekarang menerima sekitar delapan hingga 10 pesanan pada hari-hari sibuk, dengan pendapatan bulanan dari layanan tersebut mencapai sekitar 1,5 juta yen atau Rp208 juta.

Sugiura saat ini sedang mencari kurir potensial di Tokyo, di mana dia telah menerima banyak pesanan dalam beberapa hari terakhir. “Ke depan, saya ingin mencoba menyelenggarakan pertunjukan pemotongan tuna macho di luar negeri,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.