Sukses

Miss Earth 2019: Pilah Sampah dari Rumah Itu Penting

Miss Earth 2019 Cinthia Kusuma Rani menyebut sampah yang dipilah bisa dimanfaatkan kembali menjadi sumber energi.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang masih membuang sampah tanpa memilah? Miss Earth 2019 Cinthia Kusuma Rani pernah melakukannya sebelum disadarkan pentingnya memilah sampah.

"Dulu sebelum mengenal lingkungan hidup, saya tidak tahu apa pentingnya pemilahan sampah organik dan nonorganik," kata Rani, biasa disapa, kepada Liputan6.com, Kamis, 3 September 2020.

Menurut pemahamannya kini, pemilahan bisa membantu sampah agar berguna kembali. Salah satunya bermanfaat untuk menghasilkan energi, seperti yang dilakukan komunitas Gerakan Ciliwung Bersih lewat pengaplikasian Tempat Olah Sampah Sungai (TOSS) yang dimotori perusahaan perintis Comestoarra.

TOSS merupakan metode pengelolaan dan pengolahan sampah di sumber berbasis komunitas yang mengubah paradigma pemilahan di awal menjadi pemilahan setelah proses pengolahan sampah berlangsung. Hasilnya kemudian diolah menjadi biomassa atau energi untuk dimanfaatkan memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti menyalakan genset dan menyalakan kendaraan bermotor

Perempuan asal Ketapang, Kalimantan Barat, itu baru saja terlibat dalam peluncuran Safari TOSS: Journey to The East pada Selasa, 1 September 2020. Lewat program tersebut, TOSS didorong pemerintah dan sejumlah perusahaan seperti PT Indonesia Power dan Indofood, untuk dipraktikkan pula di Indonesia Timur. 

"Ini sangat baik. Ada alat yang bisa mengubah sampah menjadi sebuah energi. Untuk kita sebagai masyarakat, inilah pentingnya milah sampah di rumah, organik dan anorganik," sambung dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Setiap Hari, Hari Bumi

Sebagai penyandang titel Miss Earth, Rani mengaku berusaha menggunakan pengaruhnya agar orang di sekelilingnya mengubah gaya hidup agar lebih ramah lingkungan. Ia menyatakan berusaha konsisten melakukan sesuatu tetapi memilih cara yang tidak memberatkan.

"Saya kurangi sampah plastik. Tidak gunakan plastik saat berbelanja. Saya juga buat komunitas, Greenishpioneer, buat kegiatan berkaitan dengan lingkungan, agar semua orang bisa lakukan," ucapnya.

Ia mengakui jumlah sampah plastik meningkat selama pandemi. Meski tak ke luar rumah, jual beli online tetap berjalan, bahkan meningkat. Setiap kali paket pesanan dikirimkan, sampah plastik pun dihasilkan. Maka, ia berusaha lebih bijak.

Di sisi lain, ia juga menyoroti soal penggunaan masker medis yang berakhir jadi limbah. Ia meminta agar mereka yang tak berkaitan dengan penanganan medis, beralih ke masker kain. "Jangan gunakan masker medis karena nanti akan hasilkan limbah medis lagi," ujar Rani.

Menurut Rani, setiap orang semestinya menjadikan setiap hari adalah Hari Bumi, bukan hanya dirayakan pada 5 Juni. "Merawat bumi adalah tanggung jawab semua orang di bumi ini," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.