Sukses

ASI, Nutrisi Terbaik Pencegah Alergi bagi Anak

Lalu, bagaimana bila anak tak bisa mendapatkan ASI?

Liputan6.com, Jakarta - Setiap anak berisiko mengidap alergi tertentu, bahkan bila tak ada riwayat alergi pada kedua orangtuanya. Konsultan alergi dan imunologi anak dari FK Unpad, Prof. Budi Setiabudiawan, SpA(K), menyebut risiko alergi tertinggi dimiliki anak yang kedua orangtuanya memiliki jenis alergi yang sama, potensinya sampai 80 persen.

Sementara, anak-anak yang memiliki orangtua tidak beriwayat alergi, potensinya 5--15 persen. "Menentukan risiko itu berdasarkan riwayat alergi pada bapak, ibu, dan juga saudara kandungnya (bapak dan ibu). Tidak bisa kakek, nenek, atau tante," kata Budi dalam virtual gathering Bicara Gizi di Jakarta, Kamis, 25 Juni 2020.

Meski berisiko, ada cara alami yang bisa dilakukan untuk mencegah anak menjadi alergi. Budi menyebut ASI sebagai nutrisi terbaik, bahkan dari susu formula termahal sekalipun.

"ASI eksklusif selama enam bulan adalah nutri terbaik dibandingkan susu formula sehebat apapun," ucapnya.

Ia menjelaskan alasannya. Pertama, ASI mengandung oligosakarida yang berefek prebiotik dan mampu berefek langsung pada peningkatan sistem imun. ASI juga mengandung bakteri bermanfaat yang kita kenal sebagai probiotik. Gabungan antara prebiotik dan probiotik disebut sinbiotik yang bisa meningkatkan sistem imun tubuh secara optimal.

"ASI juga mengandung protein rantai pendek sebagai pencegahan untuk anak-anak yang punya risiko tinggi," ujar Budi lagi.

Tapi, tak semua bayi beruntung mendapatkan ASI eksklusif. Solusinya, anak bisa diberikan suplemen prebiotik dan probiotik hingga 1.000 hari kelahiran. Suplemen sinbiotik bahkan lebih baik.

"Kalau dapat ASI, suplemen tidak perlu," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proteksi dari Sebelum Lahir

Merujuk data World Allergy Organization (WAO), Budi menyebut ada delapan bahan makanan yang paling sering menyebabkan alergi di dunia. Namun, yang dominan untuk kasus di Asia disebabkan oleh telur dan susu sapi.

Bisa saja ibu memiliki alergi tersebut dan menurunkannya pada anaknya. Namun, ibu dilarang pantang makan apapun saat hamil. Tujuannya untuk melatih kekebalan tubuh anak.

Ibu pun sangat disarankan melahirkan secara normal daripada caesar. Menurut Budi, ada mikrobiota yang bisa melindungi bayi bila mereka dilahirkan lewat jalur vagina.

"Kalau lahir normal, yakni secara vaginal, terjadi probiotik akan lebih optimal. Risiko alergi lebih rendah," ujar Budi.

Sementara, anak juga tidak boleh dipantang untuk memakan apapun saat ia sudah waktunya makan makanan padat. "Jangan terlalu cepat dan terlambat (memberi makanan padat). Terlambat juga meningkatkan risiko alergi di kemudian hari," sambung dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.