Sukses

Masker dan Sarung Tangan Sekali Pakai Mulai Mencemari Lautan

Belakangan ini banyak ditemukan masker dan sarung tangan sekali pakai yang dibuang ke laut.

Liputan6.com, Jakarta - Krisis kesehatan yang sedang berlangsung pada awalnya merupakan keajaiban bagi lingkungan, tetapi sekarang sarung tangan dan masker sekali pakai mulai mengotori lautan.

Ketika orang-orang di seluruh dunia didorong untuk memakai alat pelindung diri (APD) untuk melindungi diri dari virus Corona Covid-19, satu hal yang tampaknya tidak disampaikan adalah bagaimana cara membuang APD bekas pakai.

Masker dan sarung tangan mulai mengotori jalanan dalam beberapa minggu terakhir, dan sekarang APD sekali pakai mulai menuju ke lautan, seperti dilansir dari Unilad, Rabu (24/6/2020).

Para ilmuwan optimistis memperkirakan bahwa masker dan APD bekas dapat dipulihkan pada 2050. Sesuatu yang tidak akan terjadi jika APD sekali pakai terus dibuang ke laut.

Organisasi nirlaba Opération Mer Propre yang sering memilih sampah di sepanjang Côte d'Azur, dan mengemukakan kekhawatirannya setelah menemukan sejumlah masker. Dalam unggahannya di Facebook disebutkan telah menemukan masker sekali pakai di perairan Mediterania. 

"Ini hanya permulaan dan jika tidak ada perubahan akan menjadi bencana ekologis yang nyata dan bahkan mungkin kesehatan ...!" tulis akun tersebut.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Banyak Masker daripada Ubur-Ubur

Laurent Lambord dari Opération Mer Propre juga menyatakan keprihatinannya di Facebook. Dia berkata, "Mengetahui bahwa lebih dari dua miliar masker sekali pakai telah dipesan, dalam waktu dekat akan ada lebih banyak masker daripada ubur-ubur di perairan Mediterania."

Bila masker memiliki manfaat kesehatan jangka pendek bagi orang-orang yang melindungi diri mereka dari virus corona, masker, APD, dan sarung tangan lateks yang masuk ke lautan pasti memiliki efek merusak jangka panjang pada lingkungan.

Masker diperkirakan memiliki masa hidup 450 tahun di lingkungan alam, menjadikannya 'bom waktu ekologis yang sesungguhnya', lapor Treehugger.

Masalah ini tidak hanya terjadi di Mediterania, banyak masker juga ditemukan di pantai-pantai Asia. Gary Stokes dari OceansAsia menjelaskan bahwa dirinya menemukan sekitar 70 masker di sebuah pantai yang panjangnya 100 meter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.