Sukses

Cerita Akhir Pekan: 6 Pendaki di Dunia yang Dikenal Ikonik

Bukan karena kehebatannya, pendaki di dunia ini justru malah dikenal karena pakaiannya yang kurang cocok atau peralatan mendakinya yang tidak lengkap.

Liputan6.com, Jakarta Mendaki gunung merupakan salah satu aktivitas traveling yang sedang digemari saat ini. Apalagi gunung menyajikan keindahan alam yang tak kalah dengan laut.

Pendaki gunung biasanya berpakaian dan membawa barang sesuai dengan aturannya, mengingat pendakian gunung bukanlah kegiatan yang mudah. Banyak keperluan barang serta pakaian yang harus mereka siapkan untuk pendakian ini. Tujuannya cuma satu, yakni agar mereka tetap aman dan terhindar dari bahaya yang hendak menghadang mereka.

Namun, ada beberapa pendaki gunung yang malah melanggar aturan tersebut dan tampil berbeda ketika mendaki gunung. Mereka memakai pakaian yang bukan seharusnya, ada juga yang tidak membawa perlengkapan yang sangat penting kala mendaki gunung. Hal itu pastinya membuat orang terheran-heran dengan kenekatan yang mereka miliki.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini ada enam pendaki gunung yang terkenal dengan keunikannya.

Gigi Wu

Nama Gigi Wu memang sering dibincangkan akhir-akhir ini. Aksi mendakinya yang berani dan hanya memakai bikini membuatnya jadi fenomena di dunia maya.

Dilansir dari irishtimes.com, awal mula Gigi Wu mulai melakukan aksi nekatnya ini karena dia kalah taruhan dengan temannya. Alhasil, Gigi pun harus mendaki gunung dan memamerkan fotonya dengan bikini kala ia mencapai puncak gunung tersebut.

Sayangnya, pendakian solo Gigi di Taman Nasional Yushan pada Minggu (20/1/2019) kemarin merupakan pendakian terakhirnya. Ia jatuh ke dalam jurang dan meninggal di tempat tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fred Beckey

Fred Beckey merupakan pendaki berkewarganegaraan Amerika Serikat walaupun ia lahir di Jerman pada 1923. Ia merupakan pendaki gunung legendaris yang pertama kali mendaki beberapa puncak di gunung-gunung Amerika Serikat, dilansir dari theuiaa.org. Laman ini juga menyebutkan bahwa Beckey merupakan orang yang berwarna dan eksentrik.

Ia dikabarkan tidak pernah menikah ataupun memiliki anak, sebab hidupnya ia dedikasikan hanya untuk mendaki gunung. Namun, Beckey menjadi fenomena karena ia mendaki puncak-puncak yang belum pernah didaki, bahkan setinggi 20.000 kaki. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di usia 94 tahun pada 2017 kemarin. Pemikirannya inilah yang membuatnya menjadi pendaki gunung yang eksentrik.

Dikutip dari buku The Good Rain karya Timothy Egan pada Sabtu (26/1/2018), Beckey memiliki reputasi yang bagus di kalangan para pendakinya. Beckey bahkan sempat memakai kaus "he will steal your woman, steal your route".

Reinhold Messner

Reinhold Messner sudah lebih dulu dikenal di kalangan pendaki gunung dunia. Dilansir dari thrillophilia.com, ia pertama kali mendaki gunung di usianya yang kelima. Pria kelahiran 17 September 1944 ini memecahkan rekor mendaki 14 gunung setinggi 8000 kaki tanpa menggunakan tabung oksigen tambahan.

Messner terinspirasi oleh Hermann Buhl yang merupakan pendaki pertama yang membawa peralatan dan bantuan pendakian yang minim. Dari situ, Messner percaya bahwa peralatan tambahan yang digunakan kala mendaki merupakan hal yang tidak terpuji terhadap gunung. Ia bahkan mendaki gunung tanpa membawa tabung oksigen cadangannya.

Karya-karya Messner pun tidak diragukan lagi. Ia menuliskan lebih dari 60 buku di gunung. Messner pun memiliki museum atas namanya sendiri, yakni Museum Gunung Messner yang didirikan oleh Mountain Wilderness, organisasi non pemerintah yang memiliki cabangnya di beberapa negara.

3 dari 4 halaman

Annie Smith Peck

 

Annie Smith Peck

Wanita kelahiran 1850 ini dikenal sebagai salah satu pendaki wanita yang berani mendaki gunung di zamannya. Walaupun ia bukan pendaki wanita pertama di gunung Matterhorn, Annie berani melawan norma yang berlaku kala itu, dilansir dari smithsonianmag.com.

Annie mendaki gunung Matterhorn di Swiss pada tahun 1895 dengan menggunakan celana panjang. Kala itu, wanita yang memakai celana panjang dianggap tabu. Pendahulunya, Lucy Walker yang mendaki tahun 1871 pun hanya memakai baju terusan, dan mendapat pujian dari masyarakat saat itu.

Bukannya dipuji karena berhasil menaklukkan Gunung Matterhorn, Annie malah dikritik habis-habisan. Annie memancing kemarahan publik karena dinilai melanggar moral, terlihat dari pakaiannya. Ia mengenakan tunik sepanjang paha, celana tiga perempat dan sepatu bot. Publik pun bahkan berdebat apakah perbuatan Annie merupakan perbuatan kriminal atau tidak.

George Mallory

George Mallory merupakan pendaki yang mengikuti tiga ekspedisi pertama ke Gunung Everest oleh orang senegaranya, Inggris. Di pendakian tersebutlah, Mallory dinyatakan hilang dan meninggal pada 3 Juni 1926, 2 tahun setelah pendakiannya dimulai. Jasadnya pun ditemukan pada 1 Mei 1999 oleh tim ekspedisi, dikutip dari buku Into The Silence: The Great War, Mallory and the Conquest of Everest karya Bodley Head.

Dilansir dari laman mrporter.com, Mallory mendaki dengan celana pendek. Padahal saat itu, celana pendek bukanlah hal yang lazim dipakai seperti sekarang ini. Meskipun gayanya saat itu dinilai sedikit terbuka, tak sedikit ahli pendaki gunung yang memujinya karena Mallory menjadi pejuang sejati di pegunungan.

4 dari 4 halaman

Goran Kropp

Pria asal Swedia ini memiliki pengalaman yang sama dengan Reinhold Messner, yakni tidak membawa tabung oksigen cadangan. Bedanya, ia bersepeda dari negara asalnya ke Nepal, tempat di mana Gunung Everest berada.

Dilansir dari elitereaders.com, perjalanan Kropp menuju Gunung Everest bermula sejak 16 Oktober 1995. Ia bersepeda sejauh 13.000 kilometer hingga akhirnya mencapai Gunung Everest pada Oktober 1996. Karena itulah, Kropp dijuluki oleh 'The Crazy Swede' saat ia berhasil mendakinya, sebab saat ia mencapai Base Camp Gunung Everest, ada delapan orang yang meninggal akibat badai salju. (Esther Novita Inochi)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.