Sukses

Alasan CHI Award Beri Penghargaan pada Pengrajin Batik

Liputan6.com, Jakarta – The Culture Heritage of Indonesia (CHI) baru saja menggelar ajang penghargaan CHI Award 2018. Mereka untuk pertama kalinya memberi penghargaan kepada para pejuang di balik bertahannya industri Batik.

CHI Heritage berada di bawah naungan Al Mar Foundation (Yayasan Al Mar) yang bertujuan untuk berperan dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia. Yayasan Al Mar memiliki perhatian pada kelangsungan warisan budaya Indonesia. Lalu kenapa memberikan penghargaan pada para pengrajin batik tradisional?.

Alasan utamanya, mereka dianggap sebagai para pahlawan warisan batik di Indonesia. Dari awal hingga selesai, proses batik merupakan pekerjaan tangan yang penuh cita rasa seni dengan keteguhan hati dalam melaksanakannya.

Bahkan dalam menciptakan peralatan untuk membatik pun juga dilakukan dengan penuh cita rasa seni, ketrampilan tangan dan sekali lagi keteguhan hati yang tidak semua orang memilikinya. Kemajuan teknologi dan berhembusnya ombak industri modern dalam pakaian jadi, membuat industri batik semakin meredup.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Belum Ada Penerusnya

Yang menyedihkan lagi, belum banyak atau berkurangnya ketertarikan dari generasi muda untuk meneruskan kepandaian membuat alat utama dalam membatik, yaitu canting dan malam. Kepada merekalah penghargaan CHI Award 2018 kategori pelestari diberikan. CHI Award 2018 juga diberikan kepada Kategori Penerus, Inovator, dan juga Penghargaan Khusus (Legacy).

"Legacy bikin kita prihatin, saat ini, pengrajin canting di Pekalongan, hanya tinggal satu keluarga, belum ada penerusnya. Cantingnya saja terbilang murah dijual dengan harga 3000 rupiah, padahal di tempat lain bisa mencapai 25 ribu rupiah," tutur Musa Widyatmojo, pada Liputan.com di acara konferensi pers CHI Award, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).

3 dari 3 halaman

Batik Indonesia

Untuk Kategori Penghargaan Khusus akan diberikan kepada Go Tik Swan atau Panembahan Hardjonagoro. Go Tik Swan adalah orang yang mendapat tugas dari Presiden Soekarno untuk membuat Batik Indonesia.

Duduk sebagai Dewan Pemerhati Seni Budaya untuk CHI Award 2018 adalah Neneng Iskandar dari Wastraprema, Musa Widyatmodjo (Perancang mode Indonesia), William Kwan (pengamat wastra batik), Insana Ilham Habibie (kreator batik), dan Wiwit Ilham Panjaitan (Inisiator dan Pendiri CHI Heritage – Warisan Budaya Indonesia).

Lalu ada artis Ayu Dyah Pasha yang juga terlibat di Yayasan Al Mar. Ajang penghargaan ini diadakan bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November 2018, sesuai dengan dedikasi para pengrajin batik tradisional yang sudah dianggap sebagai kebudayaan Indonesia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.