Sukses

7 Gaya Pengasuhan Anak Terunik dari Seluruh Dunia

Penasaran seperti apa gaya pengasuhan anak terunik di dunia? Simak selengkapnya di sini.

Liputan6.com, Jakarta Tidak ada sekolah yang mengajarkan cara menjadi orangtua dan mendidik anak yang sempurna. Kebanyakan orang mendidik dan mengasuh anak-anak mereka seperti cara mereka dibesarkan oleh orangtua mereka. Tak hanya itu biasanya budaya dan lingkungan sekitar juga berperan penting terhadap pola pengasuhan anak-anak.

Budaya yang berbeda-beda menciptakan seperangkat kultur dan adat istiadat yang bervariasi dalam membesarkan anak-anak, termasuk di ketujuh negara berikut di mana para orangtua di sana memiliki gaya pengasuhan anak unik yang mungkin dianggap aneh di belahan dunia lain. Berikut adalah tujuh gaya pengasuhan unik dari seluruh dunia, melansir Business Insider, Senin (11/6/2018).

Kanak-kanak di Jepang jadi petugas cleaning service

Para orangtua di Jepang menekankan kemandirian pada anak-anak mereka di usia belia. Merupakan pemandangan biasa di Jepang melihat anak berusia enam tahun berjalan ke sekolah mereka sendirian tanpa diantar, padahal sekolah mereka sangat jauh dari tempat tinggal mereka. Bahkan untuk anak-anak yang masih Sekolah Dasar, mereka harus pulang pergi ke sekolah dengan menaiki kereta atau angkutan umum lainnya tanpa pengawasan. Orangtua di Jepang merasa aman membiarkan anak-anak mereka pergi sendirian tanpa pengawasan karena tingkat kejahatan di negara matahari terbit tersebut sangat rendah.

Anak-anak di Jepang juga tidak membutuhkan pendamping untuk membantu mereka bersekolah. Mereka tidak memerlukan petugas kebersihan yang membersihkan kelas dan toilet di sekolah. Sejak kelas satu, siswa di Jepang sudah diajarkan dan diberi tugas menyapu dan mengepel ruang kelas dan lorong, membersihkan debu, dan membersihkan kamar mandi di sekolah mereka.

Bayi di Skandinavia tidur di luar rumah

Anak-anak di Skandinavia dibesarkan dengan prinsip “friluftsliv,” atau hidup di udara terbuka. Para orangtua di Skandinavia akan membiarkan bayi-bayi mereka tidur siang di atas kereta bayi di luar rumah dengan udara terbuka. Bahkan di musim dingin, bayi-bayi akan tetap dibiarkan tertidur di luar tanpa pengawasan. Para orang tua di Skandinavia umumnya percaya bahwa tidur di alam terbuka membuat anak-anak mereka sehat.

Anak-anak di Italia dibolehkan minum wine

Di negara pizza ini, pendidikan tentang konsumsi wine yang bertanggung jawab merupakan hal yang sangat penting, bahkan dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Siswa mulai belajar tentang seluk beluk wine di usia 6 tahun. Orangtua bahkan memperbolehkan mereka meminum segelas wine saat makan malam. Para orangtua di Italia percaya bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan cara tersebut akan tumbuh menjadi orang yang mempunyai pola minum wine secara sehat di masa dewasa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bayi di Tiongkok diajari BAB di toilet sejak lahir

Umumnya di Indonesia, bayi dipakaikan diapers sejak lahir dan baru mulai diajari untuk membuang hajat di toilet ketika sudah agak besar sekitar umur 3-4 tahun. Namun di Tiongkok, bayi-bayi telah diajarkan untuk BAB ketika baru berusia beberapa bulan. Ketika menginjak usia 2 tahun, anak-anak di China diharapkan sudah bisa menggunakan toilet sendiri ketika hendak membuang hajat.

Anak-anak di Finlandia tidak bersekolah TK

Menurut The Times, pelajar di Finlandia termasuk yang terpintar di dunia dan mereka secara konsisten berada di atau mendekati puncak peringkat OECD untuk matematika, sains, dan membaca. Rahasianya bukan karena anak-anak di Finlandia rajin belajar di sekolah, namun sebaliknya anak-anak di Finlandia tidak bersekolah sebelum menginjak usia 7 tahun. Hal ini berarti tidak ada masa PAUD atau TK seperti umumnya diterapkan di Indonesia.

Masyarakat Finlandia percaya bahwa sebelum usia tujuh tahun, anak-anak diharapkan untuk bermain dan aktif secara fisik. Mereka menganggap tujuh tahun pertama dalam kehidupan anak-anak adalah waktu untuk kreativitas. Sekolah-sekolah di Finlandia juga sangat sedikit memberikan tugas atau pekerjaan rumah (PR). Mereka juga memberikan liburan sekolah yang sangat panjang hingga 11 minggu.

 

3 dari 3 halaman

Remaja Inggris diberi kebebasan berkeliling dunia

Sudah menjadi tradisi yang mengakar di Inggris untuk mengambil “tahun jeda” di antara kelulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi. Sebelum memasuki bangku kuliah, remaja-remaja di Inggris diberikan kebebasan untuk berpergian kemanapun yang mereka inginkan bahkan berkeliling dunia. Menurut statistik, 230.000 siswa berusia antara 18 dan 25 tahun mengambil tahun jeda untuk traveling ke luar negeri, bekerja, atau menjadi sukarelawan.

Anak-anak Afrika dibesarkan orang sekampung

Di banyak bagian Afrika, tanggung jawab membesarkan anak tidak hanya terletak pada orangtua saja namun seluruh keluarga besar. Bahkan orang-orang yang bukan kerabat juga punya bagian dalam mengasuh anak-anak tetangga mereka. Di beberapa suku di Afrika, para ibu berbagi ASI mereka untuk anak-anak tetangga mereka dan mereka sangat senang bisa turut membantu. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa anak-anak Afrika dibesarkan oleh orang sekampung.

Ana Fauziyah

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.