Sukses

Sakit Hati karena Rasa Kecewa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Masih menyimpan rasa kecewa terhadap seseorang? Ini alasan ilmiahnya mengapa perasaan tersebut sulit dihilangkan.

Liputan6.com, Jakarta Kekecewaan adalah emosi yang terjadi apabila Anda gagal mendapatkan apa yang diinginkan. Seperti contohnya, siapapun yang memilih Hillary Clinton pada Pilpres kemarin, pastilah mengalami kekecewaan yang berat.

Dilansir dari mydomaine.com, Selasa (15/11/2016), beberapa waktu yang lalu, ilmu pengetahuan menghubungkan antara efek dari rasa kecewa dengan kimia yang dapat membuat kecanduan. Sebuah artikel terbaru di New York Magazine's Science of Us meneliti rasa kecewa dari sudut pandang ilmiahnya.

Ternyata, perasaan kecewa merupakan salah satu pengalaman emosional dalam kehidupan yang paling sulit untuk dihadapi dan dilalui.
Sama halnya dengan dopamin, bagian di dalam otak yang menciptakan perasaan bahagia, akan memengaruhi seseorang untuk terus mendapatkan kebahagiaan melalui obat, rasa kecewa bekerja dengan sistem yang sama.

Rasa kecewa akan bermain dengan tindakan-tindakan yang terus mengingatkan Anda akan hal tersebut, entah Anda kecanduan ataupun tidak. Jika Anda berhasil menemukan sebuah alasan untuk mengurangi kadar kekecewaan dalam diri sendiri, maka dopamin dalam otak akan meningkat, dan membuat Anda lebih bahagia.
Namun, jika Anda tidak dapat menemukan alasan untuk menghapus kekecewaan, maka kadar dopamin dalam otak secara otomatis akan terus menurun.

Hal inilah yang akhirnya membuat kekecewaan seringkali bertahan lama dalam diri seseorang dan tidak tertahankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini