Sukses

Penting Disimak! Pesan Ganjar untuk Anak Muda yang Mau Investasi

Yuk simak pesannya, penting lho!

Liputan6.com, Semarang - Persoalan investasi bodong yang belakangan ini mengemuka dengan ditangkapnya para anak muda berkekayaan melimpah atas tuduhan Tindak Pidana Pencucian Uang, turut menarik atensi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Hal itu ia utarakan saat memberi sambutan di acara Peresmian Gedung Kantor OJK Purwokerto di Jalan Gatot Subroto 46, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (8/3/2022). 

Seperti diketahui crazy rich Medan, Indra Kesuma alias Indra Kenz yang bakal genap berusia 26 tahun pada 31 Mei nanti, jadi tersangka kasus dugaan penipuan investasi trading binary option lewat aplikasi Binomo. Menurut Kapuspenkuk Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya pada Selasa (8/3/2022), Indra Kenz diduga melakukan tindak pidana judi online dan atau penyebaran berita bohong alias hoaks melalui media elektronik dan atau penipuan/perbuatan curang dan atau tindak pidana pencucian uang.

Sedangkan crazy rich asal Bandung, Doni Muhamad Taufik alias Doni Salmanan juga ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan investasi bodong berkedok trading binary option Quotex. Menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, Doni Salmanan dijerat dengan beberapa pasal secara berlapis. Ada Undang-Undang ITE, KUHP, dan Undang-Undang Tindak Pidana Pemberantasan Pencucian Uang (TPPU) dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

 

 

 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Ganjar Pranowo (@ganjar_pranowo)

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pesan Ganjar

"Kita beberapa hari ini diberi tontonan di televisi ya. Anak muda kaya banget. Pamer jam tangan harganya berapa? Tujuh miliar atau berapa? Jam tangan 7 miliar itu apa ya? Waktunya tepat terus ya itu?" tutur Ganjar menyoroti gaya hidup crazy rich yang belakangan jadi tersangka.

"Apa yang ada di balik cerita itu? Ternyata ada cerita investasi, yang hari ini dalam dunia bisnis digital begitu cepatnya. Dan ketika kondisi pandemi ini belum usai, ekonomi juga belum menggeliat, artinya semua masih kesulitan. Maka sesuatu yang menggiurkan dalam investasi itu seperti gula-gula yang ada di depan mata. Tinggal dimakan tinggal dijilat, seolah-olah semua terasa manis. Tapi kita tidak pernah tahu itu benar apa tidak." lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur yang kini bergaya plontos itu berharap OJK dapat mendorong edukasi keuangan di masyarakat, terutama dunia ekonomi digital yang sedang bertumbuh saat ini. Salah satunya, bisa menjadi tempat bertanya tentang suatu investasi apakah aman atau tidak.

"Maka gedung ini (OJK Purwokerto) saya harap bisa mengedukasi masyarakat sekaligus tempat bertanya. Karena dunianya digital, kita masuki bagaimana memahami sebuah investasi baru." harapnya.

Melalui unggahan Instagram, Ganjar menyeru kepada siapapuun agar berhati-hati dalam memilih investasi. Dengan banyaknya platform yang menawarkan beragam bentuk investasi, Ganjar menekankan agar memastikan tahu ilmunya dulu, minimal mengecek dulu apakah legal atau tidak, agar tidak berakhir buntung.

"Jangan hanya tergiur oleh janji keuntungan yang besar, apalagi yang nggak masuk akal kemudian panjenengan jadi korban selanjutnya. Sudah banyak lho contoh orang tertipu di depan kita. Ayo tingkatkan literasi keuangan kita bersama OJK." tegasnya.

3 dari 3 halaman

Komentar Warganet

Unggahan itu pun telah mendapat tanggapan positif warganet. Di antaranya 55 ribu tanda suka dan lebih dari 500 komentar. Beberapa warganet pun turut menyoroti perihal investasi bodong.

"Umur masih muda, ga ada keturunan konglomerat terus tau-tau tajir sih ya emang patut dicurigain kalo gak ngepet ya nyopet (nyolong, nyuri, nipu) gitu aja sih," tulis mommy2sha.

"Intinya jangan mudah percaya tentang bisnis melalu medsos. yang dunia nyata saja banyak yang nipu, apalagi medsos. salam waspada inggih pak," tulis rossa_rj turut mengingatkan.

"Setuju pak. saya berharap OJK bener bener OJK yang mengedukasi masyarakat, pro masyarakat. Sejak ada berita tersebut saya mulai agak tidak percaya dengan aplikasi /platform digital, pembuat dan pengembang aplikasi digital bisa saja "bermain" di dalamnya." tulis didikmaryudi7.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.