Sukses

Mengenal Harmoni Islam dan Sunda lewat Membedah Kolam Belakang Rumah

Sedikitnya ada empat tradisi menjelang Ramadan di masyarakat Sunda.

Liputan6.com, Jakarta - Munggahan, Aanteur, Nyepuh, dan Ngabedahkeun Balong adalah sedikit deretan perpaduan budaya masyarakat Sunda dengan Islam. Keempat tradisi itu hanya bisa ditemui saat Ramadan tiba. Apa saja isinya?

"Sunda teh Islam, Islam teh Sunda. Begitu kata pepatah yang terkenal di masyarakat. Sebab, banyak sekali kesamaan nilai tradisi lokal dengan nilai keislaman," ujar Ajengan Ginanjar saat ditanyai Wahyuning, Host Inspirasi Ramadhan Edisi Sahur yang tayang di kanal Youtube BKN PDI Perjuangan, Rabu dini hari tadi (20/3/2024).

Dai bernama lengkap Ahmad Ginanjar Sya'ban itu mengungkapkan sedikitnya ada empat tradisi menjelang ramadan di masyarakat Sunda. Tradisi itu merupakan simbol antusiasme warga dalam menyambut bulan puasa.

Tradisi pertama adalah Munggahan. Biasanya warga Sunda akan mudik awal beberapa hari sebelum tiba ramadan. Setelah itu mereka berkumpul dengan keluarga besar untuk bersilaturahmi dan makan bersama.

"Setelah itu saling meminta maaf antar anggota keluarga agar hati bersih tanpa ada ganjalan saat menjalani ibadah puasa. Singkatnya adalah bersih diri," jelasnya.

Kemudian biasa dilanjutkan dengan Aanteur. Yakni, mengirim makanan atau berkatan ke sejumlah tetangga di lingkungan sekitar rumah.

"Karena sudah masak besar kan dengan datangnya keluarga besar, jadi Aanteur, atau mengantar-antar berkat ke para tetangga," jelas Filolog Islam asal Majalengka ini.

Setelah proses pembersihan diri, kata Ginanjar, maka selanjutnya adalah tradisi Nyepuh. Tradisi ini merupakan pembersihan secara fisik dan bertingkat.

Nyepuh biasa diawali dengan membersihkan rumah, lingkungan sekitar, makam leluhur serta menghiasinya dengan pernak-pernik ramadhan di jalan lingkungan.

Yang paling unik adalah prosesi Ngabedahkeun Balong. Tradisi ini secara letterlijk berarti membedah atau menguras isi kolam yang biasa berada di belakang rumah warga Sunda. Biasanya tradisi ini ada di wilayah Priangan Timur.

"Ini tradisi sedekah. Kolam dibedah, lalu para tetangga boleh mengambil ikan-ikannya secara gratis agar bisa dinikmati khalayak ramai sebelum dan saat puasa," tutur doktor lulusan Universitas Padjajaran ini.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini