Sukses

Seburuk-buruk Manusia Itu yang Menjumpai Hari Kiamat, Ini Penjelasannya

Hari kiamat merupakan peristiwa hancurnya jagad raya ini dan tanda berakhirnya kehidupan di dunia. Setelah kiamat terjadi, semua manusia akan menuju alam kelanggengan yang disebut sebagai alam akhirat. Banyak ayat Al-Qur’an dan Hadis yang menerangkan peristiwa dahsyat dan mengerikan ini.

Liputan6.com, Cilacap - Hari kiamat merupakan peristiwa hancurnya jagad raya ini dan tanda berakhirnya kehidupan di dunia. Setelah kiamat terjadi, semua manusia akan menuju alam kelanggengan yang disebut sebagai alam akhirat.

Banyak ayat Al-Qur’an dan Hadis yang menerangkan peristiwa dahsyat dan mengerikan ini.

Bahkan salah satu surah dalam Al-Qur'an berarti kiamat, yakni surah Al-Qari'ah yang artinya hari kiamat yang menggetarkan.

Surah Al-Haqqah Ayat 15-18 juga menggambarkan peristiwa mengerikan ketika kiamat terjadi, yaitu langit terbelah. Dalam ayat lain, yakni Surah Qaf Ayat 44 ketika peristiwa kiamat, kondisi bumi ketika itu terbelah.

Banyak pula ayat lain yang menerangkan kengerian-kengerian sewaktu terjadi kiamat. Namun perlu kita ketahui bahwa jika ada manusia yang masih hidup dan menjumpai hari kiamat maka tergolong seburuk-buruk manusia.

Berikut ini penjelasan dari Rasulullah SAW.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Manusia Terburuk yang Mengalami Hari Kiamat

Banyak hadis Rasulullah SAW yang menerangkan seburuk-buruk manusia ialah mereka yang mengalami atau masih hidup ketika peristiwa kiamat terjadi. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud:

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه مرفوعاً: "إن من شرار الناس من تُدركهم الساعة وهم أحياء، والذين يتخذون القبور مساجد

“Abdullah bin Mas'ud RA meriwayatkan secara marfū', Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya termasuk seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang masih hidup pada saat terjadi kiamat dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid." (H.R. Ahmad)

Dalam redaksi yang berbeda, Imam Ibnu Katsir dalam kitab an-Nihaayah menerangkan perihal ini dengan merujuk pada sabda Rasulullah SAW:

"Kiamat itu tidak akan terjadi, kecuali pada seburuk-buruknya manusia." (HR Ahmad)

Hadis ini termasuk hadis shahih dan diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya.

Dalam redaksi lain disebutkan,"Seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang menjumpai kiamat dalam keadaan hidup."

3 dari 3 halaman

Sebab Dijuluki Seburuk-buruk Manusia

Setelah mengetahui hadis-hadis Rasulullah SAW tentang seburuk-buruk manusia yang mengalami hari kiamat, maka pertanyaannya ialah mengapa dijuluki sebagai seburuk-buruk manusia?

Imam Ibnu Katsir menerangkan kondisi manusia saat terjadi kiamat, yakni orang yang tidak mengingkari bahkan memiliki sikap permisif terhadap kemungkaran. Mereka juga enggan menyeru pada yang makruf. Pernyataan ini didasarkan pada hadis Nabi SAW: "hingga tidak diucapkan Allah, Allah."

Kemudian dijelaskan juga kondisi saat itu zaman sudah rusak, banyak kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW berikut: "Kiamat tidak akan terjadi sampai bumi tidak diucapkan: La Ilaaha illallaah (tiada tuhan selain Allah)." (HR Ahmad)

Demikian kondisi manusia yang mengalami kiamat ialah mereka yang hidup dalam lumuran dosa dan noda. Parahnya lagi mereka sudah tidak pernah menyebut lagi nama ‘Allah’ sehingga nama Allah sudah tidak dikenali di dunia.

Demikian halnya dengan kalimat tauhid la ilaaha illallah tidak lagi pernah terucap. Padahal kalimat ini merupakan bentuk pengakuan atas keimanan seseorang atas Dzat yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Singkatnya, mereka hidup dalam keadaan tanpa iman di dadanya. Jadi inilah sebab mereka disebut seburuk-buruk manusia.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.