Sukses

Susul Kloternya ke Madinah, 11 Jemaah Haji Sakit Dievakuasi Pakai Ambulans

Sebanyak 11 jemaah haji sakit yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dievakuasi ke Madinah menggunakan ambulans. Evakuasi dilakukan menyusul kloternya yang telah bergerak ke Madinah untuk melaksanakan sejumlah aktivitas sebelum pulang ke Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 11 jemaah haji sakit yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dievakuasi ke Madinah menggunakan ambulans. Evakuasi dilakukan menyusul kloternya yang telah bergerak ke Madinah untuk melaksanakan sejumlah aktivitas sebelum pulang ke Tanah Air.

"Kita laksanakan evakuasi 11 jemaah haji sakit yang sudah stabil ke KKHI Madinah, sehingga bisa segera berkumpul dengan kloternya," ujar Kepala KKHI Makkah, Edi Supriyatna, Sabtu (15/7/2023).

Mereka yang dievakuasi merupakan jemaah haji yang tidak bisa mengikuti perpindahan bersama kloternya ke Madinah menggunakan bus. Sebab, saat pendorongan ke Madinah mereka sedang sakit dan dirawat di KKHI Makkah serta Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).

Edi menjelaskan, bahwa jemaah haji sakit yang dievakuasi kondisinya sudah stabil dan mampu dipindahkan menggunakan transportasi darat. Selain itu, mereka juga harus sudah memiliki dokumen yang lengkap, seperti paspor dan surat jalan.

"Syarat utama jemaah haji sakit dievakuasi ke KKHI Madinah yaitu kondisinya stabil dan transportable," tutur dia.

Evakuasi pertama yang dilakukan pada Jumat kemarin itu menggunakan satu unit ambulans dan satu unit minibus. Mereka yang mengikuti evakuasi pertama ini terdiri dari 1 jemaah sakit baring dan 10 jemaah yang mampu duduk.

Setiap kendaraan yang digunakan telah dilengkapi dengan alat kesehatan, obat-obatan, dan perbekalan kesehatan.

"Selama perjalanan pasien yang dievakuasi didamping oleh 2 dokter dan 3 perawat yang dibagi di dua kendaraan tersebut," Edi.

Evakuasi tahap pertama ini diberangkatkan dari KKHI Makkah pukul 17.00 WAS dan tiba di KKHI Madinah pukul 22.00 WAS. Beberapa jemaah haji yang dinyatakan stabil dan evaluasinya baik oleh KKHI Madinah diantarkan ke hotel masing-masing untuk bergabung kembali dengan kloternya.

Jemaah haji sakit yang dievakuasi dari KKHI Makkah akan ditransitkan sementara di KKHI Madinah dengan tujuan jika masih terjadi gangguan kesehatan maka akan diberikan pelayanan lanjutan. Namun apabila sudah stabil dan hasil evaluasi baik, maka akan dikembalikan ke kloter masing-masing.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pantau Kesehatan Jemaah Haji Lewat Aplikasi Telejemaah

Jumlah jemaah haji Indonesia yang dirawat di Tanah Suci masih cukup tinggi. Hingga Sabtu (15/7/2023) pukul 10.50 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 14.50 Waktu Indonesia Barat (WIB), jumlah jemaah haji yang masih dirawat mencapai 356 orang.

Mereka dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sebanyak 145 jemaah haji Indonesia dan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) sebanyak 211 orang.

Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M Imran menuturkan, keluarga di Indonesia bisa memantau perkembangan atau update kondisi jemaah haji yang dirawat di Tanah Suci, baik di KKHI maupun RSAS melalui aplikasi TeleJemaah.

Hasil visitasi yang dilakukan setiap hari oleh tim kesehatan PPIH Arab Saudi akan di-input ke Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) yang terkoneksi datanya dengan aplikasi TeleJemaah.

"Tim visitasi dari KKHI setiap hari melihat langsung kondisi jemaah haji yang dirawat di RSAS dan melakukan update data harian melalui aplikasi Siskohatkes dan terkoneksi langsung ke aplikasi telejemaah," ujar Imran.

Aplikasi telejemaah merupakan inovasi yang telah digunakan di dua tahun terakhir penyelenggaraan haji. Aplikasi telejemaah memuat informasi kesehatan dari seluruh jemaah haji sesuai nomor porsi.

Imran mengakui, pihaknya banyak menerima pertanyaan baik dari keluarga di Tanah Air maupun tenaga kesehatan haji kloter (TKHK) mengenai kondisi jemaah haji sakit yang dirawat di KKHI maupun RSAS.

Karenanya, aplikasi telejemaah dilengkapi dengan menu riwayat pemeriksaan yang di dalamnya akan memuat kondisi terkini yang diperoleh melalui kegiatan visitasi setiap harinya.

"Kami menerima banyak pertanyaan dari keluarga yang khawatir dengan kondisi jemaah haji terutama yang sakit dan dirawat di RSAS. Untuk itu kami sarankan keluarga jemaah haji untuk pantau melalui aplikasi Telejemaah," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Cara Mengoperasikan Aplikasi TeleJemaah

Aplikasi telejemaah yang dibuat Pusat Kesehatan Haji (Puskes Haji) Kementerian Kesehatan ini tersedia di playstore sehingga memudahkan bagi jemaah maupun keluarganya meng-instal di telepon seluler (ponsel) berbasis android.

Setelah instalasi, keluarga dapat memasukkan nomor porsi jemaah haji terkait dan melakukan pemantauan melalui menu riwayat pemeriksaan.

Menu riwayat pemeriksaan ini mencakup seluruh histori jemaah haji sakit yang mendapatkan perawatan di KKHI, Poskes, hingga RSAS selama penyelenggaraan ibadah haji.

Melalui menu ini juga, keluarga dapat mengetahui update harian jemaah haji dirawat di RSAS maupun KKHI yang meliputi kondisi terkini jemaah, status perawatan, hingga diagnosis dari dokter penanggung jawab.

"Keluarga bisa melihat apakah jemaah haji masih dirawat di rumah sakit atau sudah keluar melalui informasi alasan keluar," kata Imran.

Jika dalam informasi alasan keluar menunjukkan 'SEHAT', artinya jemaah haji tersebut sudah keluar dari perawatan fasilitas kesehatan. Namun jika informasi alasan keluar menunjukan 'NONE' artinya jemaah haji sakit masih dirawat inap.

Selain itu juga, menu riwayat pemeriksaan juga memuat informasi jika jemaah haji meninggal dunia. Dalam hal ini, menu ini akan memberikan informasi mengenai penyebab kematian hingga lokasi pemakaman.

"Bila jemaah haji dinyatakan wafat, update kondisinya juga akan terlapor juga di dalam aplikasi telejemaah melalui menu riwayat perawatan," tutur Imran.

Melalui aplikasi ini, diharapkan tidak hanya petugas kesehatan yang dimudahkan memantau kondisi jemaah, namun juga keluarga yang berada di Tanah Air.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.