Sukses

Benarkah Belajar ke 1 Habib Bodoh Lebih Baik Dibandingkan kepada 70 Kiai Bukan Sayyid? Ini Kata Buya Yahya

Beberapa waktu lalu, sempat beredar video seorang habib yang menyebut, bahwa belajar ke satu habib bodoh lebih baik daripada belajar ke 70 orang alim atau kiai yang bukan sayyid. Pernyataan ini lantas ditanyakan oleh jemaah kepada Buya Yahya

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, sempat beredar video di media sosial yang menyebut, bahwa belajar ke satu habib bodoh lebih baik daripada belajar ke 70 orang alim atau kiai yang bukan sayyid.

Pernyataan ini lantas ditanyakan oleh jemaah kepada KH Yahya Zainul Maarif atau populer dengan panggilan Buya Yahya, dalam kajian yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Menanggapi pertanyaan ini, Buya Yahya menegaskan bahwa perbandingan lebih baik belajar ke 1 habib bodoh atau 70 kiai alim merupakan perbandingan konyol.

Ungkapan pertanyaan dalam kanal YouTube tersebut diunggah sekitar seminggu lalu, jawaban Buya Yahya cukup menohok dan tegas.

"Pembandingannya bukan semacam itu. Artinya apa, pertanyaan yang konyol, jawabannya juga tidak perlu," ujar Buya Yahya memulai menjawab pertanyaan tersebut.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penghormatan Terhadap Keturunan Rasulullah SAW

Buya Yahya yang aktif berdakwah di masyarakat dan mengasuh majelis Al-Bahjah dan Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah yang berpusat di Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon Jawa Barat ni secara gamblang menjelaskan habib dan kyai alim.

Dalam pandangannya, sayyid adalah sosok yang memiliki darah sambung dengan Nabi Muhammad SAW.

"Orang awam memahaminya sebagai sosok yang merupakan keturunan nabi, sehingga orang tersebut memiliki hak-hak yang harus kita penuhi. Misalnya, kemuliaan yang kita letakkan di tempatnya," jelasnya.

Ia melanjutkan, Kyai Alim, merupakan orang yang mengamalkan ilmu dari Baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga ia pun memiliki hubungan dengan Nabi Muhammad.

"Kita tempatkan dia di tempat yang semestinya," lanjutnya.

"Bukan dibanding-bandingkan seperti ini, ini fitnah namanya," tambahnya.

"Enggak boleh, nggak boleh dibanding-bandingkan, selain pertanyaan konyol, ini pernyataan aneh. Pertanyaannya sudah salah," ujar alumnus Universitas Al-Ahgaff Almurobbi Yaman.

Sebagai perbandingan belajar kepada yang bodoh diibaratkan memina uang kepada orang yang tidak punya duit. Nggak punya duit ngapain dimintai uang. Aneh sekali belajar kok kepada orang yang tidak punya ilmu," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Masyarakat Diminta Memuliakan Sayyid

Persoalan sayyid dan alim sekali lagi menurutnya bukan unuk dibanding-bandingkan. Karena semuanya mempunyai kemuliaan yang harus kita pandang, bukan dijejerkan. Kalau dijejerkan justru salah, ini mau merendahkan.

Ia mengingatkan agar masyarakat dan jamaah untuk memuliaakan sayyid, baik pintar maupun bodoh. Termasuk kepada ulama, karena ilmu melali ulama sebagai sanad. Baginya, memuliakannya harus sesuai kebutuhannya, cara meyayangi keturunan Nabi Muhammad SAW pun harus dengan cara yang benar.

Buya Yahya kembali menekankan untuk belajar kepada ulama, yang jelas ilmunya, jelas sanadnya. Selain itu ia meminta agar tidak membenci ahli ibadah, jangan pula membenci ulama, karena ulama adalah penyambung ilmu kita kepada Baginda Muhammad SAW, dari sisi ilmu.

"Semoga Allah SWT menjaga hati kita, jangan terprovokasi untuk membenci ulama, dan juga membenci sayyid," sebutnya.

Penulis: Nugroho Purbo

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.