Sukses

Faktor Penyebab Tingginya Risiko Jamaah Haji Meninggal pada Musim Haji 2023

Saat puncak haji yakni prosesi di Arafah, Muzdalifah dan Mina, biasanya jumlah jamaah haji yang meninggal mengalami peningkatan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi

Liputan6.com, Jakarta - Sebentar lagi musim haji 2023 akan tiba. Calon jamaah haji (calhaj) kloter pertama akan mulai masuk embarkasi pada 23 Mei dan mulai diterbangkan ke tanah suci keesokan harinya.

Jamaah haji perlu memperhatikan kesehatan sebelum keberangkatan, perjalanan, dan selama berada di tanah suci. Terlebih, musim haji ini bertepatan dengan cuaca panas menyengat. Diperkirakan suhu panas bisa mencapai 48 derajat celsius, bahkan lebih.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo, menjelaskan, yang harus dilakukan oleh jamaah haji maupun petugas haji adalah memperbanyak minum air. 

Tapi, kata Liliek Marhaendro, dalam mengonsumsi air, ada caranya atau teknik khusus. "Ada caranya, tekniknya, yaitu satu menit satu teguk. Dalam satu jam bisa 200 mililiter air," katanya di hadapan peserta Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa malam (11/4/2023, dikutip dari laman kemenag.go.id, Rabu (17/5/2023).

Menurutnya, teknik seperti itu penting. Karena jika langsung minum air dalam jumlah banyak, di Masjid Nabawi Madinah dan Masjidilharam Makkah, toilet jaraknya jauh.

"Kalau minumnya langsung banyak, berpotensi selalu ingin ke belakang, ke toilet, padahal jauh. Makanya, per teguk tapi sering," tambahnya.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Puncak Haji, Jumlah Jamaah Haji Meninggal Meningkat

Dia mengungkapkan, saat puncak haji yakni prosesi di Arafah, Muzdalifah dan Mina, biasanya jumlah jemaah haji yang meninggal mengalami peningkatan. 

Ada beberapa faktor yang memengaruhi, di antaranya ancaman suhu panas atau tinggi ditambah dengan aktivitas yang begitu padat. Faktor selanjutnya, yakni kerentanan kesehatan pada jemaah haji, karena haji 2023 jumlah lansia lebih dari 67 ribu atau sepertiga dari jumlah total jemaah.

Selain itu juga terdapat ancaman kekambuhan penyakit yang dipicu oleh kelelahan dan kondisi fisik yang menurun. 

Dari berbagai kerentanan tersebut, dibutuhkan kampanye petugas haji kepada jemaah haji 2023 di antaranya minum tak menunggu haus atau jangan sampai kehausan, minum obat teratur bagi jemaah haji risti dan memiliki komorbid.  

Liliek mengatakan, sebagai puncak haji, kegiatan di Armuzna seharusnya para jemaah haji 2023 mengatur tenaga atau energinya. Misalnya, saat di Makkah sebelum ke Armuzna, jemaah haji harus menghemat energi dengan mengurangi ibadah-ibadah sunah.

Apalagi berdasarkan data, dari total jumlah jemaah haji, 30 persen mandiri dalam beribadah dan sisanya 70 persen memiliki risiko kesehatan.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.