Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menilai perilaku menjaga protokol kesehatan pada mudik Lebaran tahun ini bisa menjadi langkah awal bagi Indonesia beralih dari pandemi ke endemi COVID-19.
"Saya tentu berharap bahwa mudik kali ini menjadi indikator penting Indonesia berhasil mengendalikan pandemi dan sebagai awal dari pengakhiran pandemi, awal dari kita menuju situasi lingkungan endemi COVID-19 di Indonesia dan di dunia," kata Johnny saat Temu Keluarga Besar Kominfo, dikutip Antaranews.
Baca Juga
Dia menilai aktivitas mudik berjalan dengan baik dan lancar meski pun masih berlangsung di tengah pandemi virus corona. Johnny juga mengapresiasi masyarakat yang tetap menjaga protokol kesehatan saat mudik dan menjaga kelancaran perjalanan mudik.
Advertisement
Dalam kesempatan tersebut, sang menteri juga mengucapkan selamat hari raya.
"Saya ucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah kepada segenap keluarga besar Kementerian Kominfo. Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin," kata Johnny.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pernyataan Menko PMK soal endemi
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pun mengatakan bahwa Indonesia bisa berproses menuju era endemi COVID-19 apabila pelaksanaan mudik Lebaran hingga kembalinya ke Ibu Kota bisa terselenggara dengan sukses.
"Oleh karena itu kalau mudik ini nanti sukses dalam arti perjalanannya juga tidak banyak rintangan, tidak banyak kejadian yang tidak dikehendaki, dan kembalinya juga kondisi COVID-19 tetap terkendali, maka kita akan punya kepercayaan diri kita akan berproses menuju era endemi," kata Muhadjir di Terminal Jatijajar Depok, Jawa Barat, Kamis lalu.
Menko PMK menjelaskan bahwa terkendalinya kasus COVID-19, apalagi jika terus terjadi penurunan kasus setelah momen lebaran, bisa menjadi pertimbangan pemerintah dalam pengambilan kebijakan pengendalian COVID-19 yang lebih baik lagi.
Muhadjir mengatakan bahwa momen Lebaran tahun ini dimanfaatkan sebagai momentum supaya perjalanan mudik dilaksanakan secara aman dan sehat. "Aman itu di perjalanan betul-betul aman sampai dengan gembira, sehat artinya tidak ada peningkatan COVID-19," kata Muhadjir.
Advertisement
Lebaran tahun ini ujian untuk melihat situasi pandemi COVID-19
Sebelumnya, juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi sempat mengatakan, mudik Lebaran tahun ini menjadi ujian bagi Indonesia karena bisa mengarahkan situasi pandemi COVID-19 menjadi endemi.
Dalam acara Diskusi Dialektika Demokrasi bertema "Balada Booster dan Mudik Lebaran" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis lalu, Nadia mengharapkan capaian program vaksinasi penguat atau dosis ketiga ditargetkan sebanyak 30 persen hingga akhir Mei 2022.
Dia menjelaskan target tersebut sebenarnya tidak berhubungan dengan proses mudik, namun target yang disusun menjadi road map menuju ke arah endemi.
"Jadi kenapa tadi kami sampaikan mudik ini adalah salah satu ujian kita? Karena kalau kita mau menuju posisi yang kita sebut sebagai endemi, kita harus konsisten. Penularannya tetap rendah, angka positif tetap rendah, kasus juga lebih sedikit, kasus kematian juga rendah," ujarnya.
Mobilitas tinggi
Nadia mengatakan sejak ada relaksasi terkait pelaku perjalanan dalam negeri, sebelumnya memang sudah terjadi peningkatan jumlah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan mudik tahun ini menambahkan satu syarat lagi, yang tadinya jika sudah disuntik vaksin dua kali sebenarnya tidak memerlukan lagi tes PCR atau antigen. Saat ini, pelaku perjalanan yang telah divaksinasi tiga kali yang bebas tes PCR dan antigen.
"Kenapa? Karena tadi, jumlah mobilitas yang tinggi. Kenapa mobilitas yang tinggi? Karena kita tahu tadi, kecenderungan peningkatan kasus selalu terjadi pada mobilitas yang tinggi," ujar dia.
Hal yang dilakukan tersebut, katanya, seiring usaha menekan terus penularan COVID-19 pada rentang waktu tertentu, supaya situasi endemi dapat berkemungkinan terjadi setelah Ramadhan dan mudik, agar level penularan dapat serendah mungkin, sehingga para pemudik hanya diberikan edukasi untuk melakukan vaksinasi penguat.
"Sebenarnya kan kemarin kita sudah bebas dosis kedua full, sudah tidak perlu PCR sama antigen, karena jumlah orang yang mobilitas itu kita lihat cukup dengan proteksi dua dosis. Tapi karena kita bayangkan 80 juta yang akan bermobilisasi, maka harus menaikkan proteksinya. Makanya vaksin penguat kami dorong kedepannya," ujar Nadia.
Advertisement