Sukses

Mengikuti Cara Tidur Rasulullah SAW, Lengkap dengan Doanya

Segala kehidupan Rasulullah menjadi suri tauladan yang baik sehingga kita dianjurkan mencontohnya, termasuk tentang bagaimana saat beliau tidur. Ini dia penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta Rasulullah SAW diutus Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia. Segala tindak tanduk kehidupannya menjadi suri tauladan yang baik sehingga disunnahkan mencontohnya, termasuk tentang bagaimana saat beliau tidur dan bangun dari tidur.

Lantas bagaimana tidur Rasulullah berdasarkan sumber-sumber yang shahih? 

Dilansir dari karya Syekh Shalih Al Munajjid dalam bukunya Seni Berinteraksi Rasulullah disebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW tidur pada sisi kanannya atau miring ke sebelah kanan. Nabi sambil berzikir kepada Allah dan perutnya tidak dalam keadaan kenyang.

"Rasulullah akan meletakkan tangannya di bawah kepala dan bersabda 'ya Allah lindungilah diriku dari siksaan Engkau pada hari ketika Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu (HR Tirmidzi,3398)," tulis Syekh Shalih yang dikutip, Senin (4/4/2022).

Syekh Shalih melanjutkan, Rasulullah SAW bangun saat mendengar adzan. Kemudian beliau memuji Allah mengagungkan dan berdoa kepadanya.

Kemudian beliau biasa membersihkan giginya dengan siwak, berwudhu, kemudian sholat. Rasulullah terus-menerus berkomunikasi dengan Rab-nya, memujinya, serta menunjukkan rasa cemas dan harap

Terkadang beliau tidur di kasur terkadang di lantai terkadang juga di tikar yang terbuat dari jerami atau di tempat tidurnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tawa dan Cara Tutur Kata Nabi

Syekh Shalih membeberkan tentang cara Rasulullah berbicara. Kata dia, Nabi Muhammad tidak banyak berbicara. Dalam berbicara, beliau melakukannya dengan pelan dan jelas, tidak terlalu cepat agar kalimatnya dapat diingat dan tidak terlalu lambat sehingga ada jeda dalam kalimatnya.

"Seringkali Rasulullah mengulang kalimatnya tiga kali sehingga orang dapat memahaminya, dan saat beliau Benyapa orang lain, Beliau juga melakukannya tiga kali. Rasulullah akan diam untuk waktu yang lama dan tidak berbicara untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Rasulullah biasa menyampaikan banyak hal dengan cukup beberapa kalimat saja," terangnya.

Selain itu, Rasulullah juga tidak berbicara mengenai hal-hal yang tidak berkenaan dengannya. Beliau hanya berbicara tentang hal-hal yang menghasilkan manfaat dan saat Beliau tidak menyukai sesuatu, akan tampak pada ekspresi wajahnya.

"Kebanyakan dari tawanya adalah dalam bentuk senyuman, yang paling sering muncul dari senyumannya adalah gigi geraham depannya. Beliau akan tertawa pada hal-hal yang lucu atau yang dianggapnya mengagumkan," demikian Syekh Shalih menjelaskan dari kitab Zaadul Ma'ad.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.