Sukses

308 Jemaah Haji Wafat di Tanah Suci

Jemaah yang wafat berasal dari haji reguler dan khusus.

Liputan6.com, Jeddah - Sebanyak 308 jemaah haji sudah menghembuskan nafas terakhir di Tanah Suci. Jemaah yang wafat berasal dari haji reguler dan khusus.

Jemaah haji yang wafat di berbagai lokasi. Seperti di Madinah, Jeddah, Makkah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Dengan rincian jemaah haji perempuan sebanyak 118 orang dan laki-laki 190 orang.

Demikian mengutip data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Arab Saudi, Jumat (23/8/2019).

Sementara jemaah haji yang dirawat selama pelaksanaan ibadah haji tercatat sebanyak 354 orang.

Pasien jemaah haji antara lain dirawat di Klinik Kesehatan Haji ((KKHI) Makkah129 orang, KKHI Madinah 4 orang, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Makkah sebanyak 208 orang.

Kemudian RSAS Madinah sebanyak 2 orang, RSAS Jeddah sebanyak 10 orang dan RSAS Mina ada 1 orang.

Sebelumnya, Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah, Karmidjono Pontjo meminta jemaah haji yang masih di Tanah Suci tetap menjaga kesehatan jelang kepulangan.

Salah satunya, dengan minum air putih setiap dua jam sekali. Asupan air yang banyak guna menghindari dehidrasi. 

"Tetap jaga kondisi jangan kelelahan kemudian makan dan minum seperti yang dianjurkan kalau kalau perlu setiap 2 jam minum air tiap 2 jam ini harus sudah itu sekali bisa 1 jam, " ujar dia, kemarin.

Dia menuturkan jika asupan air akan menjaga kondisi jemaah haji tetap prima. Akibat dehidrasi dan kelelahan, masih ada jemaah yang jatuh sakit saat bersiap kembali pulang ke Indonesia. 

"Jemaah haji itu setelah melaksanakan proses awal mula itu sudah kelelahan dan disusul dengan tawaf ifaddah, tawaf wada itu dalam kondisi kelelahan. Mereka juga kemudian lupa untuk minum air ketika sampai di bandara," tambah dia.

Usai kelelahan dari melaksanakan rangkaian ibadah haji, jemaah kemudian harus menempuh perjalanan dari Makkah menuju bandara di Jeddah.

Di saat inilah, jemaah terlupa untuk tetap banyak minum sehingga terkena dehidrasi. Akhirnya mereka pun harus dirawat usai tiba di bandara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

110 Ribu Jemaah Haji akan Bergeser Bertahap ke Madinah

Total sebanyak 110 ribu jemaah haji gelombang dua akan digeser dari Makkah ke Madinah secara perlahan. Jemaah tersebut berasal dari 300 kelompok terbang (kloter).

Hari ini, jemaah haji Indonesia gelombang dua dari Makkah mulai diberangkatkan ke Madinah. Tahap awal, 18 kloter tiba pertama di Madinah.

Jemaah haji diberangkatkan dari Makkah ke Madinah sejak Rabu (21/8/2019), mulai pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Prediksinya jemaah sampai di Madinah pukul 13.00 WAS. Adapun kedatangan berakhir pada pukul 23.00 WAS.

"Karena memang pergerakan terakhir jemaah dari Makkah ke Madinah sama halnya dengan Madinah ke Makkah dibatasi (pemberangkatan) hanya sampai pukul 18.00, setelah lewat jam 18 tidak diperkenankan ada pergerakan jemaah," kata Kepala Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari.

Seperti jemaah haji gelombang satu, jemaah haji gelombang dua akan tinggal di Madinah selama 8,5 hari sebelum akhirnya kembali ke tanah air pada 30 Agustus.

"Dengan perhitungan 6 jam perjalanan dari Makkah ke Madinah ditambah alokasi 40 waktu solat (Arbain) ditambah 6 jam perjalanan dari hotel hingga take off (kembali ke tanah air). total sekitar 8,5 hari," jelasnya.

Sebanyak 18 kloter dari Madinah tersebut akan menempati hotel di lima wilayah sektor.  Ada penambahan hotel untuk jemaah haji gelombang kedua, namun jumlahnya tidak banyak.

"Ada lima hotel yang tidak dipakai pada gelombang 1, lima hotel ini statusnya bukan full musim, tapi blocking time. Tidak terlalu bermasalah, lima hotel ini penempatannya juga tidak dalam satu waktu, tapi berbeda tanggal sesuai jadwal kedatangan jemaah," dia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini