Sukses

Hashim Bantah KMP Hambat Jokowi Paling Diburu

Selain berita bantahan Hashim, ada 4 informasi menarik lainnya yang menjadi terfavorit. Apa saja itu?

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo membantah pernyataannya yang menyebut pihaknya akan menghambat pemerintahan Jokowi-JK. Menurut dia, pernyataannya pada media asing itu tidak benar dan menyesatkan.

Berita tersebut menjadi salah satu informasi yang paling diburu oleh pembaca Liputan6.com sepanjang Jumat 10 Oktober 2014 kemarin. Selain ada berita menarik lainnya seperti nama calon menteri dari Hanura yang akan membantu Jokowi-JK dalam pemerintahannya.

Berikut 5 berita terfavorit tersebut:

1. Jatah 2 Menteri untuk Hanura

Presiden terpilih Jokowi mengaku sudah ada 2 partai yang telah menyetorkan nama untuk masuk dalam kabinet. Yakni Partai Hanura dan satu partai masih dirahasiakan.
 
Wakil sekretaris Jenderal Hanura, Afifudin pun tidak membantahnya. Menurut dia, sejumlah kader muda Hanura telah ditunjuk masuk dalam kabinet Jokowi-JK.

Siapa saja nama-nama calon menteri Jokowi-JK dari Partai Hanura? Selengkapnya baca di sini.

2. Ruhut: Jegal Jokowi, Lawan Aku

Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul angkat bicara atas munculnya isu tentang rencana untuk menjegal pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pada 20 Oktober mendatang.

Ruhut pun menantang pihak-pihak yang berencana menjegal pelantikan tersebut, baik secara fisik maupun non-fisik.

"Siapa yang berani nanti menjegal pelantikan Jokowi-JK, ayo bertarung lawan aku! Mau bertarung dalam bidang apa, sini lawan aku," tegas Ruhut saat dihubungi Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (10/10/2014).

Lantas apa lagi ancaman Ruhut terhadap mereka yang akan menjegal pelantikan presiden pilihan rakyat tersebut? Selengkapnya di sini.

3. KMP Teror Mental Jokowi

Politisi senior Partai Golkar Zaenal Bintang menilai sikap Hashim menunjukkan Koalisi Merah Putih belum bisa terima kekalahan Pilpres 2014.

"Menyuburkan sikap ancam mengancam hanya mempertegas tidak adanya sikap legowo ketika sebuah pihak menolak kalah," ujar Zaenal Bintang saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (10/10/2014).

Ketua Koordinator Ormas Trikarya Golkar itu menilai, budaya balas dendam hanya akan menimbulkan kehancurkan proses demokrasi. Langkah ini mengindikasikan sebagai teror mental terhadap Jokowi.

"Membangun proses demokrasi harus diletakkan pada tataran kesiapan untuk berbagi atau berbeda pendapat, untuk pengayaan demokrasi itu sendiri," tegas Zaenal.

Selengkapnya di sini.

4. SBY Ungkap Rumor Aneh

Presiden SBY mengaku dapat informasi adanya rumor aneh terkait pelantikan Jokowi sebagai Presiden ke-7 RI. Rumor itu adalah: MPR akan menjegal Jokowi agar tidak bisa dilantik menjadi presiden.

"Minggu lalu, saya dapat informasi dari tokoh reformis terkemuka yang mengabarkan rumor aneh & menurut saya menyesatkan. *SBY*," tulis SBY di akun twitternya, @SBYudhoyono, Jumat (10/10/2014).

SBY mengaku tidak tahu dari mana berita yang "menghasut" itu berasal. Ia menduga rumor itu dihembuskan agar situasi politik kian bertambah panas lagi.

Selengkapnya: SBY Ungkap Rumor Aneh Agar Jokowi Tak Bisa Dilantik MPR

5. Bantahan Hashim

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengklarifikasi pernyataannya di media asing yang menyebut Koalisi Merah Putih akan menghambat pemerintahan Jokowi-JK. Ia menegaskan, pernyataan itu tidak benar.

"Pemberitaan tersebut tidak benar dan sangat menyesatkan opini publik terhadap saya pribadi maupun Koalisi Merah Putih," ujar Hashim dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Jumat (10/10/2014).
 
Menurut adik Prabowo Subianto itu, berita yang dimuat media nasional tersebut ditulis sebagai terjemahan kutipan dan olahan dari wawancaranya dengan beberapa media asing. Ia menyatakan, isinya sangat berbeda dari aslinya, serta diterjemahkan secara berbeda dari hasil wawancara asli yang dilakukan dalam bahasa Inggris, baik konten maupun konteksnya.

Selengkapnya di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini