Sukses

Beda Mega dan Prabowo Sikapi `Serangan Fajar` Jelang Pencoblosan

Mega yang mengenakan kemeja kotak-kotak bernuansa merah muda, juga mengingatkan bahwa korupsi sama dengan kebocoran.

Liputan6.com, Jakarta Menjelang pencoblosan, biasanya banyak terjadi politik uang (money politic). Praktik yang juga disebut serangan fajar itu tidak hanya dalam bentuk uang semata. Dalam pemilu legislatif 9 April lalu, disebutkan money politic massif terjadi. Bahkan jumlahnya melebihi pemilu sebelumnya. Serangan fajar atau money politic umumnya dilakukan untuk mempengaruhi suara pemilih.

Mantan presiden Megawati Soekarnoputri saat kampanye di Lampung, Selasa (24/6/2014), kembali mengingatkan pentingnya menghindari hal tersebut.

Mega mengatakan praktik mengambil uang negara atau rakyat dalam jumlah kecil pun termasuk kategori korupsi. Apalagi jika uang itu diterima dari pihak tertentu yang sengaja menyebarkan menjelang hari pencoblosan atau saat menggelar demonstrasi.

"Kalian bilang yang namanya koruptor tolong digantung, hapus korupsi. Tapi kalau kalian menerima uang itu (yang disebarkan saat pemilu), sebenarnya sudah melakukan korupsi kecil-kecilan, loh," kata Mega saat kampanye di Lampung, Selasa (24/6/2014).

Mega yang mengenakan kemeja kotak-kotak bernuansa merah muda, juga mengingatkan bahwa korupsi sama dengan kebocoran. "UU di republik kita ini mengatakan pejabat negara tidak boleh mengambil uang negara, itu namanya korupsi, yang sama dengan katanya akan menutup kebocoran, itu berarti akan menutup korupsi. Korupsi sama dengan kebocoran."

Pernyataan Mega ini memperlihatkan, dia dan capres Prabowo Subianto memiliki sikap dan pandangan berbeda mengenai uang yang sengaja disebarkan saat pemilu.

Sebelumnya dalam kampanye terbuka di Stadion Andi Mattalatta Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 18 Juni lalu, Prabowo menyarankan warga untuk mengambil uang politik yang ditawarkan atau diberikan beberapa hari atau beberapa jam sebelum pencoblosan.

"Kalau ada yang nawari uang, terima saja. Ambil saja uangnya, masukin kantong tapi tetap coblos nomor satu," kata Prabowo dengan tegas. Prabowo juga mengajak para pendukungnya untuk bergerak dalam satu tindakan. "Coblos nomor satu, Indonesia akan bangkit menjadi negara yang kuat."

Anjuran itu bukan yang pertama kali dilontarkan mantan Danjen Kopassus itu. Pernyataan yang sama juga telah disampaikan jauh hari sebelum kampanye resmi berlangsung.

"Kalau ada yang kasih duit, ambil saja. Tapi nyoblosnya tetap sesuai hati nurani, artinya nyoblosnya yang benar," kata Prabowo usai melantik 5.000 Relawan Garuda Pasundan di Lapangan Nusantara Polo Desa Kranggan, Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor, Sabtu 15 Februari 2014. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini