Sukses

6 Sayuran yang Dilarang untuk Ibu Hamil dan Alasannya, Perlu Dihindari

Sayuran adalah sumber nutrisi vital, namun tidak semua sayuran aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.

Liputan6.com, Jakarta Bayangkan kegembiraan menyambut buah hati ke dunia, di mana setiap asupan nutrisi ibu sangatlah berpengaruh. Sayuran adalah sumber nutrisi vital, namun tidak semua sayuran aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.

Makanan yang dikonsumsi selama kehamilan memiliki peran penting dalam memastikan kesehatan ibu dan perkembangan janin yang optimal. Meskipun sayuran secara umum dianjurkan sebagai bagian dari pola makan sehat, ada beberapa jenis sayuran yang sebaiknya dihindari atau dibatasi oleh ibu hamil.

Sayuran yang dilarang untuk ibu hamil tersebut memiliki beberapa kandungan mikroorganisme berbahaya, residu pestisida, atau zat-zat yang dapat merugikan perkembangan janin dan kesehatan ibu.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai sayuran yang dilarang untuk ibu amil dan alasannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Pare

Sayur pare, atau pare (Momordica charantia), adalah sayuran yang dilarang untuk ibu hamil karena memiliki sifat yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan ibu hamil dan janin. Pertama, pare mengandung senyawa yang disebut momordicin dan charantin, yang dapat memengaruhi kadar gula darah dengan cara menurunkannya secara signifikan. Ini bisa berisiko bagi ibu hamil yang menderita diabetes gestasional atau memiliki masalah gula darah lainnya.

Selain itu, pare juga dapat menyebabkan kontraksi rahim karena sifatnya yang memicu pelepasan prostaglandin, yang dapat merangsang kontraksi otot. Ini dapat meningkatkan risiko keguguran atau persalinan prematur, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, dokter biasanya menyarankan agar ibu hamil menghindari pare selama kehamilan untuk mengurangi risiko komplikasi yang berkaitan dengan konsumsi sayuran ini. Meskipun pare mengandung beberapa nutrisi penting seperti vitamin C dan serat, risiko yang terkait dengan konsumsi pare selama kehamilan biasanya dianggap lebih besar daripada manfaatnya.

3 dari 7 halaman

2. Daun Pepaya

Sayur daun pepaya, terutama yang masih muda dan belum matang, termasuk sayuran yang dilarang untuk ibu hamil karena mengandung enzim papain dan karpain dalam jumlah tinggi. Enzim papain dapat merangsang kontraksi rahim dan meningkatkan risiko keguguran atau persalinan prematur karena sifatnya yang dapat menyebabkan pelembutan serviks. Selain itu, karpain dalam sayur daun pepaya juga dapat merangsang kontraksi rahim dan memengaruhi kondisi kesehatan ibu hamil.

Selain risiko terkait dengan kontraksi rahim, konsumsi sayur daun pepaya mentah atau yang kurang matang juga dapat berpotensi menyebabkan keracunan makanan karena mengandung bakteri patogen atau zat toksik lainnya. Terutama di daerah di mana higienitas dan sanitasi tidak terjamin, risiko kontaminasi pada sayur daun pepaya mentah menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, dokter dan tenaga kesehatan biasanya menyarankan agar ibu hamil menghindari konsumsi sayur daun pepaya untuk mengurangi risiko komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan.

Meskipun daun pepaya memiliki nilai gizi yang baik dan digunakan dalam berbagai masakan di beberapa budaya, perlu diingat bahwa konsumsi yang berlebihan atau saat kondisi hamil dapat berisiko bagi ibu dan janin.

4 dari 7 halaman

3. Taoge Mentah

Sayur taoge mentah sering kali dihindari oleh ibu hamil karena potensi risiko kontaminasi bakteri dan mikroba yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Taoge adalah kacang-kacangan yang berkecambah dan ditanam dalam kondisi lembap, yang menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri seperti Salmonella atau E. coli jika tidak diproses atau dimasak dengan benar. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menghindari konsumsi taugeh mentah untuk mengurangi risiko infeksi dan keracunan makanan yang dapat membahayakan kesehatan mereka dan janin.

Selain risiko infeksi bakteri, taugeh mentah juga mengandung senyawa anti-gizi yang disebut inhibitor tripsin. Senyawa ini dapat menghambat penyerapan nutrisi penting seperti protein, lemak, dan karbohidrat dalam tubuh, yang dapat mengganggu asupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan janin yang sehat. Oleh karena itu, meskipun taoge mentah kaya akan nutrisi seperti protein, vitamin C, dan serat, potensi risiko ini membuatnya termasuk sayuran yang dilarang untuk ibu hamil konsumsi dalam jumlah besar atau secara teratur selama kehamilan.

Sebagai alternatif, ibu hamil dapat memilih taoge yang dimasak dengan benar sebelum dikonsumsi. Memasak taugeh dapat membunuh bakteri dan mikroba berbahaya serta mengurangi kadar inhibitor tripsin, sehingga membuatnya lebih aman untuk dikonsumsi.

5 dari 7 halaman

4. Lalapan Mentah

Sayur lalapan mentah, yang sering kali berupa timun, kubis mentah, daun kemangi, dan masih banyak lagi yang biasa disajikan sebagai pendamping sambal dan lauk-pauk, umumnya termasuk sayuran yang dilarang untuk ibu hamil karena berbagai alasan. Pertama-tama, sayur lalapan mentah rentan terkontaminasi oleh bakteri, parasit, atau kuman lainnya yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Karena sayur lalapan sering kali tidak dimasak atau hanya dicuci dengan air yang tidak bersih, risiko kontaminasi ini menjadi lebih tinggi.

Selain itu, sayur lalapan mentah dapat mengandung parasit atau telur parasit seperti cacing pita atau cacing hati yang dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Parasit-parasit ini dapat ditemukan pada daun-daunan mentah yang tumbuh di tanah yang tercemar atau terpapar kontaminan lainnya. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko infeksi atau penyakit yang dapat ditularkan melalui sayur lalapan, ibu hamil disarankan untuk menghindari konsumsi sayur mentah tersebut.

Selain masalah kontaminasi dan infeksi, beberapa jenis sayur lalapan mentah juga dapat mengandung senyawa tertentu yang mungkin tidak aman atau sesuai untuk dikonsumsi selama kehamilan. Misalnya, beberapa jenis sayur hijau mentah mengandung senyawa anti-nutrisi seperti oksalat atau goitrogen yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi atau memengaruhi fungsi kelenjar tiroid. Oleh karena itu, konsumsi sayur lalapan mentah selama kehamilan dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan atau komplikasi yang tidak diinginkan.

6 dari 7 halaman

5. Lobak Mentah

Sayur lobak mentah, terutama lobak putih atau merah, adalah sayuran yang dilarang untuk ibu hamil karena mengandung senyawa yang dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Salah satu senyawa yang terdapat dalam lobak adalah senyawa goitrogen, yang dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid dengan menghambat penyerapan yodium. Gangguan pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, terutama selama masa kehamilan ketika kecukupan yodium sangat penting untuk perkembangan janin yang sehat.

Selain itu, lobak mentah juga mengandung serat kasar yang sulit dicerna, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti gas, kembung, atau diare. Kondisi pencernaan yang tidak nyaman ini dapat mengganggu kenyamanan ibu hamil dan menyebabkan ketidaknyamanan yang berlebihan. Oleh karena itu, untuk menghindari ketidaknyamanan pencernaan dan memastikan pencernaan yang sehat selama kehamilan, disarankan untuk membatasi konsumsi lobak mentah.

Selain masalah pencernaan, konsumsi lobak mentah selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko alergi makanan, terutama jika ibu hamil memiliki riwayat alergi atau sensitivitas terhadap sayuran tersebut. Reaksi alergi dapat berkisar dari ringan hingga parah, yang dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko alergi makanan yang tidak diinginkan, konsumsi lobak mentah sebaiknya dihindari selama kehamilan.

7 dari 7 halaman

6. Semua Sayuran yang Tidak Dicuci

Sayuran yang tidak dicuci dapat menjadi sumber berbagai mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi makanan. Ibu hamil memiliki risiko yang lebih tinggi terkena infeksi makanan karena sistem kekebalan tubuh mereka sedang melemah dan terjadi perubahan hormonal yang dapat membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit.

Bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria dapat ditemukan pada sayuran yang tidak dicuci, terutama jika sayuran tersebut terkena tanah, air yang terkontaminasi, atau kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, atau bahkan komplikasi serius seperti keracunan makanan atau infeksi pada janin.

Selain bakteri, virus seperti hepatitis A atau norovirus juga dapat menempel pada sayuran yang tidak dicuci, terutama jika terkontaminasi oleh air yang tercemar atau manusia yang terinfeksi. Infeksi virus ini dapat menyebabkan gejala yang serupa dengan bakteri dan dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu hamil dan perkembangan janin.

Parasit seperti cacing pita atau cacing hati juga merupakan ancaman potensial yang dapat ditemukan pada sayuran yang tidak dicuci, terutama jika terkontaminasi oleh tanah yang tercemar atau terpapar kotoran hewan. Infeksi parasit ini dapat menyebabkan gejala seperti gangguan pencernaan, kelemahan, atau gangguan pada kesehatan ibu hamil dan janin.

Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko infeksi makanan dan menjaga kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin yang optimal, sangat penting untuk mencuci sayuran dengan air bersih sebelum dikonsumsi. Proses mencuci dapat membantu menghilangkan kontaminan potensial dari permukaan sayuran dan mengurangi risiko infeksi makanan yang dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.