Sukses

Psikologi Wanita adalah Bidang Penyelidikan Ilmiah, Simak Faktor yang Mempengaruhi

Psikologi wanita adalah cabang psikologi yang mempelajari aspek-aspek psikologis yang khas atau unik bagi wanita.

Liputan6.com, Jakarta Psikologi wanita merupakan bidang penyelidikan ilmiah yang mempelajari berbagai aspek kehidupan wanita, seperti perkembangan fisik dan psikologis, identitas gender, peran sosial, serta pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh wanita dalam kehidupan sehari-hari.

Studi awal tentang psikologi wanita dimulai pada abad ke-19, ketika para ahli mulai menyadari bahwa kajian psikologi yang ada pada saat itu, lebih menekankan pada populasi pria. Para ahli juga menyadari bahwa begitu banyak aspek kehidupan wanita yang perlu dipelajari, serta dipahami dengan lebih mendalam.

Bidang ini kemudian berkembang pesat sejak saat itu, di mana terdapat banyak penelitian yang dilakukan untuk memahami perbedaan gender dalam hal kepribadian, minat, pikiran dan emosi. Namun, psikologi wanita tidak hanya membahas tentang perbedaan antara pria dan wanita. Bidang ini juga mencakup berbagai perspektif, seperti feminisme dan peran gender dalam masyarakat.

Psikologi wanita mengkaji dampak lingkungan sosial dan budaya, terhadap pengalaman dan perkembangan wanita. Selain itu, bidang ini juga meneliti masalah kesehatan mental yang unik pada wanita, seperti depresi, kecemasan dan trauma. 

Berikut ini faktor yang mempengaruhi psikologi wanita yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (30/4/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Apa Itu Psikologi Wanita

Psikologi wanita adalah bidang penyelidikan ilmiah yang mempelajari berbagai aspek perilaku dan pikiran perempuan. Meskipun awalnya fokus pada perbedaan antara jenis kelamin, bidang ini telah berkembang dan mencakup banyak aspek lain dalam kehidupan wanita. Salah satu fakta psikologi yang menarik tentang wanita adalah kemampuan mereka dalam mengenali, dan menginterpretasikan ekspresi emosi. Studi menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih peka terhadap emosi, dan lebih baik dalam memahami ekspresi wajah dan bahasa tubuh orang lain.

Wanita juga cenderung memiliki tingkat empati yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Mereka lebih mampu merasakan dan memahami perasaan orang lain, serta lebih cenderung memberikan dukungan emosional kepada mereka yang membutuhkan. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan memiliki kecenderungan untuk memprioritaskan perasaan dan hubungan interpersonal dalam pengambilan keputusan. Mereka lebih condong menggunakan pendekatan yang lebih kolaboratif dan berorientasi pada hubungan ketika membuat keputusan yang melibatkan emosi. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa ini hanya beberapa fakta psikologi umum tentang wanita dan tidak berlaku untuk setiap individu. Setiap perempuan unik dan memiliki pengalaman dan karakteristik yang berbeda.

3 dari 4 halaman

Faktor yang Mempengaruhi

1. Peran Gender

Peran gender memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan perilaku seseorang. Wanita sering kali diharapkan untuk memenuhi ekspektasi sosial tertentu, yang dapat memengaruhi cara mereka melihat diri mereka sendiri, cara mereka berinteraksi dengan orang lain, dan kepercayaan mereka terhadap kemampuan dan aspirasi mereka sendiri.

2. Pengalaman Sosial dan Kultural

Pengalaman sosial dan kultural, termasuk budaya, agama dan nilai-nilai masyarakat tempat wanita tinggal, juga berperan penting dalam membentuk psikologi mereka. Norma-norma dan ekspektasi budaya dapat memengaruhi persepsi wanita tentang diri mereka sendiri, hubungan interpersonal, dan peran dalam masyarakat.

3. Peran dalam Keluarga

Sebagai anggota keluarga, wanita sering kali memiliki tanggung jawab yang berat dalam merawat anak, mengurus rumah tangga, dan mendukung anggota keluarga lainnya. Peran ini dapat memberikan rasa pencapaian dan kepuasan, tetapi juga dapat menimbulkan stres dan tekanan, terutama jika wanita merasa tertekan untuk memenuhi standar tertentu atau mengatasi konflik dalam keluarga.

4. Kesehatan Mental dan Emosional

Kesehatan mental dan emosional wanita dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tekanan sosial, stres pekerjaan, dan perubahan hormonal yang terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause. Masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan juga lebih umum pada wanita, dan penting bagi mereka untuk mendapatkan dukungan dan perawatan yang tepat.

5. Pendidikan dan Kesempatan

Akses terhadap pendidikan dan kesempatan kerja dapat memiliki dampak besar pada kesejahteraan psikologis wanita. Pendidikan yang baik dan kesempatan untuk berkembang secara profesional dapat meningkatkan harga diri, kemandirian, dan kesejahteraan psikologis wanita, sementara ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan dan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan dan frustrasi.

6. Hubungan dan Dukungan Sosial

Hubungan interpersonal dan dukungan sosial juga memainkan peran penting dalam psikologi wanita. Wanita sering mencari dukungan dari teman-teman, keluarga, dan pasangan mereka dalam menghadapi tantangan hidup dan mengejar tujuan mereka. Hubungan yang sehat dan dukungan sosial yang kuat dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis wanita.

4 dari 4 halaman

Beberapa Gangguan Psikologi yang Rentan Dialami Wanita

1. Depresi

Depresi seringkali menjadi kondisi psikologis yang banyak dialami oleh wanita, dengan perkiraan bahwa sekitar 10 hingga 15 persen dari mereka akan mengalami kondisi ini sekali dalam hidup mereka. Angka ini cukup signifikan, terutama ketika dibandingkan dengan pria, yang memiliki tingkat kejadian depresi yang lebih rendah. Faktor yang berkontribusi pada risiko ini diyakini terkait dengan perubahan biologis yang dialami wanita sepanjang siklus hidup mereka. Sebagai contoh, perubahan hormon, terutama yang terkait dengan siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause, dapat memengaruhi suasana hati dan kesejahteraan mental.

Meskipun hormon-hormon ini penting untuk fungsi reproduksi, mereka juga dapat memengaruhi suasana hati dan respons emosional, sehingga meningkatkan risiko depresi pada wanita. Sebagai contoh, pasca persalinan, wanita dapat mengalami kondisi seperti postpartum blues dan depresi pasca persalinan, yang disebabkan oleh fluktuasi hormon setelah melahirkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa wanita lebih rentan mengalami depresi dibandingkan dengan pria, karena paparan mereka terhadap perubahan hormon yang signifikan sepanjang hidup mereka.

2. Kecemasan

Selain depresi, gangguan kecemasan juga merupakan masalah yang umum terjadi pada wanita. Menurut Anxiety and Depression Association of America, wanita di usia produktif memiliki dua kali lebih banyak kemungkinan untuk mengalami gangguan kecemasan dibandingkan dengan pria. Gejalanya meliputi peningkatan kekhawatiran, ketegangan, kelelahan, dan ketakutan yang berlebihan. Faktor-faktor budaya, sosial, dan gender dapat memainkan peran besar dalam meningkatkan risiko gangguan kecemasan pada wanita. Misalnya, tekanan untuk memenuhi harapan budaya dan sosial yang tinggi, serta kecenderungan untuk menginternalisasi emosi, dapat menyebabkan penumpukan stres dan kecemasan pada wanita.

3. Post Traumatic Stress Disorder

Selain gangguan kecemasan, gangguan stres pasca-trauma atau PTSD juga merupakan masalah yang rentan terjadi pada wanita. Penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki dua kali lebih banyak kemungkinan untuk mengalami PTSD dibandingkan dengan pria, dan kemungkinan untuk mengalami masalah yang kronis mencapai empat kali lipat lebih tinggi. PTSD dapat disebabkan oleh berbagai pengalaman traumatis, seperti pelecehan seksual atau kekerasan yang sering terjadi pada wanita. Respons terhadap trauma ini, termasuk cara menanggapi peristiwa traumatis dan dukungan sosial yang diterima, dapat memainkan peran besar dalam perkembangan PTSD pada wanita.

4. Gangguan Makan

Terakhir, gangguan makan juga sering terjadi pada wanita, dan sering kali terkait dengan tekanan sosial dan budaya untuk mempertahankan berat badan yang ideal. Wanita lebih rentan terhadap gangguan makan karena mereka sering ditekan oleh standar kecantikan dan citra tubuh yang tidak realistis. Faktor-faktor lain, seperti keangkuhan, perfeksionisme, dan emosionalitas, juga dapat berkontribusi pada risiko gangguan makan pada wanita.

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang risiko-risiko ini, wanita dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan mental mereka. Ini termasuk mengembangkan strategi koping yang sehat, mengelola stres, mencari dukungan sosial, dan mendapatkan perawatan mental yang sesuai ketika diperlukan. Dengan demikian, wanita dapat membangun kesehatan mental yang kuat dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.