Sukses

Utilitas Adalah Nilai Manfaat, Ini Fungsi, Pendekatan, dan Jenisnya

Utilitas adalah salah satu bahan pertimbangan seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli barang atau menggunakan jasa.

Liputan6.com, Jakarta Utilitas adalah adalah istilah yang sering dipakai dalam berbagai bidang untuk merujuk pada kegunaan atau manfaat suatu hal. Namun istilah ini lebih sering ditemukan dalam konteks ilmu ekonomi. Penggunaan kata utilitas memang jarang ditemukan dalam percakapan sehari-hari, akan tetapi memahami maknanya dapat memberikan wawasan baru.

Utilitas adalah salah satu bahan pertimbangan seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli barang atau menggunakan jasa. Utilitas sangat berkaitan dengan kepuasan konsumen atas suatu produk barang atau jasa. Oleh sebab itu, utilitas adalah elemen yang selalu berhubungan dengan hukum penawaran (supply) dan permintaan (demand).

Utilitas juga dapat membantu menjelaskan perilaku konsumen melalui teori pengambilan keputusan untuk membeli produk. Konsumen secara rasional membeli sesuatu karena barang tersebut menawarkan beberapa nilai manfaat (utilitas). Semakin tinggi kepuasan yang ditawarkan suatu barang, semakin banyak konsumen akan menuntut ketersediaan produk tersebut. Berikut ulasan tentang utilitas adalah nilai manfaat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (25/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Konsep Utilitas

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan utilitas adalah faedah, kegunaan atau, manfaat suatu hal. Dengan kata lain, secara umum utilitas merujuk pada kegunaan atau nilai positif yang diperoleh seseorang dari sesuatu, seperti produk, layanan, atau tindakan.

Dalam ilmu ekonomi, utilitas berkaitan dengan kepuasan yang diperoleh oleh konsumen saat mengkonsumsi barang atau jasa. Konsep ini berasal dari gagasan bahwa manusia bertindak berdasarkan preferensi dan keinginan mereka untuk memaksimalkan kepuasan atau utilitas. Konsep ini diterjemahkan dalam teori ekonomi untuk menggambarkan bagaimana konsumen membuat pilihan dalam mengonsumsi produk.

Teori utilitas pertama kali dikembangkan oleh Daniel Bernoulli pada abad ke-18. Dari sana, konsep ini terus berkembang dan digunakan dalam berbagai jenis analisis ekonomi. Namun, pengukuran utilitas konsumen menjadi sulit karena sifatnya yang relatif dan tergantung pada preferensi individu.

Dalam teori ekonomi, konsumen cenderung memilih dan mengonsumsi produk atau layanan yang memberikan utilitas tertinggi atau kepuasan terbesar. Namun, dalam praktiknya, mengukur utilitas secara objektif menjadi tantangan karena faktor-faktor yang bersifat subjektif dan bervariasi antara individu.

Pada saat memilih antara dua atau lebih barang atau jasa dengan harga yang sama, konsumen cenderung memilih produk yang memberikan utilitas yang lebih tinggi. Pilihan ini didasarkan pada pertimbangan rasional untuk memaksimalkan kepuasan atau manfaat yang diperoleh dari konsumsi.

Permintaan terhadap suatu produk atau jasa (demand) dipengaruhi oleh perilaku konsumen dalam mengonsumsinya. Konsep utilitas membantu menjelaskan mengapa konsumen memilih dan membeli produk tertentu berdasarkan manfaat atau kepuasan yang mereka harapkan dari produk tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa utilitas adalah kemampuan suatu produk atau komoditas dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Dengan kata lain, utilitas merujuk pada segala sesuatu yang dapat memuaskan manusia melalui produk atau layanan tersebut.

3 dari 5 halaman

Peran Fungsi Utilitas

Fungsi utilitas adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengukur tingkat preferensi yang dimiliki oleh konsumen terhadap sekumpulan barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan kata lain, fungsi utilitas membantu dalam memberikan pemahaman sejauh mana barang atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. 

Semakin tinggi nilai utilitas, semakin besar manfaat atau kepuasan yang dirasakan oleh konsumen dalam mengonsumsi produk tersebut. Dalam konteks teori kepuasan utilitas pada konsumen, terdapat beberapa istilah penting yang berkaitan dengan pengukuran utilitas, seperti berikut.

1. Utility atau Utilitas

Utility mengacu pada tingkat kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi barang dan jasa. Ini menunjukkan tingkat kepuasan relatif yang diperoleh oleh konsumen dari berbagai macam komoditas.

2. Total Utility

Total utility adalah total kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang dan jasa secara keseluruhan.

3. Marginal Utility (MU) atau Utilitas Marginal

Marginal utility mengukur tambahan kepuasan yang diperoleh ketika konsumen menambah satu satuan barang atau jasa yang dikonsumsi. Dengan kata lain, utilitas marginal menunjukkan peningkatan kepuasan yang diperoleh dari konsumsi satu unit tambahan dari suatu komoditas.

Peningkatan nilai utilitas memberikan indikasi bahwa konsumen mengalami peningkatan kepuasan atau manfaat saat menggunakan produk atau jasa tersebut. Oleh karena itu, ketika nilai utilitas tinggi, ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap produk tersebut juga tinggi. Kepuasan konsumen yang tinggi pada gilirannya dapat meningkatkan nilai produk di mata konsumen dan memberikan keuntungan bagi perusahaan yang menyediakan produk tersebut.

Konsep fungsi utilitas membantu memberikan pemahaman bagaimana preferensi dan kepuasan konsumen terhadap berbagai produk atau jasa dapat diukur dan dianalisis. Dengan memahami tingkat kepuasan yang diberikan oleh suatu produk, perusahaan dapat berusaha untuk meningkatkan kualitas produk dan pengalaman konsumen, yang pada akhirnya dapat berdampak positif pada nilai dan keuntungan perusahaan.

4 dari 5 halaman

Pendekatan Utilitas

Terdapat dua pendekatan utilitas, yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal, berikut penjelasannya.

1. Pendekatan Kardinal (Cardinal Utility)

Pendekatan kardinal terhadap utilitas adalah suatu cara pandang yang memungkinkan perbandingan langsung antara tingkat manfaat atau kegunaan dari berbagai produk atau layanan. Meskipun utilitas dalam pendekatan ini tidak dapat diukur dengan angka yang mutlak, konsumen bisa membandingkan kepuasan yang dirasakan antara dua atau lebih pilihan. Ini bersifat kualitatif karena nilai utilitas tidak diukur secara eksak, tetapi konsumen dapat mengatakan mana yang memberikan kepuasan lebih besar dari yang lain.

Contohnya, jika Anda merasa puas dengan membeli dua kue dengan uang Rp20 ribu, sedangkan teman Anda lebih puas dengan membeli sepiring nasi dan segelas minuman dengan harga yang sama. Ini menunjukkan perbandingan kualitatif dalam preferensi kepuasan.

2. Pendekatan Ordinal (Ordinal Utility)

Pendekatan ordinal terhadap utilitas adalah pendekatan yang mengizinkan perbandingan relatif antara tingkat manfaat atau kegunaan dari berbagai pilihan, namun tanpa memberikan ukuran absolut atau angka yang membandingkan utilitas antar pilihan. Dalam pendekatan ini, utilitas diukur secara relatif dan diberi peringkat, yang memungkinkan kita untuk menyusun pilihan-pilihan berdasarkan urutan preferensi.

Dalam pendekatan ordinal, ekonomi menggunakan skala peringkat "util" untuk membandingkan preferensi. Misalnya, Ali menganggap makan nasi goreng memberikan 10 util, sedangkan makan ikan bakar memberikan 15 util. Dalam hal ini, Ali dapat menyimpulkan bahwa makan ikan bakar lebih memuaskan daripada makan nasi goreng, meskipun tidak ada ukuran absolut tentang seberapa besar utilitas tersebut.

5 dari 5 halaman

Jenis Utilitas yang Didapatkan Konsumen

Terdapat beberapa jenis utilitas yang dapat digunakan untuk mengukur nilai utilitas yang sifatnya relatif, berikut diantaranya.

1. Utilitas Waktu (Time Utility)

Utilitas waktu mengacu pada kegunaan atau manfaat yang diperoleh dari ketersediaan produk pada waktu tertentu. Jika sebuah perusahaan mampu mengelola proses perencanaan, produksi, dan distribusi produk dengan efisien, maka konsumen dapat membeli produk tersebut ketika mereka membutuhkannya. Nilai utilitas waktu terletak pada saat produk tersebut tersedia.

Contoh: Nilai utilitas waktu terjadi saat permintaan ketupat meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri atau ketika nilai utilitas jas hujan lebih tinggi pada musim hujan.

2. Utilitas Kepemilikan (Possession Utility)

Utilitas kepemilikan terkait dengan kepuasan yang diperoleh konsumen ketika mereka memiliki suatu produk. Dalam konsep utilitas kepemilikan, nilai utilitas berkaitan dengan fakta bahwa konsumen memiliki kendali penuh atas produk setelah membelinya.

Contoh: Semua orang bisa memiliki sepatu basket, tetapi bagi seorang atlet basket, nilai utilitas kepemilikannya lebih tinggi. Hal yang serupa juga terjadi dalam karya seni, dimana hasil karya ilustrator berpengalaman memiliki nilai utilitas kepemilikan yang lebih tinggi.

3. Utilitas Tempat (Place Utility)

Utilitas tempat merujuk pada nilai yang diciptakan oleh bisnis dengan menyediakan produk di tempat yang diinginkan atau diperlukan oleh konsumen. Pemilihan lokasi strategis dapat meningkatkan nilai utilitas tempat produk tersebut.

Contoh: Jika Rumah Makan Masakan Padang didirikan di tempat asalnya di Sumatera Barat, nilai utilitas tempat mungkin tidak signifikan. Namun, jika restoran ini dibuka di lokasi strategis di Pulau Jawa, nilai utilitas tempatnya akan meningkat karena lebih mudah diakses oleh konsumen.

4. Utilitas Bentuk (Form Utility)

Utilitas bentuk adalah nilai yang dihasilkan oleh bisnis dengan menggabungkan komponen atau bahan-bahan untuk menciptakan produk dengan manfaat optimal. Nilai utilitas bentuk juga terkait dengan seberapa baik kualitas dan bentuk produk tersebut, yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen.

Contoh: Nilai utilitas bentuk terjadi ketika kayu diolah menjadi kursi atau meja dengan kualitas dan gaya terkini. Proses ini mengubah bongkahan kayu menjadi produk yang lebih fungsional dan estetis, sehingga meningkatkan nilai utilitas bentuknya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.