Sukses

Bukan Luwak atau Gajah, Kopi dari Kotoran Burung Ini Jadi yang Termahal di Dunia

Kopi ini jadi incaran banyak pecinta kopi di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Kopi menjadi salah satu minuman yang cukup sering dikonsumsi masyarakat. Tak sedikit pula orang yang meminum kopi di pagi hari agar lebih bersemangat menjalani aktivitas.

Bahkan, bagi banyak pecinta minuman berkafein ini, menjajal aneka kopi menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan. Pasalnya, para pecinta kopi ini bisa mencicipi dan membandingkan rasa kopi baik yang murah dan mahal.

Kopi Luwak dari Indonesia sendiri diketahui menjadi salah satu kopi termahal di dunia. Tak hanya itu saja, kopi Luwak juga memiliki aroma khas yang nikmat dan diakui banyak orang. Tak hanya kopi luwak saja, Black Ivory Coffee dari Thailand bahkan disebut-sebut sebagai kopi termahal di dunia.

Pasalnya, kopi arabika yang berasal dari kotoran gajah ini diketahui memiliki harga sekitar Rp 15 juta per kg. Namun, rupanya bukan Black Ivory Coffee yang jadi kopi termahal di dunia. Dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Rabu (21/6/2023), kopi termahal di dunia diketahui berasal dari kotoran burung.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berawal dari invasi Burung Jacu

Kopi dari burung Jacu kini tengah menarik perhatian banyak netizen. Pasalnya, kopi tersebut diklaim sebagai varietas kopi termahal dan dicari di dunia.

Burung Jacu sendiri diketahui merupakan burung besar berwarna hitam. Seorang pemilik perkebunan kopi Camocim, Henrique Sloper di Espirito Santo, Brasil sebelumnya dibuat panik karena invasi Burung Jacu yang menyerbu perkebunan kopinya. Dirinya pun memilih untuk menghubungi lembaga perlindungan lingkungan untuk membantu mengusir burung-burung tersebut.

Akan tetapi, rupanya pihak lembaga tidak bisa berbuat banyak. Dirinya bahkan disarankan menggunakan predator alami untuk membasmi burung besar tersebut. Namun, tentu saja hal tersebut tidaklah mudah. Sloper memilih untuk mengadopsi istilah 'jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka, bergabunglah dengan mereka'.

Sebagai pecinta kopi, Sloper pun mencoba untuk mengadopsi dan membuat kopi luwak miliknya sendiri. Bukan dari luwak, namun dirinya pun memilih membuat kopi jacu.

3 dari 4 halaman

Hilangkan kafein dalam biji kopi

Sloper diketahui harus meyakinkan para pekerjanya di perkebunan untuk memanen kotoran burung alih-alih biji kopi. Dirinya pun diketahui membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun untuk menghasilkan kopi dari kotoran burung jacu. Bahkan, kopi burung jacu ini menjadi salah satu varietas kopi yang paling dicari di dunia.

Henrique Sloper juga menyebutkan jika sistem pencernaan burung jacu luar biasa. Tak hanya menelan dan mengeluarkan biji kopi secara utuh sempurna, namun pencernaan burung ini juga menghilangkan hampir semua kafein dalam biji serta kebutuhan fermantasi. Burung tersebut juga diketahui hanya memakan biji kopi yang paling matang di perkebunan. Sehingga, aroma dan rasa kopi yang dihasilkan pun cukup sempurna.

4 dari 4 halaman

Dijual Rp 25,4 juta per Kg

Perkebunan Camocim sendiri diketahui sebagai satu-satunya yang memproduksi kopi jacu ini. Bahkan, perkebunan tersebut telah menjual kopi jacu selama satu dekade terakhir. Kopi Jacu pun dianggap sebagai salah satu kopi paling mahal dan populer.

Pasalnya, kopi ini diketahui dibanderol mulai dari Rp 25,4 juta per kilogramnya. Terlebih, kopi ini juga sangat populer dan diincar oleh negara-negara lain seperti Prancis, Jepang dan Inggris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.