Sukses

Wawancara adalah Tanya Jawab dengan Narasumber, Kenali Tujuan dan Jenisnya

Wawancara adalah tanya jawab peneliti dengan narasumber (orang yang diwawancarai).

Liputan6.com, Jakarta Wawancara adalah tanya jawab peneliti dengan narasumber atau orang yang diwawancarai. Kegiatan ini biasanya bisa kamu temui dalam berbagai acara di televisi, radio, berita di koran, hingga sekarang juga banyak bermunculan di internet, seperti di YouTube.

Tanya jawab antara pewawancara dan narasumber ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah informasi, pendapat, data, dan keterangan. Keterampilan wawancara sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki cita-cita menjadi wartawan, peneliti, hakim, dan berbagai profesi lainnya. 

Wawancara adalah keterampilan berbicara yang diperlukan di masyarakat. Kegiatan ini memang identik dengan dunia jurnalistik. Dalam menyusun karya jurnalistik, wawancara merupakan tahapan yang tak boleh dilewatkan. Wawancara sangat penting demi mendapatkan sumber data jurnalistik yang valid.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (18/12/2020) tentang wawancara adalah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Wawancara adalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.

Sederhanya, wawancara adalah tanya jawab peneliti dengan narasumber. Secara umum, kata wawancara mengacu pada percakapan satu lawan satu, antara seseorang yang bertanya atau pewawancara, dan seseorang yang menjawab atau narasumber.

Kamu juga perlu mengenali pengertian wawancara dari para ahli. Menurut Sudjana, wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara ditanya atau penjawab.

Sedangkan menurut Esterberg, wawancara adalah suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Blaxter menyatakan bahwa metode wawancara melibatkan pengajuan pertanyaan atau pembahasan hal-hal dengan orang-orang yang bersangkutan dengan penelitian. Metode ini dapat menjadi teknik yang bermanfaat dalam pengumpulan data yang mungkin tidak dapat diakses dengan menggunakan teknik-teknik observasi.

3 dari 6 halaman

Unsur-Unsur Wawancara

Unsur-unsur wawancara adalah sebagai berikut:

Pewawancara. Orang yang mencari informasi dan berperan sebagai penanya.

Narasumber. Orang yang diwawancarai atau informan. Narasumber atau informan berperan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa.

Tema. Perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan.

Waktu dan Tempat. Janji yang disepakati mengenai waktu dan tempat.

4 dari 6 halaman

Tujuan Wawancara

Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Tujuan wawancara menurut Zainal (2010) adalah sebagai berikut:

- Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.

- Untuk melengkapi suatu penelitian atau penyelidikan ilmiah.

- Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang tertentu.

5 dari 6 halaman

Jenis-Jenis Wawancara

Dilansir dari media.neliti.com, jenis-jenis wawancara adalah sebagai berikut:

Wawancara Serta Merta atau Fleksibel

Wawancara serta merta merupakan wawancara yang dilakukan dalam situasi yang alamiah. Tak heran bila kemudian prosesnya terjadi seperti obrolan biasa tanpa pertanyaan panduan khusus. Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan peneliti atau pewawancara dapat mengikuti minat dan pemikiran partisipan.

Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban. Hal ini dapat ditindaklanjuti, tetapi peneliti juga mempunyai agenda sendiri yaitu tujuan penelitian yang dimiliki dalam pikirannya dan isu tertentu yang akan digali.

Wawancara dengan Petunjuk Umum

Wawancara dengan petunjuk umum adalah wawancara dengan berpedoman pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan yang sudah dibuat terlebih dahulu. Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat data yang diperoleh tidak kaya.

Jadwal wawancara berisikan sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan sebelumnya. Tiap partisipan ditanya pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama pula. Jenis wawancara ini biasanya lebih menyerupai kuesioner survei tertulis.

6 dari 6 halaman

Langkah-Langkah Melakukan Wawancara

Menentukan topik. Sebelum melakukan wawancara, kamu harus menentukan topiknya. Misalnya kamu ingin melakukan wawancara dengan tema kesehatan, pendidikan, hiburan, olahraga, pemerintahan, hingga kedisiplinan. Penentuan topik wawancara menjadi dasar untuk menentukan narasumber yang nanti akan diwawancarai.

Menentukan narasumber. Setelah topik wawancara ditentukan, barulah narasumber dipilih. Narasumber harus dipilih sosok yang benar-benar menguasai bidangnya. Dengan begitu, informasi yang diperoleh benar-benar informasi yang akurat dan diakui kebenarannya.

Menyusun daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan disusun dengan tujuan agar wawancara dapat berjalan dengan lancar. Apabila wawancara dilakukan tanpa persiapan, apa yang seharusnya ditanyakan mungkin justru tidak ditanyakan saat wawancara berlangsung. Dengan demikian, informasi yang diperoleh pun juga tidak lengkap. Kamu bisa memulainya dengan rumus 5W+1H.

Melakukan wawancara. Dalam melakukan wawancara, ada beberapa etika yang perlu kamu ketahui:

- Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan.

- Menggunakan bahasa yang santun.

- Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut.

- Fokus pada materi wawancara.

- Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat tersinggung.

- Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada fitnah atau mengadu domba.

- Bersikap objektif dan simpatik.

Penulisan laporan wawancara. Terakhir kamu harus merangkum dan menyampaikan hasil wawancara dengan bahasa yang mudah dipahami. Hasil wawancara dituliskan dalam bentuk laporan yang biaany berbentuk narasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.