Sukses

Mengenal Penyebab Pneumonia yang Perlu Diwaspadai Beserta Gejala dan Pengobatannya

Penyebab pneumonia terjadi karena adanya infeksi virus, jamur, dan bakteri.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab pneumonia terjadi karena adanya infeksi virus, jamur, dan bakteri. Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli bisa dipenuhi cairan atau nanah sehingga menyebabkan penderitanya sulit bernapas. 

Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas. 

SARS-CoV- 2 yang menyebabkan Covid-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan pneumonia. Pneumonia akibat Covid-19 bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, salah satunya adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Pneumonia terkadang juga bisa muncul beserta penyakit paru-paru lain, misalnya TB paru.

Mengetahui penyebab pneumonia, juga dapat segera mengobatinya dengan tepat. Berikut ini penjelasan mengenai penyebab pneumonia beserta gejala dan cara pengobatannya, yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum’at (13/8/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Penyebab Pneumonia

Berikut penjelasan lebih lanjut terkait beberapa penyebab pneumonia yang perlu diwaspadai, yaitu:

1. Bakteri

Bakteri penyebab pneumonia yang paling sering menginfeksi adalah pneumokokus. Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh kuman Streptococcus pneumoniae yang jamak hidup di saluran pernapasan bagian atas. Infeksi bakteri ini biasanya menyerang penderita flu, baru menjalani operasi, menderita penyakit pernapasan karena virus, atau daya tahan tubuhnya lemah. Selain pneumokokus, bakteri penyebab pneumonia lainnya yakni:

a. Mycoplasma pneumoniae

Bakteri kecil ini menyebar luas pada orang-orang berusia di bawah 40 tahun, terutama mereka yang hidup dan bekerja dalam kondisi padat penduduk. Penyakit ini sering kali cukup ringan hingga tak terdeteksi. Kondisi ini juga disebut sebagai walking pneumonia atau pneumonia berjalan.

b. Chlamydophila pneumoniae

Bakteri ini biasanya tak hanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas di sepanjang tahun, tetapi juga pneumonia ringan.

c. Legionella pneumophila

Bakteri ini menyebabkan pneumonia berbahaya yang disebut penyakit Legionnaire. Tidak seperti pneumonia bakteri lainnya, Legionella tidak ditularkan dari manusia ke manusia.

Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri bisa dideteksi lewat pemeriksaan foto rontgen.

2. Virus

Virus yang menginfeksi saluran pernapasan bagian atas juga dapat menjadi penyebab pneumonia. Pneumonia kerap disebabkan virus flu atau influenza. Infeksi virus ini biasanya bersifat ringan dan lebih mudah disembuhkan ketimbang pneumonia yang disebabkan infeksi bakteri. Selain itu, pneumonia juga bisa disebabkan infeksi virus corona (Covid-19). Infeksi virus ini bisa ringan sampai parah dan mengancam keselamatan jiwa. Kendati infeksinya tergolong singkat, pneumonia yang disebabkan virus bisa saja lebih parah apabila terjadi infeksi sekunder bakteri.

3. Jamur

Penyebab pneumonia juga bisa berasal dari infeksi jamur Pneumocystis pneumonia. Infeksi ini biasanya dialami orang dengan gangguan kesehatan kronis atau memiliki daya tahan tubuh lemah. Terdapat beberapa jenis jamur yang bisa menjadi penyebab pneumonia, antara lain:

a.    Coccidioidomycosis

b.    Histoplasmosis

c.    Kriptokokus

Orang bisa terinfeksi pneumonia dari jamur tersebut karena kontak dengan tanah atau kotoran burung. Untuk melindungi diri dari pneumonia, setiap orang disarankan untuk divaksinasi, menjaga kebersihan, tidak merokok, dan menjaga daya tahan tubuh senantiasa prima.

3 dari 6 halaman

Gejala Pneumonia

Pneumonia biasanya diawal dengan gejala-gejala tertentu terlebih dahulu. Berikut ini gejala-gejala yang biasanya muncul, diantaranya:

1.    Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.

2.    Batuk tidak berdahak, ataupun berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.

3.    Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek.

4.    Mual, muntah, dan diare.

5.    Rasa nyeri pada otot, sendi, serta mudah lelah.

6.    Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.

4 dari 6 halaman

Faktor Risiko Pneumonia

Semua orang bisa mengalami pneumonia, tetapi ada beberapa orang yang lebih berisiko terserang pneumonia, yaitu:

1. Bayi atau anak-anak berusia di bawah 2 tahun.

2. Lansia atau yang telah berusia di atas 65 tahun.

3. Perokok, pecandu alkohol, dan pengguna narkoba.

4. Penderita penyakit paru dan saluran pernapasan, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

5. Pasien di rumah sakit, terutama pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator.

6. Orang dengan sistem imun yang lemah, misalnya penderita HIV, penderita diabetes, orang yang menjalani kemoterapi, atau penerima transplantasi organ. 

5 dari 6 halaman

Pengobatan untuk Pneumonia

Ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendiagnosis pneumonia. Mulai dari tes darah, X-ray bagian dada, hingga tes sputum. Jika hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan Anda mengalami kondisi pneumonia, pengobatan harus dilakukan untuk mengatasi penyakit ini dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

Pengobatan juga disesuaikan dengan penyebab pneumonia, kondisi kesehatan, hingga usia pengidap. Penting untuk selalu menjalankan saran dokter mengenai pengobatan bagi pengidap pneumonia. Jangan lupa mengonsumsi obat yang disarankan oleh dokter. Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan menyiapkan obat antibiotik untuk mengatasi kondisi ini. Sebaiknya konsumsi obat hingga habis dalam waktu yang disarankan dokter. Hal ini untuk mencegah pneumonia kembali kambuh.

Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diatasi dengan pengobatan antivirus. Selain itu, selama pengobatan, Anda juga perlu memenuhi kebutuhan istirahat dan gizi agar imun tubuh dapat kembali optimal. Umumnya,  lansia dan anak-anak disarankan untuk melakukan pengobatan di rumah sakit. Biasanya, pengobatan di rumah sakit akan meliputi pemberian cairan antibiotik melalui infus, terapi oksigen, hingga latihan pernapasan agar kembali optimal.

Ketika sudah dinyatakan sembuh dan disarankan menjalani pemulihan, sebaiknya hindari kontak dengan orang banyak. Perbanyak istirahat, mengonsumsi makanan sehat, dan juga memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Waktu pemulihan sangat beragam. Mulai dari beberapa minggu hingga bulan. Untuk itu, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan agar kembali optimal.

6 dari 6 halaman

Pencegahan Pneumonia

Pneumonia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:

1. Menjalani vaksinasi.

2. Memperkuat daya tahan tubuh, misalnya dengan mencukupi asupan nutrisi.

3. Menjaga kebersihan diri, misalnya rajin mencuci tangan dan tidak menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci.

4. Tidak merokok.

5. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

6. Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit batuk atau pilek.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini