Sukses

Pria Ini Nekat Kuras Bendungan Demi Ambil Ponsel Jatuh ke Air, Tuai Kontroversi

Jutaan liter air terbuang sia-sia saat kemarau imbas ponsel jatuh.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu fungsi dibangun bendungan ialah untuk menyimpan ketersediaan air. Tak heran jika selain dikenal sebagai tempat pembangkit listrik, bendungan atau waduk punya fungsi utama mengairi lahan pertanian masyarakat. Herannya ada kejadian pria sengaja menguras air bendungan hanya untuk menyelamatkan ponselnya yang jatuh ke air.

Melansir dari Oddity Central, pria india sekaligus pejabat pemerintah pengawas makanan itu dikabarkan ponselnya jatuh ke dalam air bendungan di waduk di kota Pakhanjur India. Tak berpikir panjang, ia dengan sengaja menguras bendungan untuk bisa mengambil kembali ponsel mahalnya. 

Kini pria bernama Rajesh Vishwas itu menghadapi tuntutan hukum. Mengingat kembali fungsi bendungan, pria 32 tahun itu telah melenyapkan air yang biasa mengairi lahan pertanian seluas 6 kilometer persegi (600 hektar). Dampak kekurangan air menjadi masalah lingkungan yang serius, terlebih saat musim kemarau seperti saat ini.

Kendati demikian, tak heran jika Rajesh Vishwas panik mengingat ponsel miliknya yang berharga belasan juta itu tenggelam di dalam bendungan. Berikut Liputan6.com merangkum kisah heboh pria nekat kuras bendungan untuk selamatkan ponsel melansir dari Oddity Central, Selasa (30/5/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ponsel Terbaru Seharga Rp 11 Juta Tenggelam di Bendungan

Mulanya, Inspektur makanan muda ini dilaporkan pergi piknik bersama teman-temannya di Waduk Paralkot di Pakhanjur awal bulan ini. Waduk tersebut menerima pasokan air dari bendungan terdekat, dan ketika Vishwas mencoba mengambil foto selfie dengan latar belakang air yang deras, dia tidak sengaja menjatuhkan ponsel barunya ke dalam bendungan. 

Kepanikan timbul, ia segera mendatangkan beberapa penyelam lokal untuk mencari telepon tersebut, tetapi setelah dua hari pencarian, mereka tidak berhasil menemukannya. Diketahui ponsel pria itu terbilang keluaran terbaru berjenis Samsung S23 senilai 60.781 rupee atau setara Rp 19 Juta.

Vishwas menyebutkan bahwa penduduk setempat menyarankan untuk menguras sebagian air dari bendungan agar lebih mudah mencari ponsel yang jatuh. Mulanya Vishwas menolak, akhirnya dia menyerah pada tekanan dan meminta izin kepada petugas subdivisi (SDO) untuk menguras waduk tersebut.

"Pada Selasa malam, saya menyewa pompa diesel senilai Rs 7.500 (Rp 1.3 juta) dan mengeluarkan sekitar tiga kaki air dari reservoir yang memiliki kedalaman 10 kaki selama dua hari,” kata Vishwas dalam keterangannya.

3 dari 3 halaman

Aksi Menguras Bendungan Jadi Kontroversi di Tengah Kemarau

Rajesh Vishwas kini dihadapkan oleh hukum atas aksinya menguras bendungan. Bahkan kini media setempat menyorotinya setelah aksinya itu dilakukan saat musim kemarau. 

"Melalui penyalahgunaan posisinya, Vishwas telah menyia-nyiakan lakh liter air selama musim panas. Ini adalah perilaku yang tidak dapat diterima dan tidak bisa ditoleransi," kata kolektor distrik Kanker, Priyank Shukla. 

Begitu pula Departemen Pengairan juga menyatakan kekecewaannya bahwa begitu banyak air terbuang sia-sia karena alasan yang sepele.

"Ketika orang-orang mengandalkan tanker untuk memenuhi kebutuhan air di musim panas yang panas, petugas telah menggunakan jutaan liter air yang seharusnya digunakan untuk irigasi di lahan seluas 1.500 hektar," cuit wakil presiden partai BJP di negara bagian tersebut.

Menghadapi semua kritik ini, Rajesh Vishwas membela keputusannya untuk menguras seluruh reservoir air dengan alasan bahwa smartphone Galaxy S23 barunya berisi informasi penting dari departemennya.

“Saya tidak tahu berapa banyak air yang terbuang, tetapi Anda bisa bertanya kepada penduduk desa, air tersebut hanya digunakan untuk mandi oleh mereka yang datang ke sini untuk piknik, bukan untuk irigasi atau keperluan lainnya. Media telah membesar-besarkan berita ini." pungas Vishwas.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.