Sukses

Sholat Gerhana Matahari Disebut Kusuf atau Khusuf, Lengkap Tata Caranya

Sholat gerhana matahari disebut sholat kusuf yang dihukumi sunnah muakkad atau sangat dianjurkan.

Liputan6.com, Jakarta - Sholat gerhana matahari disebut sholat kusuf atau khusuf, sebagaimana dijelaskan dalam buku berjudul Super Lengkap Shalat Sunah (2014) oleh Ubaidurrahim El-Hamdy dan Manshur El-Mubarok. Sholat gerhana ini dihukumi sunnah muakkad oleh para jumhur ulama.

Buku ini menjelaskan bahwa dalam ilmu fiqih, sholat gerhana matahari disebut sholat kusuf atau khusuf adalah sholat yang dilakukan dengan prosedur khusus sebagai respons terhadap terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan.

Rasulullah menganjurkan umat Muslim untuk melaksanakan sholat sunnah ini sebagai ibadah tambahan. Ensiklopedia Zakat untuk Umat mengutip dari Ustaz Ahmad Sarwat, Lc., MA, menegaskan bahwa gerhana matahari dalam bahasa Arab disebut Kusuf الكسوف.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang sholat gerhana matahari disebut sebagai sholat kusuf atau khusuf, lengkap tata caranya, Jumat (26/5/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sholat Kusuf atau Khusuf

“Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya.” (QS. Fushshilat ayat 37)

Rasulullah menganjurkan umat Muslim untuk melaksanakan sholat sunnah ini sebagai ibadah tambahan. Ensiklopedia Zakat untuk Umat mengutip dari Ustaz Ahmad Sarwat, Lc., MA, menjelaskan gerhana matahari dalam bahasa Arab disebut Kusuf الكسوف.

Sholat gerhana matahari disebut kusuf adalah peristiwa di mana sinar matahari terhalang sebagian atau sepenuhnya oleh bulan yang melintas di antara bumi dan matahari, terjadi pada siang hari.

“Dari Aisyah (diriwayatkan): bahwa pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW, maka ia lalu menyuruh orang menyerukan “ash-shalatu jami‘ah.” Kemudian beliau maju, lalu mengerjakan sholat empat kali rukuk dalam dua rakaat dan empat kali sujud.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Menurut buku berjudul Fikih Salat Sunah oleh Ali Musthafa Siregar dkk, sholat gerhana matahari disebut sholat kusuf dihukumi sunnah muakkad, yang berarti sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa hukum sholat gerhana matahari disebut memiliki tingkat keutamaan yang tinggi bagi umat Muslim. Oleh karena itu, sholat kusuf menjadi salah satu sholat sunnah yang sangat disarankan untuk dilakukan ketika terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan.

Sholat gerhana matahari disebut kusuf, memiliki tata cara sholat yang berbeda dari sholat sunnah lainnya, sebagaimana dijelaskan dalam buku berjudul Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet (2020) oleh Puspa Swara dan Ibnu Watiniyah.

Buku ini menjelaskan bahwa tata cara sholat kusuf dapat dilakukan secara berjamaah dengan dua rakaat, dua rukuk, dan dua sujud. Tata cara pelaksanaan sholat gerhana matahari disebut sholat kusuf sama dengan sholat gerhana bulan.

Dalam sholat gerhana, imam dianjurkan untuk membaca bacaan surah dengan suara yang dikeraskan, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim berikut ini:

جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ

 “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaharkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)

3 dari 3 halaman

Tata Caranya

Untuk memudahkan pelaksanaan sholat gerhana, berikut ini adalah tata cara sholat gerhana matahari atau kusuf yang dapat menjadi panduan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW:

  1. Niat untuk melaksanakan sholat kusuf: Sebelum memulai sholat, seseorang harus memiliki niat yang tulus untuk melaksanakan sholat gerhana matahari ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

    أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى (Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala) Artinya: "Saya niat shalat sunnah gerhana matahari sebagai imam atau makmum karena Allah semata."

  2. Takbiratul ihram dan membaca Al-Fatihah serta surat yang panjang: Setelah niat, sholat dimulai dengan mengucapkan takbiratul ihram, yaitu mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar). Kemudian, dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah dan surat yang panjang dalam rakaat pertama.
  3. Takbir dan melakukan rukuk dalam waktu yang lama: Setelah membaca surat, dilakukan takbir lagi, kemudian melakukan rukuk dengan memposisikan badan membungkuk sehingga tangan menyentuh lutut. Rukuk ini dilakukan dalam waktu yang lebih lama dari pada rukuk dalam sholat biasa.
  4. Itidal dengan membaca "samiallahuliman hamidah rabbana walakal hamdu", lalu berdiri kembali dan membaca surat yang lebih pendek daripada yang dibaca saat berdiri pertama: Setelah rukuk, tubuh diangkat kembali ke posisi berdiri dengan membaca "samiallahuliman hamidah rabbana walakal hamdu" (Allah mendengar orang yang memuji-Nya, wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji). Kemudian, membaca surat yang lebih pendek daripada yang dibaca saat berdiri pertama.
  5. Takbir, kemudian melakukan rukuk lagi dengan waktu yang lebih pendek dari rukuk pertama: Dilakukan takbir lagi, kemudian dilakukan rukuk yang waktu pelaksanaannya lebih pendek dari rukuk pertama.
  6. Membaca itidal lagi, lalu sujud. Setelah itu, duduk di antara dua sujud, kemudian sujud lagi, dan mengucapkan takbir untuk berdiri pada rakaat kedua: Setelah rukuk kedua, dilakukan itidal dengan membaca "samiallahuliman hamidah rabbana walakal hamdu", kemudian dilanjutkan dengan sujud. Setelah sujud, duduk di antara dua sujud, kemudian sujud lagi. Kemudian, dilakukan takbir untuk berdiri kembali dalam rakaat kedua.
  7. Untuk rakaat kedua, gerakan yang dilakukan sama dengan rakaat pertama, namun surat yang dibaca lebih pendek daripada rakaat pertama: Pada rakaat kedua, langkah-langkah yang dilakukan sama dengan rakaat pertama, yaitu membaca Al-Fatihah dan surat, melakukan rukuk, sujud, dan duduk di antara dua sujud. Namun, dalam rakaat kedua, surat yang dibaca lebih pendek daripada rakaat pertama.
  8. Setelah duduk tasyahud akhir, salam ditutup seperti dalam sholat pada umumnya: Setelah duduk tasyahud akhir, salam ditutup dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri seperti dalam sholat pada umumnya, sebagai tanda bahwa sholat telah selesai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.