Sukses

Solo Indonesia Culinary Festival 2023, Satukan Indonesia dan Ladang Rezeki UMKM

Pagelaran kuliner nusantara ini digelar selama 4 hari, dari tanggal 9 Maret sampai 12 Maret 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Background bernuansa merah maroon yang dikombinasikan dengan warna putih menghiasi tulisan Solo Indonesia Culinary Festival (SICF) 2023. Spanduknya berjajar rapi di sepanjang Jalan Jendral Sudirman, Solo, Jawa Tengah. 

Festival kuliner ini digelar selama 4 hari, dari tanggal 9 Maret sampai 12 Maret 2023. Mengusung tema "Ragam Cita Rasa Kuliner Nusantara Bukti Kebhinekaan Bangsa" dan dengan subtema "Cita Rasa Sate - Kuliner Nusantara."

Spanduk event kuliner terbesar di Kota Solo ini seolah mengelilingi Benteng Vestenburg. Paling mencolok adalah tulisan “GRATIS 10.000 tusuk aneka SATE.”

Hari Kamis tanggal 9 Maret 2023 tepat pukul 09.00 WIB, tempat parkir mulai terisi sepeda motor dan penjaga parkir mulai meniup peluitnya sambil mengayunkan tangan sebagai tanda dengan pesan “hati-hati masuk ke halaman.”

Daun-daun yang berserakan mulai digiring ke tepian satu per satu oleh petugas berbaju oranye hitam, yang dijuluki pahlawan kebersihan oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Berikut Liputan6.com ulas secara lengkap momentum Solo Indonesia Culinary Festival 2023, Senin (13/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Perwakilan Bumi Sriwijaya Bawakan Kopi Sriwijaya

Mobil pikap dan sepeda motor dengan beronjong yang mayoritas kelebihan muatan mulai hilir mudik di halaman depan benteng peninggalan Belanda itu. Satu sudut tenda berwarna putih dengan hiasan-hiasan bunga cukup menarik perhatian. Samar-samar terdengar ungkapan “Wong Kito Galo” dengan nada suara yang cukup tinggi, tetapi diungkap sambil tersenyum lepas.

Pagelaran Solo Indonesia Culinary Festival 2023 diikuti pula oleh Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Aroma kopi yang sangat kuat seperti memberi ucapan selamat datang ketika lewat di tenda Provinsi Sumsel ini. Mesin-mesin kopi dan kompor berjajar rapi menghiasi meja peserta yang kompak berseragam biru putih.

X Banner bertuliskan POJOK KOPI SRIWIJAYA “KOPI SUMSEL LEMAK NIAN” by Pramu Member dari Komunitas Barista dan Pelaku Usaha Kopi Sumsel (KOBAPU-KSS), seperti menjadi pelukan hangat bagi para pelanggan yang datang.

“Kopi Sriwijaya ini brand dari Pemprov Sumsel,” ungkap Ketua Umum Komunitas Barista dan Pelaku Usaha Kopi Sumsel, yang akrab disapa Ela saat ditemui Liputan6.com pada Kamis, (9/3/2023).

Untuk pertama kalinya Provinsi Sumatera Selatan mengikuti festival kuliner tahunan di Solo yang kini disebut berskala Nasional. Perwakilan “Bumi Sriwijaya” ini membawa “Kopi Sriwijaya” yang merupakan brand dari Provinsi Sumsel dengan tujuan memberdayakan industri-industri kopi yang ada di desa untuk dikenalkan kepada dunia.

“Mudah-mudahan dengan hadirnya kami di festival kuliner Solo ini dapat memberikan warna baru bagi perkopian di Indonesia, ini ada lo kopi dari Sumsel yang bermutu,” ungkap Ela sambil menunjuk satu bungkus bubuk kopi sebagai contohnya.

 

Kaos putih berbalut celemek biru tua, potongan rambut gaya “curtain” atau belah tengah dengan sematan kacamata hitam membuat barista POJOK KOPI SRIWIJAYA paling menonjol di antara banyak peserta. Sapaan akrabnya Mulia.

“Karena kopi di Sumsel itu peringkat nomor satu kalau soal kopi di Indonesia. Kita paling spesial kopi Semendoh, iya kopi Lanang juga spesial,” terang Mulia sambil fokus meracik kopi saat ditemui Liputan6.com pada Kamis, (9/3/2023).

Kopi khas Sumatera Selatan yang dipamerkan di gelaran festival kuliner skala Nasional di Solo ini, perpaduan antara Robusta dan Arabika. Racikan biji kopinya dibawa langsung dari lima daerah penghasil kopi terbesar di sana.

“Jadi kopi Sumsel itu berasal dari lima daerah. Pagar Alam, Lahat, Muara Enim (Semendoh), Empat Lawang, sama Oku Selatan,” tambah Ela meyakinkan.

3 dari 5 halaman

Festival Kuliner Jadi Ladang Rezeki Pemilik UMKM

Dari jarak 100 meter, mulai terlihat ibu berbaju warna pink dengan celana berwarna cokelat dan rambut yang digelung rapi. Ibu itu berjalan ke tenda berwarna merah sambil membawa kotak-kotak besar yang berisi ratusan tusuk sate, dibantu oleh adik laki-lakinya.

Sinar matahari mulai masuk ke setiap sudut tenda dan membuat pagi yang awalnya terasa dingin menjadi lebih hangat. Tidak langsung menata sate, penguasaha UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang khusus berdagang di setiap event ini memulainya dengan memasang banner mengelilingi tenda merahnya.

Background berwarna kuning cerah berpadu dengan tulisan berwarna hitam, merah, dan biru “SATE DAGING & JEROAN SAPI SATE KERE Bu Ratna” sukses menarik perhatian banyak pelanggan. Meski acara Solo Indonesia Culinary Festival 2023 baru dibuka pukul 19.30, tetapi warung Sate Kere ini sudah diserbu banyak pelanggan.

“Iya mbak sudah rame padahal acara belum di mulai dan belum diresmikan,” tutur pemilik warung Sate Kere, yang akrab disapa Ratna sambil mengipas-ngipas kombinasi sate gembus, sate jeroan, dan sate daging saat ditemui Liputan6.com pada Kamis, (9/3/2023).

Ibu Ratna adalah salah satu contoh pelaku UMKM di Solo yang selama lebih dari 30 tahun khusus berjualan di setiap event saja dan tidak memiliki tempat berjualan yang tetap. Menurutnya, berjualan di event jauh lebih menguntungkan daripada menetap di suatu tempat.

Solo Indonesia Culinary Festival 2023 digelar selama 4 hari, dari tanggal 9 Maret sampai 12 Maret 2023. Meski harga sewa tempat di festival ini senilai Rp3 Juta untuk 4 hari, tetapi keuntungan berjualan di tempat ini tidak perlu dihitung-hitung lagi.

“Bayarnya ini Rp3 Juta untuk empat hari dan hasilnya bisa dapat Rp10 Juta, bersihnya Rp7 Juta,” tutur Ratna sambil nyengir.

Dalam kurun waktu empat hari, Ibu Ratna bisa memperoleh keuntungan bersih hingga Rp10 Juta maksimal dan minimal Rp7 Juta. Sementara itu, dalam satu tahun beliau biasa mengikuti lebih kurang 10 event.

Menurut penjelasannya, event festival kuliner modern seperti Solo Indonesia Culinary Festival 2023 jauh lebih menjanjikan daripada berjualan di Sekaten. Jika di Sekaten sasarannya kalangan menengah ke bawah, kalau di event festival sasarannya sudah kalangan menengah ke atas.

“Di Sekaten jualan 1 bulan belum tentu bisa dapat Rp10 Juta,” tegas Ratna.

Matahari sudah lebih tinggi dari ubun-ubun, banyak pengusaha UMKM yang mulai berdatangan dan menata barang dagangannya. Mulai dari camilan tradisional, makanan khas Korea, aneka macam nasi, es teh, dan masih banyak lagi lainnya.

“Harganya sama sih standar, ya enggak dimahalin,” ungkap pengunjung SICF 2023 Pambudi saat ditemui Liputan6.com pada Kamis, (9/3/2023).

Festival kuliner di Solo disebut tempat yang pas untuk kulineran. Selain lokasinya yang strategis, banyak pengunjung setuju harga makanan-makanannya sangat normal dan tidak terlalu mahal.

“Semoga tetep ada, tetep berlangsung, memajukan UMKM,” tutur pengunjung SICF 2023 Khusnul menambahkan.

4 dari 5 halaman

Bagikan Ribuan Aneka Macam Sate Secara Gratis

Kota Solo mulai diguyur hujan lebat menjelang Maghrib, situasinya cukup mengkhawatirkan bagi para pedagang. Untungnya menjelang acara pembukaan, hujan mulai reda. Lampu panggung Solo Indonesia Culinary Festival 2023 mulai menarik perhatian banyak orang, banyak yang mulai duduk di kursi merah yang disediakan oleh panitia pelaksana.

Tenda-tenda sudah dipenuhi dengan peserta dan pelanggan. Bakaran sate sudah mulai tertata rapi mengelilingi halaman tempat festival kuliner nasional ini digelar. Ribuan sate siap dibakar!

Event tahun ini mengusung tema "Ragam Cita Rasa Kuliner Nusantara Bukti Kebhinekaan Bangsa" dan dengan subtema "Cita Rasa Sate - Kuliner Nusantara."

Ketua Panitia Pelaksana Solo Indonesia Culinary Festival 2023 Daryono mengungkapkan ada 100 stand dari industri kuliner yang hadir ikut meramaikan pagelaran festival kuliner tahun ini.

“Gastronomi City banyak sebut, ‘kami berharap Solo menjadi Ibu Kota Kuliner di Indonesia,’” katanya, Kamis, (9/3/2023).

Solo Indonesia Culinary Festival 2023 resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa yang mewakili Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

“Saya juga berharap semoga dengan adanya kegiatan ini dapat ikut serta dalam memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian Indonesia khususnya perekonomian Kota Surakarta,” tuturnya.

Banyak pengunjung mulai berjajar rapi di setiap sudut bakaran sate. Masing-masing mereka membawa lebih dari 10 tusuk sate dan kipas bambu berbentuk persegi. Asap putih mulai mengepul tinggi membuat atmosfer halaman bekas peninggalan Belanda yang sempat diguyur hujan lebat menjadi hangat.

Satu diantaranya yang tampak sangat antusias, seorang lelaki paruh baya berkacamata dengan kaos berwarna abu-abu. Ia datang ke Solo Indonesia Culinary Festival 2023 ditemani dengan istrinya dengan undangan mewakili POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Kelurahan Gandekan.

“Ya antusias. Ini kalau lihat animo masyarakat yang hadir cukup antusias, artinya beberapa event ini cukup berhasil. Dasarnya ya kehadiran dulu,” jelas Atok sambil mengipas-ngipas sate usus miliknya saat ditemui Liputan6.com pada Kamis, (9/3/2023).

5 dari 5 halaman

Kenalkan Masakan Rempah Kuat dan Fermentasi Laut

Solo Indonesia Culinary Festival 2023 tahun ini berskala nasional yang diikuti oleh peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Tidak hanya Sumatera Selatan, tetapi juga Bali, Jepara, hingga Belitung.

Jika berjalan mendekati panggung, aroma kuat rempah akan tercium dan membuat perut terasa keroncongan. Tampak banyak ibu-ibu sibuk menata aneka makanan dari kelompok UMKM dan persiapan memasak untuk mengikuti rangkaian acara Demo dan Workshop.

Ini tenda dari Kabupaten Belitung atau dulunya dikenal dengan nama Billiton, dijuluki paling unik dari tenda-tenda yang lain karena tatanan meja, piring, makanan, dan kursinya cukup berbeda. Mereka menyebut ini tata meja untuk makan “Bedulang.”

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dalam keterangan resminya, menjelaskan Bedulang berasal dari kata dulang, yang artinya nampan besar. Sehingga dapat diartikan bahwa makan bedulang adalah makan bersama dalam satu nampan besar. Makan bedulang mencerminkan keterikatan erat antara sistem sosial dan ekologi pulau Belitung.

“Kita usung konsep makan Bedulang yang filosofinya menandakan kemufakatan. Biasanya yang mudah melayani yang tua, jadi yang ngasihin pinggan (piring) dilihat tanda kehormatan yang tua. Yang ngasih nasi ke dalam piring itu yang tua karena tanda yang tua itu memberikan nafkah kepada yang lebih muda gitu. Jadi, saling balas,” jelas Kepala Bagian (Kabag) Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretaris Daerah (Setda) Pemerintah Kabupaten Belitung, Zakina saat ditemui Liputan6.com pada Kamis, (9/3/2023).

Kabupaten Belitung ikut serta di pagelaran Solo Indonesia Culinary Festival 2023 bertujuan untuk mengenalkan makanan khas Belitung, khususnya Gangan Nanas Ikan Ketarap, Ayam Bumbu Ketumbar, dan Kepiting Asap.

“Gini mbak nanasnya beda dari tempat-tempat lain, ini yang membuat tingkat airnya (Gangan Nanas) lebih sedikit dan rasa manisnya jadi lebih (lebih manis),” kata Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Belitung Suksesyadi.

Pemerintah daerah juga mengirimkan peserta yang terdiri dari koki-koki tradisional, kelompok UMKM, barista, hingga perwakilan Dinas Pariwisata.

Ada UMKM Adena sebagai rumah produksi ketam (olahan kepiting siap saji) dan sudah bersertifikat Halal, mulai dari Ketam Isi, Bakso Ikan, Nugget Ketam Isi, dan Otak-Otak Goreng. Lalu, UMKM Dina Dini yang memproduksi berbagai jenis keripik atau krispi kulit ikan khususnya terbuat dari kulit Ikan Ekor Kuning. Serta masih banyak lagi lainnya.

Selain semerbak harum rempah yang kuat, kali ini aroma kopi juga mulai ikut mendominasi tenda Kabupaten Belitung. Tampak seorang pria berambut sedikit ikal mengenakan celemek sedang sibuk meramu kopi dan susu. Barista dari Kabupaten Belitung ini akrab disapa Eko.

“Jadi memang yang kita angkat untuk festival ini adalah jenis kopi Belitung. Tapi metodenya lebih ke tradisional di mana lebih menggunakan kopi saring. Di mana seduh kopi ini biasa disajikan setelah makan Bedulang,” kata Eko menjelaskan dalam kesempatan yang sama.

Tidak hanya terkenal dengan makanan-makanan khas hasil dari fermentasi laut, tetapi Belitung juga memiliki kopi yang kualitas dan rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Julukan Belitung adalah Kota 1001 Warung Kopi. Kopi khas Belitung yang dibawa ke Solo Indonesia Culinary Festival 2023 adalah jenis Robusta.

“Jenis kopinya itu lebih ke Robusta di mana Robusta itu ketinggiannya kurang lebih kalau dihitung 60 meter di atas permukaan laut, jadi rasanya itu lebih ke pahit. Makanya kalau di Belitung itu kita minum kopi biasanya pake susu untuk penambah dari pahitnya tadi yang pekat gitu,” tuturnya menambahkan.

Solo Indonesia Culinary Festival 2023 berakhir pada hari Minggu, 12 Maret 2023. Para peserta festival kuliner nasional ini tampak gembira sekaligus haru.

Para peserta berkumpul di depan panggung, diiringi musik yang dimainkan dengan kunci tangga nada diatonis mayor. Meski momentum perpisahan, tetapi dengan iringan musik genre riang gembira yang dibawakan oleh bintang tamu, suasana menjadi lebih bahagia. Kegembiraan ini tergambar jelas dari ekspresi para peserta di depan panggung yang menikmatinya sambil berjoget bersama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.