Sukses

Ular Berkembang Biak dengan Cara Apa? Simak Penjelasannya

Ular berkembang biak dengan cara ovipar dan ovovivipar.

Liputan6.com, Jakarta - Ular adalah jenis reptil yang berkembang biak dengan dua cara. Ular berkembang biak dengan cara ovipar (bertelur) dan ovovivipar (bertelur dan melahirkan). Mayoritas spesies ular berkembang biak dengan cara ovipar.

Sementara itu, sebagian kecil spesies ular berkembang biak dengan cara ovovivipar. Contoh spesies ular yang berkembang biak dengan cara ovovivipar adalah anakonda. Ular yang berkembang biak dengan cara ovovivipar sering dianggap hewan vivipar karena terlihat seperti melahirkan.

Masa bertelur dalam tubuh induk hewan ovovivipar sama seperti pertumbuhan embrio pada hewan-hewan vivipar (beranak). Masa perkembangan embrio hewan ovovivipar tergantung pada kondisi lingkungan yang ada di dalam tubuh induknya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang ular berkembang biak dengan cara ovipar dan ovovivipar, Rabu (1/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ular Berkembang Biak dengan Cara Ovipar dan Ovovivipar

Mayoritas spesies ular berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur. Mereka ular berkembang biak dengan cara bertelur dengan meletakkannya di tempat yang cocok untuk menetas. Pada perkembangbiakan ovipar seperti ular, pembuahan terjadi secara internal dan perkembangan terjadi secara eksternal.

Ular Berkembang Biak dengan Cara Ovipar

Universitas Cokroaminoto Palopo menjelaskan ular berkembang biak dengan cara ovipar yang artinya embrio hewan ini berkembang di dalam telur dengan memanfaatkan cadangan makanan yang ada di dalam telur. Sementara itu, telur berada di luar tubuh induknya. Agar menetas, telur biasanya dierami oleh induk ular.

Kata "ovipar" berasal dari kata Latin yang menggabungkan ovum, atau "telur" dengan parere yang berarti "untuk melahirkan."

Dalam buku berjudul Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 6 Sekolah Dasar oleh Tim Sains Quadra, proses pembuahan ular dengan ovipar ada dua macam, yaitu pembuahan internal dan eksternal. Pembuahan internal adalah pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina dan pembuahan eksternal terjadi di luar tubuh induk betina.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan hal yang sama tentang ular berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur. Ovipar adalah reproduksi yang mengakibatkan telur yang dikeluarkan berkembang dan menetas di luar badan induknya.

Meski mayoritas spesies ular berkembang biak dengan cara ovipar, sebagian kecil spesies ular berkembang biak dengan ovovivipar (bertelur dan beranak) seperti ular anakonda. Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, hewan yang berkembang biak dengan ovovivipar sering dikira hewan vivipar karena terlihat melahirkan anak.

Ular Berkembang Biak dengan Cara Ovovivipar

Perkembangan embrio hewan ovovivipar sebagaimana ular berkembang biak dengan cara ovovivipar, sejatinya berlangsung di dalam tubuh. Ovovivipar adalah hewan yang menghasilkan telur dan menyimpannya di dalam tubuh induknya sampai janin berkembang sempurna dan siap menetas.

Dalam buku berjudul SERI SUPER IPA Jilid 6, dijelaskan masa bertelur dalam tubuh induk hewan ovovivipar sama seperti pertumbuhan embrio pada hewan-hewan vivipar (beranak). Masa perkembangan embrio hewan ovovivipar tergantung pada kondisi lingkungan yang ada di dalam tubuh induknya.

Sementara itu, waktu yang dibutuhkan oleh individu baru tersebut tergantung pada kondisi lingkungan yang ada di luar, karena telur pada hewan ovovivipar sudah tidak berada lagi di dalam induknya.

3 dari 3 halaman

Daur Hidup dan Jenis-Jenis Ular yang Umum

Ular berkembang biak dengan cara ovipar dan ovovivipar. Daur hidup ular yang pertama, mereka akan melakukan perkawinan di musim kawin. Ular jantan akan menyalurkan sperma ke saluran ovum ular bentina.

Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, ular selanjutnya akan menghasilkan telur dan akan dikeluarkan kurang lebih sembilan minggu. Pada proses menunggu telur dikeluarkan dari tubuh, betina akan menyiapkan sarang akan telur ular bisa menetas dengan sempurna dengan mengeraminya.

Daur hidup ular selanjutnya, bayi ular akan menetas pada waktu 45 sampai 80 hari. Mereka bayi ular bisa bertahan paling tidak dua minggu tanpa makanan dari induknya. Berikutnya, bayi ular akan terus tumbuh dan berkembang menjadi dewasa yang membutuhkan waktu paling tidak dua sampai empat tahun sesuai jenisnya.

Ini jenis-jenis ular yang perlu diketahui yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Ular Tanah

Ular ini kerap ditemukan di tanah dan bahkan penampilannya bisa mengecoh siapa pun yang melihatnya. Ular tanah paling sering ditemukan di hutan dataran rendah, lereng bukit dan daerah budidaya.

Kepala ular tanah besar, lebar, pipih, berbentuk segitiga dengan moncong yang runcing dan agak terbalik dan sangat berbeda dari lehernya. Ular tanah memiliki punggung berwarna cokelat agak kemerahan atau kemerah-jambuan.

2. Ular Weling

Di Indonesia ular ini menyebar di wilayah Sumatra, Jawa, Bali dan Sulawesi. Weling hidup di hutan-hutan dataran rendah yang lembab atau kering, hutan pegunungan, hutan mangrove, semak belukar, perkebunan, lahan pertanian, dan di sekitar permukiman.

Ular Weling termasuk salah satu ular mematikan di dunia. Ular ini punya tubuh ramping. Ukuran panjang biasanya hanya sampai sekitar 100 cm, dengan panjang maksimal berkisar 155 cm. Sisi dorsal (punggung) berbelang hitam dan putih, terdapat sekitar 30-an belang hitam dari kepala hingga ke ekor.

3. Ular Welang

Pada ular welang, belang hitamnya utuh berupa cincin dari punggung hingga ke perut. Sedangkan pada ular weling belang hitamnya hanya sekadar selang-seling warna di bagian punggung.

Ular welang menghuni wilayah-wilayah perbatasan antara hutan-hutan dataran rendah yang lembap dengan yang lebih kering, hutan-hutan pegunungan, semak belukar, rawa-rawa, daerah pertanian, perkebunan dan persawahan.

4. Ular Picung

Ular picung adalah sejenis ular rumput yang tersebar di Asia Selatan dan Tenggara. Panjang tubuh ular picung mencapai 1.3 meter dengan kepala berwarna kehijauan atau hijau zaitun danleher kemerahan. Tubuh bagian atas berwarna kecokelatan atau cokelat zaitun dan dihiasi pola menyerupai papan catur di bagian atas punggungnya.

Ular picung menghuni daerah lembab atau sekitar sumber air seperti sungai, rawa-rawa, dan kolam. Ular ini juga sering ditmukan di persawahan atau perkebunan. Ular ini merupakan jenis ular yang jarang menggigit jika tidak diusik. Namun, merupakan spesies ular yang memiliki bisa mematikan.

5. Ular Cabe

Di Indonesia, ular ini menyebar di daerah Sumatra, Kepulauan Mentawai, Jawa, dan Kalimantan. Ular cabe terutama hidup di hutan primer dan sekunder, namun sering pula didapati di kebun-kebun dan pekarangan rumah.

Ular cabe memiliki perilaku khas bila merasa terganggu, yakni memipihkan tubuhnya dan menjungkitkan ekornya sehingga bagian yang berwarna merah terlihat jelas. Ular cabe memiliki bisa yang sangat kuat dari golongan neurotoksin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.