Sukses

Parkinson adalah Penyakit yang Menyebabkan Gangguan Syaraf, Ketahui Gejalanya

Gejala umum yang ditimbulkan dari parkinson adalah hilangnya kontrol gerakan motorik yang berkelanjutan.

Liputan6.com, Jakarta Parkinson adalah salah satu penyakit yang menyebabkan gangguan syaraf tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan. Prakinston mengakibatkan beragam keluhan, seperti tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi. Kondisi ini kebanyakan diderita oleh orang usia 50 tahun ke atas, dan lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.

Berdasarkan data WHO, parkinson adalah gangguan saraf yang diderita oleh sekitar 10 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini menyerang fungsi otak yang menyebabkan hilangnya kontrol gerakan motorik berkelanjutan. Secara lebih lanjut parkinson juga dapat menyebabkan gangguan mental.

Parkinson adalah penyakit syaraf yang belum diketahui pemicunya secara pasti, namun penderita parkinson biasanya memiliki riwayat keluarga yang memiliki gangguan serupa. Berikut ulasan Liputan6.com tentang parkinson yang dilansir dari berbagai sumber, Jumat (6/1/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Parkinson adalah Penyakit Gangguan Syaraf

Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, parkinson adalah suatu penyakit degeneratif otak yang berlangsung dengan lambat pada kebanyakan orang. Gejalanya bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk timbul dan penderitanya tetap dapat hidup selama bertahun-tahun. 

Gejala umum yang ditimbulkan dari parkinson adalah hilangnya kontrol gerakan motorik yang berkelanjutan. Gangguan ini dapat disertai dengan gangguan emosi seperti depresi, hilangnya indera penciuman, gangguan lambung, gangguan kognitif, dan gangguan lain.

Dalam ilmu kedokteran parkinsonism adalah istilah yang merujuk pada kelompok gejala gangguan saraf yang menyebabkan gangguan pergerakan. Seperti yang terdapat pada parkinson, yaitu tremor, gerakan yang lambat, dan gerakan yang kaku.

Parkinson adalah gangguan yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini bersifat menahun dan progresif. Penyebab pasti parkinson tidak diketahui, tetapi beberapa faktor digadang-gadang memiliki peranan, seperti genetik, dan terpaparnya racun dalam jangka panjang. Faktor resiko parkinson ini dapat berupa umur, jenis kelamin, dan terpaparnya pasien dengan racun seperti pestisida.

Tidak ada satu pemeriksaan tunggal yang dapat mendiagnosis penyakit Parkinson. Dokter perlu menanyakan riwayat medis dan meminta pasien melakukan beberapa pemeriksaan motorik. Diagnosis parkinson terkadang bercampur dengan parkinsonism karena diagnosis ditegakkan dari pemeriksaan secara visual. Parkinson dan parkinsonism memang memiliki gejala yang hampir sama dan dapat terjadi komplikasi antara keduanya.

Pengobatan untuk parkinson dan parkinsonism pun terkadang tumpang tindih. Terapi dopaminergic (lini pertama daripada parkinson) kadang efektif pada beberapa kasus parkinsonism. Latihan olahraga regular penting untuk menjaga tonus, kekuatan, dan fleksibilitas otot. 

Beberapa terapi yang biasa digunakan untuk parkinson dan parkinsonism termasuk dari latihan fisik dan terapi bicara, antidepressant dan toxin botulinum (Botox) untuk kelainan motoriknya. Tujuan daripada terapi ini untuk meningkatkan kualitas hidup daripada mereka yang terkena penyakit ini.

3 dari 4 halaman

Gejala Parkinson

Gejala parkinson berkembang secara bertahap, umumnya gejala dimulai dengan sedikit tremor di satu tangan dan perasaan kaku di tubuh. Seiring waktu, gejala lain berkembang, dan dapat menyebabkan demensia di beberapa pasien.

Secara umum, parkinson memiliki 4 gejala utama. Masing-masing gejala ini sebaiknya tidak disepelekan dan harus diwaspadai untuk mendapat penanganan sedini mungkin.

Resting tremor 

Gejala parkinson yang pertama adalah resting tremor, yaitu gemetar pada anggota gerak tubuh. Tremor menjadi gejala Parkinson yang paling banyak dikenali dan yang paling sering membawa pasien berobat ke dokter. Gejala ini bersifat asimetris. Pada awalnya timbul pada satu sisi tubuh, namun selanjutnya dapat melibatkan kedua sisi tubuh.

Tremor juga bisa terjadi pada saat tidak melakukan aktivitas fisik. Umumnya, diawali dengan gerakan antara ibu jari dan jari telunjuk yang bergerak depan  belakang, sehingga sering juga disebut sebagai pill-rolling tremor. Meski begitu, sebanyak 20 persen penderita tidak menunjukan tremor sebagai keluhan utamanya pada saat berobat ke dokter

Bradikinesia 

Bradikinesia adalah kondisi saat terjadinya perlambatan gerak. Gejala ini sering dirasakan sebagai kelemahan anggota gerak tubuh, walaupun hasil pemeriksaan tidak menunjukan adanya kelemahan. Penderita parkinson merasa gejala ini sebagai penurunan ketangkasan anggota gerak saat melakukan aktivitas sehari-hari. 

Gejala awal yang dirasakan biasanya berupa keluhan perlambatan gerak berupa kesulitan saat akan bangun dari kursi atau bangun dari tempat tidur. Kemudian, perlambatan gerak juga terjadi pada otot-otot wajah yang dapat dikenali dengan kurangnya ekspresi wajah dan jarang berkedip. Gejala yang dirasakan pada kaki, berjalan menjadi lambat dan memiliki langkah yang kecil-kecil, pada fase lanjut tidak jarang dijumpai penderita yang freezing saat berjalan.

 

4 dari 4 halaman

Gejala Parkinson

Rigiditas

Penderita Parkinson sering mengeluhkan adanya kekakuan dalam menggerakan anggota tubuhnya ataupun dalam menggelengkan kepala yang disebut dengan rigiditas atau kaku otot dan sendi. Kekakuan pada otot dan sendi juga ditandai dengan tulisan tangan menjadi kecil-kecil (micrographia). 

Gangguan Postur dan Keseimbangan

Gejala berikutnya merupakan tambahan dari tiga gejala utama di atas yang umumnya timbul pada fase lanjut. Pada fase lanjut postur tubuh penderita Parkinson relatif lebih membungkuk, bahkan tubuh dapat terlihat kaku seperti patung. 

Gejala Lain

Penderita Parkinson juga dapat memiliki gejala lainnya, seperti hilangnya kemampuan untuk membaui sesuatu yang biasa terjadi sebai gejala awal Parkinson, bahkan timbul beberapa tahun sebelum gejala gangguan gerak bermanifestasi. Penderita Parkinson juga akan mengalami gangguan fungsi otonom, seperti sulit buang air besar, sering mengalami rasa kebelet buang air kecil, gangguan fungsi seksual.

Penderita Parkinson juga mengalami produksi air liur yang meningkat disertai oleh gangguan menelan dan perlambatan otot wajah menyebabkan penderita ini sering terlihat ngiler. Umumnya parkinson juga menyebabkan gangguan tidur.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.