Sukses

Kesepian hingga Keterbatasan Fisik, Dinkes DKI Ungkap Penyebab Depresi pada Lansia

Dinkes DKI ungkap penyebab depresi pada lansia, mulai dari kesepian hingga keterbatasan fisik. Posyandu jadi solusi menjaga kesehatan mental mereka.

Diterbitkan 12 Oktober 2025, 08:00 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa kelompok lanjut usia (lansia) sangat rentan terhadap depresi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keterbatasan fisik yang sering dialami oleh lansia. Depresi pada lansia menjadi isu penting yang perlu diperhatikan, terutama di tengah meningkatnya jumlah populasi lansia di Jakarta.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Sri Puji Wahyuni, menekankan bahwa depresi dapat muncul akibat berbagai kondisi yang dialami lansia. "Dari penyakit fisiknya bisa menyebabkan depresi juga, keterbatasan fisik, dia di rumah, ditinggal itu juga bisa depresi," ujarnya.

Salah satu penyebab utama depresi pada lansia adalah penyakit dan keterbatasan fisik. Selain itu, demensia atau penurunan fungsi kognitif juga menjadi faktor penting. "Menurut dia, selain karena penyakit fisik, penyebab lainnya, yaitu sebagian dari mereka mulai mengalami demensia (penurunan fungsi kognitif)," tambah Sri Puji.

2 dari 4 halaman

Penyebab Depresi pada Lansia

Depresi pada lansia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Penyakit dan Keterbatasan Fisik: Kondisi kesehatan yang menurun dapat memicu depresi.
  • Demensia: Penurunan fungsi kognitif dapat berkontribusi pada depresi.
  • Konflik Keluarga: Masalah dengan anggota keluarga dapat menyebabkan stres dan depresi.
  • Kesepian: Kurangnya dukungan dari teman sebaya dapat memperburuk kondisi mental lansia.

Gejala depresi pada lansia juga perlu diwaspadai. Beberapa tanda yang umum muncul antara lain kesedihan berkepanjangan, kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disukai, serta gejala fisik seperti gangguan tidur dan perubahan nafsu makan. 

"Depresi, sambung dia, dapat ditandai dengan kesedihan berkepanjangan, kehilangan minat serta gejala fisik, seperti gangguan tidur dan nafsu makan," ujar Sri Puji.

3 dari 4 halaman

Data Prevalensi Depresi di DKI Jakarta

Berdasarkan data dari Posyandu Lansia di Pancoran, Jakarta Selatan, skrining terhadap 83.832 lansia menunjukkan bahwa 1.184 lansia (1,4 persen) memiliki indikasi depresi. Indikasi ini didasarkan pada hasil Skrining Kognitif dan Depresi Lansia (SKILAS). 

"Merujuk data Posyandu Lansia di daerah Pancoran, Jakarta Selatan, dari 83.832 lansia yang telah diperiksa, ditemukan 1.184 lansia (1,4 persen) dengan indikasi depresi," kata Sri Puji.

Jumlah lansia di DKI Jakarta pada semester I-2025 mencapai 1,1 juta orang, yang merupakan sekitar 10,6 persen dari total penduduk Jakarta. 

"Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI, jumlah lansia pada semester I-2025 mencapai 1,1 juta orang, atau sekitar 10,6 persen dari total penduduk di Jakarta," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Upaya Pencegahan dan Dukungan Melalui Posyandu Lansia

Untuk mencegah depresi, Sri Puji menyarankan agar lansia aktif mengunjungi posyandu lansia. Posyandu lansia menawarkan berbagai manfaat, antara lain:

  • Informasi Kesehatan: Lansia dapat memperoleh informasi mengenai pola makan sehat dan aktivitas fisik.
  • Skrining Kesehatan: Mengetahui risiko masalah kesehatan seperti hipertensi dan diabetes.
  • Sosialisasi: Tempat bersosialisasi yang dapat mengurangi rasa kesepian.

"Agar tak mengalami depresi, Puji menyarankan agar mengunjungi posyandu lansia. Di sana, lansia bisa mendapatkan informasi pola makan sehat, aktivitas fisik, kiat menjaga kesehatan serta mencegah penyakit sesuai kondisi dan kebutuhan," pungkas

Sri Puji.

EnamPlus