Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Wanita Ini Alami Sakit Kepala Parah Tiap Kali Orgasme, Begini Diagnosis Dokter

Keluhan sakit kepala yang parah tiap kali mengalami orgasme.

Liputan6.com, India - Pasien wanita berusia 44 tahun di India, Anubha -- bukan nama sebenarnya -- mengalami sakit kepala intens tiap kali mengalami orgasme. Sakit kepala ini tidak hanya intens, tetapi juga secara signifikan memengaruhi kualitas hidupnya.

Ahli saraf, Dr Sudhir Kumar dari Apollo Hospitals, Hyderabad, mendiagnosis Anubha dengan sakit kepala yang terkait aktivitas seksual atau istilah medisnya, Headache Associated with Sexual Activity (HAWSA).

“Sakit kepala selama hubungan seksual atau setelah orgasme dapat memengaruhi satu hingga dua persen populasi," kata Dr. Sudhir Kumar, dikutip dari The South First pada Rabu, 3 Januari 2024.

Sakit Kepala Berlangsung 30-60 Menit

Anubha menuturkan, berhubungan seks bersama suaminya menyenangkan, tetapi pada akhirnya akan sangat menyakitkan Sebab, ia didera sakit kepala yang parah.

Sakit kepala terletak di bagian belakang dan itu dimulai sesaat setelah dia mengalami orgasme.

Dr. Sudhir Kumar menjelaskan, Anubha memberitahunya bahwa setiap episode sakit kepala akan berlangsung selama 30-60 menit tanpa mual atau muntah. Menariknya, Anubha tidak memiliki riwayat migrain.

Pengakuan suami mengatakan, awalnya berpikir sakit kepala yang dialami sang istri tatkala berhubungan seks bisa menjadi masalah psikologis, karena ini adalah pernikahan kedua.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kriteria Diagnosis dengan HAWSA

Dr Sudhir Kumar mendengarkan keluhan Anubha, segera mendiagnosis kondisi ini sebagai Headache Associated with Sexual Activity (HAWSA).

Kriteria diagnosis HAWSA, termasuk setidaknya dua episode rasa sakit di kepala dan/atau leher selama atau setelah aktivitas seksual.

Kriteria diagnostik lainnya meliputi rasa sakit di kepala yang meningkat intensitas dengan rangsangan seksual dan/atau memiliki intensitas eksplosif tiba-tiba tepat sebelum atau dengan orgasme.

"Rasa sakit dapat berlangsung dari satu menit hingga 24 jam dengan intensitas yang parah dan/atau hingga 72 jam dengan intensi ringan," jelas Sudhir.

"Selain itu, rasa sakit tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh diagnosis lain."

3 dari 4 halaman

Perlu Pemindaian Otak

Setelah berkonsultasi dengan Anubha beserta suaminya, Dr Sudhir Kumar memberitahu keduanya, bahwa mereka tidak perlu menderita berkepanjangan. Ada perawatan medis yang efektif yang tersedia untuk kondisi Headache Associated with Sexual Activity (HAWSA).

“Orang harus memenuhi kriteria diagnosis sebelum menyatakan bahwa mereka memiliki HAWSA," terangnya.

"Juga, mereka yang mengalami episode pertama sakit kepala setelah aktivitas seksual, mungkin memerlukan pemindaian otak untuk mengecualikan penyebab lain sakit kepala."

Pasien dengan Diagnosis HAWSA, Bukan Kasus Pertama

Dr Sudhir Kumar melanjutkan, keluhan Anubha bukanlah kasus pertama HAWSA yang dia tangani. Ia telah menemukan kasus dua pasien lain dengan gejala yang sama seperti Anubha.

Pertama, seorang wanita berusia 24 tahun yang sakit kepala serupa setelah orgasme dan selama hubungan seksual. Kedua, seorang pria berusia 30 tahun yang mengalami sakit kepala setelah masturbasi.

4 dari 4 halaman

Diberi Obat Profilaksis dan Kurangi Masturbasi

Dr Sudhir Kumar mengatakan, wanita berusia 24 tahun dengan diagnosis Headache Associated with Sexual Activity (HAWSA) diberi obat profilaksis. Sedangkan, pasien pria harus mengurangi intensitas masturbasi.

"Pasien wanita itu sedang perawatan obat profilaksis dan melakukan dengan baik, sedangkan yang pasien pria itu telah diminta untuk mengurangi frekuensi masturbasi dan direkomendasikan obat penghilang rasa sakit," imbuhnya.

Di sisi lain, orang dengan riwayat migrain lebih mungkin mengalami sakit kepala seksual. Selain itu, sakit kepala seks yang paling parah tampaknya terjadi lebih sering pada individu dengan migrain kronis atau riwayat migrain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.